memberikan kredit ke sektor usaha mikro hingga ke pedesaan. Program unggulan BRI dalam rangka membantu penyediaan modal usaha mikro adalah Kredit
Umum Pedesaan Kupedes. Kupedes disalurkan melalui BRI unit yang tersebar di desa maupun kota di seluruh Indonesia agar mudah dijangkau oleh masyarakat
dan sektor usaha mikro. Kupedes memiliki peranan dalam hal pembiayaan usaha di ketiga sektor tersebut, namun belum tentu Kupedes mempunyai keterkaitan
terhadap kinerja sektor-sektor tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk merupakan salah satu bank pemerintah yang berfokus pada bisnis yang mengarah pada pembayaran usaha mikro. Fokus
bisnis tersebut telah menempatkan BRI sebagai bank pemerintah terbesar kedua dari sisi penyaluran kredit. Sektor ekonomi yang dibiayai oleh BRI antara lain
sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, pertanian, jasa dunia usaha, dan sektor lain termasuk kredit konsumer.
Kredit merupakan salah satu kebutuhan setiap sektor untuk mendukung dan menjalankan usahanya. Salah satu jenis kredit tersebut adalah Kredit Umum
Pedesaan atau yang biasa dikenal dengan Kupedes. Kupedes merupakan produk pelayanan yang dijalankan oleh Bank Rakyat Indonesia BRI, Kupedes ini
mendekatkan kegiatannya hingga ke usaha mikro. Sektor perekonomian yang dibiayai oleh BRI dalam program Kupedes antara lain sektor pertanian tanaman,
peternakan, dan perikanan, perindustrian manufaktur dan kerajinan, perdagangan, jasa, dan golongan berpenghasilan tetap golbertap.
Lokasi yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian selain BRI Unit Parung adalah BRI cabang Bogor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tarigan 2006 didapatkan data tentang proporsi Kupedes di Kabupaten Bogor,
data tersebut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Posisi Kupedes di BRI Cabang Bogor Menurut Sektor Ekonomi, Tahun
2001-2004 dalam juta Rp
Sektor 2001
2002 2003
2004 Laju
tahun Nilai
Kredit Proporsi
Nilai Kredit
Proporsi Nilai
Kredit Proporsi
Nilai Kredit
Proporsi
Pertanian 4.040
4,26 5.009
4,49 5.719
4,80 4.355
3,19 4,77
Perindustrian 3.160
3,33 3.227
2,89 3.479
2,92 3.178
2,33 0,43
Perdagangan 41.827
44,14 49.116
44,00 57.070
47,89 70.048
51,34 18,79
Jasa lainnya 7.930
8,37 8.169
7,32 9.873
8,29 8.235
6,04 13,49
Golbertap 37.812
39,90 46.107
41,30 43.023
36,10 50.611
37,10 10,96
Total 94.769
100,0 111.628
100,00 119.164
100,00 136.427
100,00 12,73
Sumber : BRI Cabang Bogor dalam Tarigan, 2006.
