Peluang Opportunity Penentuan Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan Peluang Sektor Perikanan dan Kelautan

d Modal Terbatas Investasi di sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal masih relatif kecil terutama di bidang penangkapan dan pengolahan. Pada umumnya investor lebih cenderung menanamkan modalnya di bidang budidaya, karena dianggap lebih menguntungkan. Akibat dari modal yang terbatas, maka hasil perikanan yang cukup besar hanya diolah dengan cara tradisional, sehingga menyebabkan harga jualnya lebih rendah. e Produksi yang Bersamaan Produksi yang bersamaan terjadi karena para pembudidaya tambak maupun kolam harus memanen ikan pada waktu bersamaan. Apabila terjadi produksi yang bersamaan, maka stok barang dipasaran akan melimpah, sehingga harga barang akan rendah. Hal ini akan sangat merugikan para pembudidaya, karena keuntungan yang akan didapatkan lebih rendah, bahkan terkadang kondisi ini dapat membuat para pembudidaya rugi karena biaya produksi yang harus dikeluarkan jauh lebih tinggi dari keuntungan yang didapat yang disebabkan rendahnya harga ikan dipasaran.

5.5.1.3 Peluang Opportunity

a Meningkatnya Pola Konsumsi Makanan Laut Meningkatnya pola konsumsi makanan laut dapat dilihat dari pola konsumsi per kapita per tahun masyarakat yang semakin meningkat selama lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 1999 sampai tahun 2003 Tabel 18. Peningkatan jumlah konsumsi ikan di Kabupaten Kendal sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Kendal per tahun dan meningkatnya kesadaran masyarakat Kendal dalam mengkonsumsi ikan sebagai makanan yang bergizi tinggi. Seiring dengan peningkatan konsumsi makanan laut, akan memberikan peluang bagi pengembangan produk perikanan selanjutnya. b Peningkatan Permintaan Komoditas Ekspor Hasil Laut Produk perikanan Kabupaten Kendal selain untuk memenuhi permintaan lokal atau daerah sendiri, juga dipasarkan ke daerah lain dan bahkan sudah mampu menembus pasar luar negeri. Beberapa komoditas ekspor produk perikanan di Kabupaten Kendal adalah terinasi, surimi, daging rajungan atau kepiting dan udang dengn daerah pemasaran diantaranya adalah jepang dan Korea. Dengan meningkatnya permintaan akan komoditas ekspor seperti di atas, akan meningkatkan pendapatan yang diterima oleh nelayan karena disamping penjualannya dalam skala besar juga pembayaran yang diterima dalam bentuk dolar sehingga pendapatan yang diterima lebih tinggi. c Pengembangan Perikanan Darat di Daerah Pegunungan Belum Optimal Daerah atas atau daerah pegunungan yang masih mempunyai surplus air belum banyak dikembangkan usaha perikanan, khususnya perikanan darat. Sebagian besar usaha yang dominan adalah budidaya tanaman dan buah-buahan. Dengan potensi surplus air yang tersedia, akan sangat memberikan peluang dalam pengembangan perikanan khususnya perikanan darat. d Belum Terpenuhinya Jumlah Konsumsi Ikan Masyarakat Kabupaten Kendal Rata-rata konsumsi ikan per kapita Kabupaten Kandal tahun 2003 sebesar 10,45 Kg per kapita per tahun dengan jumlah produksi perikanan sebesar 7.425.671 kg. Angka ini masih lebih rendah dengan target yang diberikan oleh Dewan Ketahanan Pangan tingkat provinsi Jawa Tengah yang mentargetkn rata-rata konsumsi ikan tahun 2003 sebesar 18 Kg per kapita per tahun, sehingga produksi perikanan yang seharusnya dicapai adalah sebesar 12.832.790,4 kg. Belum bisa terpenuhinya jumlah produksi perikanan dikarenakan terbatasnya modal dan sebagian produk dipasarkan keluar daerah sehingga untuk konsumsi pasar-pasar yang ada di dalam daerah belum tercukupi. Dengan demikian, terdapat peluang untuk mengembangkan produk perikanan lebih luas. e Adanya dukungan dari pemerintah Pengembangan pembangunan di bidang perikanan yang menjadi salah satu prioritas pemerintah Kabupaten Kendal, merupakan peluang besar bagi pengembangan sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal. Dukungan ini terlihat dari rencana strategis RENSTRA Kabupaten Kendal tahun 2002 yang memberikan perhatian lebih kepada sektor perikanan dan kelautan, dengan dibentuknya Dinas perikanan dan kelautan yang terpisah dari Dinas Pertanian Kabupaten Kendal pada tahun 2002.

5.5.1.4 Ancaman Threat