Fenol Flavonoid UJI FITOKIMIA

35 berdasarkan asal biosintesis, sifat kelarutan, dan adanya gugus kunci tertentu Harborne, 1996. Uji fitokimia biasanya memiliki kegunaan dalam fisiologi tumbuhan, patologi tumbuhan, ekologi tumbuhan interaksi antara tumbuhan dengan lingkungan, paleobotani tumbuhan berperan dalam menguji hipotesis tentang fosil, dan genetika tumbuhan Harborne, 1996. Pada bidang fisiologi tumbuhan, uji fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi baik secara awal ataupun lanjut senyawa-senyawa yang menyusun tanaman, seperti penentuan struktur, asal-usul biosintesis, dan fungsi kerja senyawa tersebut dalam tanaman. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui metabolit sekunder dari tumbuhan. Beberapa jenis metabolit sekunder memiliki aktivitas antimikroba Naidu, 2000. Metabolit sekunder tanaman yang banyak terdapat pada batang, daun, kayu, bunga, dan buah antara lain adalah saponin, flavonoid, fenol, alkaloid, steroid dan terpenoid, serta tanin.

1. Fenol

Fenol merupakan senyawa yang memiliki sebuah cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Fenol dan turunannya memiliki sifat cenderung larut dalam air Suradikusumah, 1989. Fenol merupakan senyawa yang penting karena merupakan kelas besar diantara senyawa-senyawa penyusun tanaman. Senyawa fenolik terdiri atas ribuan struktur. Beberapa senyawa fenol yang banyak ditemukan di tanaman dapat dilihat pada Tabel 3. Komponen antimikroba yang terkandung dalam fraksi-fraksi minyak esensial rempah-rempah banyak mengandung komponen jenis fenol Beuchat, 1994. Komponen fenolik dari tanaman yang memiliki aktivitas antimikroba dapat dilihat pada Tabel 4. 36 Tabel 3. Komponen fenolik yang ditemukan dalam tanaman Nychas, 1994 Senyawa fenol Sumber Senyawa fenol Sumber Asam benzoat Rempah-rempah Isovanilin Alpukat Kafein Teh, kopi Katekin Kulit anggur, teh Eugenol Kayu manis Vanilin Vanila Tanin Anggur, teh, rempah-rempah Asam hidrobenzoat Wortel Tabel 4. Komponen fenolik tanaman dan aktivitas antimikrobanya Davidson dan Naidu, 2000 Sumber Senyawa fenolik Spektrum antimikroba Nigella sativa L. Timohidrokuinon Bakteri Gram positif Anethum graveolens L. Minyak atsiri Saccaromyces vini Ducrosia anethifolia α-pinen limonen Bakteri Gram positif, khamir Thymus vulgaris Minyak atsiri Enterobakteria patogen Ocimum sp. Minyak atsiri E. coli , S. aureus Melaleuca alternifolia Linalool terpinen E. coli , S. aureus Mekanisme antimikroba senyawa fenolik adalah mengganggu kerja di dalam membran sitoplasma mikroba. Termasuk diantaranya adalah mengganggu transpor aktif dan kekuatan proton Davidson, 1993. Fenol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan protein Suradikusumah, 1989. Hal ini sesuai dengan Juven et al. 1994 yang menyatakan bahwa thymol dapat bereaksi dengan kandungan protein membran sitoplasma Salmonella Thypimurium. Kompleks ini membuat perubahan permeabilitas membran sel mikroba dan membuat Salmonella Thypimurium dapat dihambat.

2. Flavonoid

Flavonoid banyak terdapat dalam buah-buahan, sayuran, kacang- kacangan, biji-bijian, akar, dan bunga Middleton dan Kandaswami, 37 1994. Flavonoid merupakan bagian dari fenol. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, dalam bentuk aglikon maupun terikat pada gula sebagai glikosida Harborne, 1996. Flavonoid memegang peranan penting dalam biokimia dan fisiologi tanaman, diantaranya berfungsi sebagai antioksidan, penghambat enzim, dan prekursor bagi komponen toksik Middleton dan Kandaswami, 1994. Flavonoid pada tumbuhan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, mengatur fotosintesis, mengatur kerja antimikroba dan anti-virus, dan mengatur kerja anti-serangga Robinson, 1995. Selain itu, banyak dari jenis flavonoid merupakan pigmen tanaman, seperti antosianin, flavonol, dan kalkon Harborne, 1987. Flavonoid merupakan golongan yang penting karena memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas dengan mengurangi kekebalan pada organisme sasaran Naidu, 2000. Flavonoid juga penting dalam teknologi pangan karena turut serta dalam meningkatkan kualitas sensori dan nutrisi dari buah dan produk-produk pangan dari buah-buahan. Flavonoid memiliki kerangka dasar yang terdiri dari 15 atom karbon, dengan dua cincin benzen terikat dan membentuk struktur C 6 -C 3 -C 6 Suradikusumah, 1989. Isoflavon merupakan jenis flavonoid yang banyak terdapat pada tanaman dan memiliki aktivitas antimikroba yang paling tinggi dibandingkan jenis flavonoid lainnya. Sebagai contoh isoflavon dapat menghambat pertumbuhan kapang dan membantu dalam mengontrol wabah penyakit Naidu, 2000.

3. Saponin