Uji kebebasan Chi Square dan Koefisien Kontingensi Analisa Kelompok

38 O ij – E ij E ij dimana : X = skor total pada pengukura pertama Y = skor total pada pengukuran kedua N = jumlah responden r = indeks reliabilitas Nilai r yang didapat dibandingkan dengan nilai r pada tabel angka kritis korelasi nilai r. Jika nilai r lebih besar dari nilai r tabel, maka korelasi tersebut signifikan. Hal ini berarti hasil pengukuran pertama dan pengukuran kedua relatif konsisten.

3. Uji kebebasan Chi Square dan Koefisien Kontingensi

Menurut Siegel 1997, uji Chi Square merupakan suatu uji yang digunakan untuk menetapkan signifikansi perbedaan-perbedaan antara dua kelompok yang independen. Hipotesis dapat diuji dengan formula sebagai berikut : r k χ 2 = ∑ ∑ i j dimana : χ 2 = nilai Chi Square O ij = frekuensi pengamatan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j E ij = frekuensi harapan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j r = jumlah baris k = jumlah kolom Untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan bagi masing-masing sel E ij , jumlah total baris dan total kolom pada sel tertentu dikalikan, kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah sampel N. Hipotesis yang digunakan adalah : H = kedua peubah bersifat bebas H 1 = kedua peubah bersifat berhubungan Hipotesis nol ditolak jika nilai χ 2 yang diperoleh lebih dari atau sama dengan nilai kritis Chi Square tabel dan sebaliknya diterima bila nilai χ 2 kurang dari nilai kritis Chi Square tabel. Derajat bebas yang digunakan dihitung dengan rumus db = k-1 r-1 dan tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95. 39 Dari nilai χ 2 yang diperoleh pada uji Chi Square, maka nilai koefisien kontingensi dapat diketahui. Menurut Rangkuti 2002, koefisien kontingensi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel. Koefisen kontingensi dapat dicari dengan rumus : C = √ dimana : C = koefisien kontingensi χ 2 = nilai Chi Square N = jumlah sampel Nilai koefisien kontingensi berkisar antara 0 sampai 1. Jika nilai koefisien kontingensi semakin mendekati 1 berarti hubungan antar kedua variabel semakin erat, atau dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut saling mempengaruhi.

4. Analisa Kelompok

Analisa kelompok merupakan suatu prosedur multivariate untuk mengelompokan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu Kasali, 2003. Analisa kelompok cluster analysis memungkinkan peneliti untuk menempatkan variabel atau objek ke dalam sub grup atau cluster. Cluster analysis bisa diterapkan terhadap variabel atau objek seperti orang, produk, tempat dan lain-lain. Cluster analysis banyak digunakan dalam riset pemasaran Kinnear dan Taylor, 1995. Analisa kelompok dibagi menjadi dua, yaitu hirarki dan non hirarki. Analisa kelompok hirarki digunakan jika jumlah unit pengamatan tidak terlalu banyak dan jumlah kelompok diperoleh setelah proses pengelompokan. Analisa kelompok non hirarki digunakan untuk jumlah unit pengamatan yang relatif banyak dan jumlah kelompok ditentukan terlebih dahulu Chatfield dan Collins dalam Surya, 2001. χ 2 χ 2 + N 40 Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa kelompok non hirarki. Menurut Rahayu 2005 pengelompokan non hirarki dapat dilakukan dengan cara : • menseleksi N objek atau kasus menjadi k kelompok sehingga seluruh objek teralokasikan seluruhnya atau • menetapkan k pusat kelompok awal. Adapun metode pengelompokan non hirarki yang dipilih adalah K-Means Clustering.

I. PENELITIAN TERDAHULU