Refluks Destilasi uap TEKNIK EKSTRAKSI

19

1. Refluks

Refluks adalah teknik ekstraksi dengan menggunakan panas. Kelebihan dari refluks adalah dapat mempercepat proses ekstraksi, dan mendapatkan komponen bahan lebih banyak rendemen lebih besar. Pengaplikasian panas dapat meningkatkan kelarutan bahan dan membuat komponen-komponen didalamnya lebih mudah terekstrak Adawiyah, 1998. Selain itu, penggunaan panas juga lebih mendekati pada aplikasi sehari-hari, yaitu rempah sering digunakan sebagai bumbu dan dalam pengolahannya biasanya melalui proses pemasakan panas. Kekurangannya adalah resiko terjadinya kerusakan komponen yang terekstrak karena terkena panas. Untuk memperkecil resiko, maka refluks dilakukan dengan waktu yang lebih singkat. Selain itu, pemilihan pelarut yang digunakan juga dapat mengurangi kerusakan oleh panas. Pelarut yang baik digunakan pada cara panas adalah pelarut organik dengan titik didih lebih rendah daripada air, seperti benzena Pomeranz dan Meloan, 1994. Pada refluks, baik tunggal ataupun bertingkat, bahan diekstraksi pada suhu tinggi selama 3 jam. Cairan kemudian disaring dan bahan diekstraksi kembali selama dua jam. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rendemen Adawiyah, 1998. Gambar alat refluks dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Destilasi uap

Destilasi adalah cara ekstraksi yang telah dikenal sejak dahulu kala dan digunakan secara luas selama ribuan tahun. Awalnya alat yang terdiri dari evaporator dan kondensor banyak digunakan untuk mendapatkan konsentrat dari minuman beralkohol. Destilasi dapat diartikan sebagai proses yang memisahkan dua atau lebih campuran 20 bahan yang memiliki titik didih yang berbeda. Pemisahan terjadi dengan mengeluarkan komponen volatil Kister, 1992. Untuk mendapatkan minyak atsiri, dilakukan destilasi uap. Destilasi uap adalah salah satu jenis ekstraksi tanpa menggunakan panas. Pada metode ini, air sebagai sumber uap panas berada pada ketel yang berbeda yang kemudian dialirkan dari bejana uap ke dalam bahan Ketaren, 1985. Setelah bahan banyak teruapkan, maka bahan akan mendidih kemudian air dan minyak naik melalui tabung dan mengalami kondensasi. Distilat yang diperoleh terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan minyak dan lapisan air. Dengan demikian minyak dapat dipisahkan dari air Mulia, 2000. Ekstraksi minyak atsiri dengan metode destilasi uap memiliki beberapa kelemahan, yaitu: 1 tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya panas dan air, 2 minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas, 3 komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi, dan 4 bau minyak sedikit berubah dari bau wangi alamiah Ketaren, 1985.

3. Ekstraksi dengan pelarut organik