SENYAWA ANTIMIKROBA TINJAUAN PUSTAKA A. KULIT KAYU MESOYI

22 digunakan sebagai pelarut dan bahan bakar. Titik didih pelarut ini adalah 64.7°C. Metanol bersifat polar dan karenanya akan mengekstrak komponen-komponen polar dari bahan Anonim c , 2006.

C. SENYAWA ANTIMIKROBA

Senyawa antimikroba adalah senyawa biologis atau senyawa kimia yang digunakan dalam dosis kecil dengan tujuan untuk mencegah ataupun menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba Ray, 2001. Senyawa ini terdapat didalam bahan pangan dengan berbagai cara. Beberapa diantaranya terdapat secara alamiah, ditambahkan dengan sengaja, ataupun terbentuk selama pengolahan atau oleh mikroorganisme yang tumbuh selama fermentasi Fardiaz, 1992. Dalam bidang pangan, senyawa antimikroba umumnya digunakan sebagai senyawa aditif untuk mencegah pembusukan makanan karena adanya pertumbuhan mikroba Branen, 1993. Senyawa antimikroba yang ditambahkan pada makanan untuk mengawetkan harus mempunyai beberapa kriteria ideal, antara lain memiliki aktivitas antimikroba, aman untuk dikonsumsi manusia, ekonomis, tidak menyebabkan perubahan kualitas makanan, memiliki aktivitas antimikroba yang baik pada kondisi lingkungan makanan, efektif pada dosis kecil, serta bersifat membunuh daripada menghambat pertumbuhan mikroba Ray, 2001. Pemilihan senyawa antimikroba pangan yang baik didasarkan pada kemampuannya menghambat jenis- jenis mikroba. Biasanya senyawa antimikroba yang dapat menghambat lebih banyak bakteri, baik bakteri pembusuk ataupun patogen spektrum penghambatan yang luas lebih diharapkan Branen, 1993. Penghambatan terhadap bakteri uji dapat bersifat bakterisidal ataupun bakteristatik. Bakteristatik artinya dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara cukup signifikan, dan bila bahan penghambat dihilangkan maka bakteri akan pulih dan dapat tumbuh kembali Prescott 23 et al. , 2003. Bakterisidal dapat diartikan sebagai bahan yang dapat membunuh bakteri yang menjadi target. Aktivitas dari senyawa yang bersifat bakterisidal sangat tergantung pada konsentrasi antimikroba yang digunakan Prescott et al., 2003. Fakta yang menunjukkan adanya hubungan antara rempah-rempah dengan mikrobiologi diantaranya adalah: 1 beberapa rempah diketahui memiliki aktivitas antimikroba, 2 rempah-rempah dapat menstimulasi metabolisme mikroorganisme, 3 rempah-rempah menjadi berjamur bila disimpan pada tempat dengan kelembaban tinggi, dan 4 terkadang rempah mengandung mikroba secara alami Farkas, 2000. Rempah- rempah dan ekstrak-ekstrak tanaman telah banyak diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Kayu manis, bawang putih, bawang bombay, jahe, dan banyak rempah lainnya telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba. Hal ini membuka jalan untuk banyak penelitian yang bertujuan mempelajari kemungkinan penggunaan bahan alami sebagai pengawet Ray, 2001. Senyawa antimikroba dapat menyebabkan kerusakan sel bakteri dengan beberapa cara. Secara umum mekanisme kerja antimikroba dalam menghambat mikroba adalah: 1 bereaksi dengan membran sel, 2 inaktivasi enzim esensial, dan 3 mendestruksi atau menginaktivasi fungsi dari materi genetik Davidson, 1993.

D. KARAKTERISTIK MIKROBA PATOGEN DAN MIKROBA PEMBUSUK MAKANAN