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa proporsi Kupedes terbesar pada BRI Cabang Bogor disalurkan ke sektor perdagangan, dengan proporsi mencapai 44
hingga 51 persen. Posisi kedua terbesar adalah golongan berpenghasilan tetap golbertap dengan proporsi mencapai 36 hingga 41 persen. Sektor industri dan
pertanian menempati urutan kedua terakhir, kedua sektor ini mendapatkan proporsi terkecil. Kupedes seharusnya disalurkan ke sektor usaha yang produktif,
seperti pertanian dan industri dan bukannya ke golbertap yang sifatnya lebih konsumtif. Sektor industri dan pertanian mempunyai peranan yang besar, karena
dengan berkembangnya sektor tersebut maka akan meningkatkan lapangan pekerjaan dan juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Selain melihat proporsi Kupedes di BRI cabang Bogor, dapat dilihat juga proporsi penyaluran Kupedes yang diberikan BRI Unit di wilayah Kabupaten
Bogor. Data penyaluran Kupedes di BRI Unit Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sebaran Kupedes Per Sektor di BRI Unit Kabupaten Bogor, Tahun 2004 dalam juta Rp
No. BRI Unit
Pertanian Industri
Perdagangan Jasa lainnya
Total
1 Jasinga 194
111 1.886
902 3093
2 Cigudeg 25
5 2.835
1.131 3.996
3 Leuwliang 67
105 2.674
2.345 5.191
4 Cibungbulang 592
73 2.878
789 4.332
5 Ciampea 211
139 2.747
1.154 4.251
6 Ciomas 21
135 8.124
2.687 10.967
7 Cijeruk 208
128 2.435
2.217 4.988
8 Cisarua 26
74 1.496
1.730 3.326
9 Cibinong 47
43 2.719
7.860 10.669
10 Citeureup -
362 2.935
2.085 5.382
11 Gunung putri -
10 3.159
4.097 7.266
12 Jonggol 94
48 2.943
973 4.226
13 Semplak 479
314 2.115
5.476 8.384
14 Parung 691
230 3.009
1.201 5.131
15 Parung Panjang 98
137 2.062
1.390 3.687
16 Harjasari 85
80 2.117
5.657 7.939
17 Bojong Gede 18
73 1.854
1.146 3.091
18 Kedung Halang 60
157 2.431
2.600 5.248
19 Cipayung 233
71 2.440
817 3.561
20 Purbasari 138
128 3.396
1.623 5.285
21 Cileungsi 117
144 2.607
1.623 4.500
22 Cariu 494
67 2.084
974 3.619
23 Warung Jambu 195
278 3.470
2.868 6.811
Jumlah 4.093
2.912 64.416
53.345 124.943
Persentase 3,28
2,33 51,56
42,70 100,00
Sumber : BRI dalam Tarigan 2006.
Berdasarkan data pada Tabel 5, BRI Unit Parung menyalurkan Kupedes ke sektor pertanian jauh lebih besar dibanding BRI Unit lain setelah sektor
perdagangan. Salah satunya penyebab tingginya tingkat kebutuhan di sektor pertanian adalah masih banyak usaha pertanian di daerah tersebut, seperti tani
ikan. Pemberian Kupedes di BRI Unit Parung juga merata ke semua sektor usaha. Pada tabel di atas, BRI unit Parung menyalurkan Kupedes ke sektor
pertanian jauh lebih besar di banding BRI Unit lain, yaitu sebesar Rp 691.000.000 dan berada diurutan pertama. Sektor perdagangan menerima Kupedes lebih besar
yaitu Rp 3.009.000.000, berada di urutan keempat. Sektor industri menerima Kupedes sebesar Rp 230.000.000 dan berada di urutan keempat. Berdasarkan
data tersebut, BRI Unit Parung menyalurkan Kupedes cukup merata di ketiga sektor tersebut di banding BRI Unit lain di wilayah Kabupaten Bogor, dengan
total Kupedes yang disalurkan sebesar Rp 5.131.000.000 yang berada di urutan ke 11.
Berdasarkan data tahun 2008, pada BRI Unit Parung terjadi penurunan jumlah pinjaman dalam sektor pertanian dan industri. Pada Tabel 6 akan
dijelaskan perkembangan laju pinjaman di BRI Unit Parung pada tahun 2008. Tabel 6. Perkembangan Jumlah Kupedes Per Sektor di BRI Unit Parung, Bulan
Januari-Maret 2008
Sektor Pinjaman Juta Rp
Jan 2008 Feb 2008
Mar 2008 Laju
Pertanian 183,42
175,03 161,57
-4,20 Industri
1003,78 66,40
177,46 -44,80
Perdagangan 5058,43
5981,78 6408,63
7,74 Jasa
129,37 90,57
138,35 2,51
Golbertap 1805,07
145,32 91,13
-83,95
Total
8630,06 7056,08
6977,15 -7,29
Sumber : BRI Unit Parung, 2008.
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa laju perkembangan pinjaman Kupedes di BRI Unit Parung pada bulan Januari hingga Maret 2008, berdasarkan data
tersebut maka sektor perdagangan merupakan sektor yang memiliki laju perkembangan Kupedes paling besar, yaitu sebesar 7,74 persen. Sektor jasa
berada di urutan kedua dengan laju pinjaman sebesar 2,51 persen, sedangkan sektor pertanian dan industri mengalami penurunan dengan laju masing-masing
sebesar 4,20 persen dan 44,80 persen.
