Ekstrak etanol kulit kayu mesoyi

78 mesoyi tidak mengandung eugenol. Eugenol merupakan senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba dan termasuk dalam golongan fenol. Hal ini sesuai dengan hasil uji fitokimia dimana uji terhadap minyak atsiri kulit kayu mesoyi menunjukkan hasil fenol yang negatif. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat telah meneliti sifat fisik senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri mesoyi dari beberapa sampel minyak atsiri kulit kayu mesoyi seperti tertera pada Tabel 10. Tabel 10. Karakteristik minyak atsiri kulit kayu mesoyi Nilai Karakteristik Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Berat jenis 25°C 0.9860 0.9767 0.9795 0.9840 0.9855 Indeks bias 25°C 1,4726 1.4747 1.4720 1.4715 1.4734 Putaran optik -88°48’ 97°24’ 89°30’ -82°20’ -86°30’ Bilangan asam 5.20 26.96 20.50 8.15 6.40 Sampel 1-5 diperoleh dari sumber yang berbeda Sumber: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat tidak dipublikasikan

b. Ekstrak etanol kulit kayu mesoyi

Ekstrak etanol kulit kayu mesoyi menunjukkan hasil yang positif terhadap adanya senyawa dari golongan fenol dan terpenoid. Menurut Pelczar et. al. 1993, komponen utama pada rempah yang telah diketahui memiliki aktivitas antimikroba adalah komponen fenolik. Komponen fenolik merupakan komponen yang banyak terdapat di alam. Fenol merupakan senyawa yang digunakan sebagai antimikroba dan antiseptik sejak tahun 1867, yaitu untuk membersihkan alat-alat operasi Davidson, 1993. Senyawa fenolik diketahui memiliki aktivitas antimikroba dengan beberapa mekanisme penghambatan. Mekanisme fenol dalam menghambat bakteri P. aeruginosa adalah dengan bereaksi dengan komponen fosfolipid pada membran sel yang menyebabkan meningkatnya 79 permeabilitas. Fenol juga diketahui dapat mempengaruhi enzim yang dimiliki oleh E. coli, yaitu dehidrogenase dan oksidase Davidson, 1993. Selain itu, fenol diketahui menghambat pertumbuhan mikroba dengan meningkatkan permeabilitas membran sel. Permeabilitas membran sel mikroba berubah karena fenol mengganggu sistem transport, transport elektron, dan produksi energi Ismaeil dan Pierson, 1990. Komponen fenolik terkandung dalam banyak tanaman dan buah yang telah menjadi konsumsi manusia sehari-hari, karenanya komponen fenolik merupakan komponen pengawet yang lebih aman dibandingkan pengawet sintetik Davidson dan Naidu, 2000. Etanol 70 diketahui dapat mengekstrak flavonoid dengan baik. Walaupun begitu, uji fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak etanol menunjukkan hasil flavonoid yang negatif. Flavonoid dan tanin merupakan senyawa yang termasuk kedalam senyawa fenolik. Hal ini berarti senyawa fenolik yang terkandung dalam ekstrak etanol kulit kayu mesoyi tidak termasuk dalam kelas flavonoid dan tanin. Menurut Ketaren 1985 senyawa fenolik yang terkandung di dalam kulit kayu mesoyi adalah eugenol. Eugenol diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Eugenol dapat menghambat pertumbuhan B. subtilis dengan total mikroba 1x10 5 CFUml pada konsentrasi 0.06 vv setelah diinkubasi pada suhu ruang selama 72 jam. Selain itu eugenol juga diketahui sebagai zat antimikroba paling efektif dibandingkan timol, anetol, dan mentol dalam menghambat Salmonella Thypimurium, S. aureus, dan V. parahaemolyticus Davidson dan Naidu, 2000. Hasil uji fitokimia juga menunjukkan bahwa seperti minyak atsiri, ekstrak etanol kulit kayu mesoyi mengandung terpenoid Tabel 9. Hal ini mungkin terjadi karena terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa. Terpenoid pada tanaman dapat berupa monoterpena dan seskuiterpena yang mudah menguap C 10 dan C 15 , diterpena yang lebih sukar menguap C 20 , dan senyawa yang tidak menguap, yaitu triterpenoid dan sterol C 30 , serta pigmen karotenoid C 40 Harborne, 1996. 80 Pada penelitian ini, ekstrak etanol didapat melalui ekstraksi pada suhu tinggi dan dihembus dengan gas N 2 , karenanya terpenoid yang terkandung di dalam ekstrak etanol tidak mungkin monoterpena dan seskuiterpena. Selanjutnya menurut Harborne 1996 triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang-kurangnya empat golongan, yaitu: 1 triterpena sebenarnya, 2 steroid, 3 saponin, dan 4 glikosida jantung. Hasil uji fitokimia menunjukkan negatif terhadap keberadaan steroid dan saponin di dalam ekstrak etanol kulit kayu mesoyi, karenanya terpenoid yang terkandung di dalam ekstrak etanol diduga termasuk dalam golongan diterpena, triterpena sebenarnya, glikosida jantung, atau karotenoid. 81

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.

KESIMPULAN Mesoyi adalah tanaman rempah khas Indonesia yang belum banyak dimanfaatkan dan banyak tumbuh di Indonesia Timur terutama di Irian Jaya. Efek antiinflamasi, analgetik, dan penggunaan mesoyi secara tradisional sebagai obat menjadi dasar untuk perlunya dilakukan penelitian lain, antara lain menguji efek antimikroba beberapa jenis ekstrak kulit kayu mesoyi. Rendemen ekstrak air, ekstrak etanol, minyak atsiri, ekstrak heksan, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol kulit kayu mesoyi berturut-turut adalah 7.80 ww, 8.93 ww, 2.04 vw, 1.69 ww, 1.47 ww, dan 1.52 ww. Hampir semua ekstrak kulit kayu mesoyi memiliki spektrum penghambatan yang luas karena mampu menghambat semua bakteri uji, kecuali ekstrak air dan ekstrak metanol. Ekstrak air tidak memiliki aktivitas antimikroba, sedangkan ekstrak metanol tidak mampu menghambat pertumbuhan E. coli. Perbedaan ekstrak yang diujikan, bakteri uji yang digunakan, dan interaksi yang terjadi diantaranya memiliki pengaruh yang nyata p0.05 terhadap nilai diameter penghambatan. Bakteri uji yang paling sensitif terhadap ekstrak-ekstrak kulit kayu mesoyi adalah Salmonella Thypimurium, sedangkan bakteri yang paling tahan adalah E. coli. Ekstrak kulit kayu mesoyi yang memiliki aktivitas antimikroba paling baik adalah ekstrak etil asetat dan minyak atsiri, sedangkan ekstrak kulit kayu mesoyi yang paling tidak efektif adalah ekstrak air. Ekstrak yang dipilih untuk diuji lanjut adalah ekstrak etanol dan minyak atsiri. Nilai MIC ekstrak etanol terhadap Bacillus cereus sebesar 0.557 ww, sedangkan nilai MIC minyak atsiri terhadap bakteri uji Salmonella Typhimurium adalah 0.005 ww. Uji fitokimia terhadap ekstrak etanol dan minyak atsiri kulit kayu mesoyi membuktikan bahwa ekstrak etanol mengandung fenol dan terpenoid, sedangkan minyak atsiri kulit kayu mesoyi mengandung terpenoid.