5.2.9.2 Koperasi Perikanan
Koperasi Mina Jaya adalah koperasi perikanan di Kabupaten Kendal yang beranggotakan para nelayan termasuk didalamnya juragan dan ABK. Koperasi Mina
Jaya ini, mempunyai unit usaha simpan pinjam dan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan TPI. Para anggota dapat meminjam dana melalui koperasi dengan syarat yang sangat
mudah, yaitu hanya dengan memberikan agunan. Agunan yang digunakan berupa sertifikat dan BPKB. Selain mempunyai unit usaha, koperasi ini juga menyediakan
layanan jasa untuk para anggotanya, diantaranya adalah bantuan sosial, misalnya bantuan biaya pengobatan, memberikan asuransi kematian untuk para nelayan dan menyediakan
dana paceklik. Sampai saat ini, koperasi Mina Jaya telah memiliki jumlah anggota penuh
sebanyak 2.357 orang yang merupakan pelaku perikanan di Kabupaten Kendal dan tersebar di 6 kecamatan dan berada di 25 desa nelayan yang berada di sepanjang pantai
Kabupaten Kendal. Jumlah karyawan KUD Mina Jaya sampai akhir tahun 2003 berjumlah 27 orang dengan perincian 8 orang sebagai karyawan di kantor KUD dan 19
orang yang bertugas di Tempat Pelayanan Simpan Pinjam TPST KUD Mina Jaya. Kekayaan bersih atau modal KUD Mina Jaya pada tahun 2004 mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2003, yaitu sebesar Rp.176.327.414,99 pada tahun 2003 turun menjadi Rp.149.941.820,42 pada tahun 2004. Sisa Hasil Usaha SHU yang diterima
oleh masing-masing anggota KUD Mina Jaya pada akhir tutup buku tahun 2004 adalah sebesar Rp.690.100,00. Koperasi Mina Jaya yang berada di bawah binaan Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal ini juga melakukan kerja sama dengan kelembagaan lain, seperti kerjasama dengan BRI, BPD dan Lembaga Keuangan Mikro
lainnya. Perkembangan Koperasi Mina Jaya tidak terlepas dari permasalahan dan
hambatan yang dihadapi. Hambatan yang sangat mempengaruhi perkembangan Koperasi Mina Jaya adalah kurangnya kesadaran dan disiplin dari masyarakat khususnya anggota
akan arti pentingnya koperasi itu sendiri, sehingga menyebabkan kurangnya peran serta anggota dalam menjalankan koperasi. Permasalahan yang dihadapi adalah lemahnya
peraturan daerah tentang larangan penggunaan alat tangkap pukat harimau yang
menyebabkan pengeksploitasian sumberdaya hayati laut, karena ikan-ikan yang masih kecil juga ikut tertangkap.
5.2.9.3 Perkreditan