Selain jumlah pinjaman, dapat diketahui juga perkembangan jumlah nasabah yang menerima Kupedes di BRI Unit Parung. Jumlah nasabah pada
sektor pertanian dan industri juga mengalami penurunan. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Perkembangan Nasabah Kupedes Per Sektor di BRI Unit Parung, Bulan Januari-Maret 2008
Sektor Jumlah Nasabah
Jan 2008 Feb 2008
Mar 2008 Laju
Pertanian 24
22 19
-7,69 Industri
38 25
18 -24,69
Perdagangan 690
735 791
4,56 Jasa
31 13
22 -13,64
Golbertap 286
43 26
-73,24
Total 1069
838 876
-6,93
Sumber : BRI Unit Parung, 2008.
Pada Tabel 7 dapat diketahui laju perkembangan jumlah nasabah, sektor perdagangan memiliki jumlah nasabah yang selalu meningkat, yaitu sebesar 4,56
persen. Perdagangan merupakan sektor yang diminati oleh BRI dan jumlah nasabahnya termasuk yang paling besar dibanding sektor pertanian dan industri.
Besarnya nasabah di sektor perdagangan dikarenakan lokasi BRI Unit Parung yang dekat dengan pasar parung.
Laju jumlah nasabah sektor industri dan pertanian mengalami penurunan dengan nilai masing-masing 24,69 persen dan 7,69 persen untuk pertanian.
Berdasarkan hal tersebut, akan dianalisis apakah menurunnya nilai Kupedes dan jumlah nasabah disebabkan kinerja yang dimiliki oleh kedua sektor setelah
menerima Kupedes lebih rendah dibanding sektor perdagangan. Selain itu, apakah penerimaan Kupedes mempunyai keterkaitan terhadap kinerja di masing-masing
sektor tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Novitasari 2006 di BRI Unit Kreo, Tanggerang, didapatkan perubahan pendapatan yang diterima oleh
debitur Kupedes. Perubahan pendapatan tersebut diukur pada waktu yang sama dengan membandingkan pendapatan sebelum dan setelah meminjam Kupedes,
kedua data tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Tingkat Perubahan Pendapatan Rata-rata Sebelum dan Sesudah
Menerima Kupedes Berdasarkan Sektor Tahun 2004-2005 Sektor Usaha
Sebelum Kredit Rp
Sesudah Kredit Rp
Perubahan Pertanian
7.200.000 9.360.000
30,00 Industri
18.000.000 21.660.000
20,33 Perdagangan
19.504.000 27.422.480
40,59 Jasa komersial
13.054.286 17.777.143
36,18 Total
57.054.086 76.219.623
31,96 Sumber : Novitasari, 2006.
Pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa pendapatan nasabah sebelum dan setelah menerima kredit mengalami perubahan, namun apakah perubahan tersebut
dikarenakan dengan menerima Kupedes. Tingkat perubahan pendapatan terbesar berada di sektor perdagangan, secara keseluruhan rata-rata perubahan pendapatan
yang diterima debitur setelah meminjam Kupedes sebesar 31,96 persen. Selain dari pendapatan, maka akan dilihat keterkaitan Kupedes terhadap perubahan nilai
laba, asset, persediaan, biaya operasi dan rumah tangga, apakah Kupedes mempunyai keterkaitan terhadap faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu, penelitian
ini dilaksanakan untuk menganalisis performance business debitur di sektor pertanian, perdagangan, dan industri setelah menerima Kupedes.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diperoleh perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana penyaluran Kupedes di BRI Unit Parung?
2. Bagaimana karakteristik dan profil usaha responden?
3. Apakah penerimaan Kupedes mempunyai keterkaitan terhadap
performance business debitur dalam sektor perdagangan, industri, dan
pertanian? 4.
Bagaimana perbandingan rasio aktivitas dan profitabilitas debitur Kupedes dalam sektor perdagangan, industri, dan pertanian di BRI Unit Parung?
1.3 Tujuan Penelitian