ANALISA KELOMPOK HASIL DAN PEMBAHASAN

71

8. Pengaruh tingkat pengeluaran responden terhadap frekuensi

pembelian per bulan Pengaruh tingkat pengeluaran responden terhadap frekuensi pembelian responden dapat dilihat pada Tabel 26. Nilai Chi Square hitung sebesar 19.616, lebih kecil dari nilai Chi Square tabel yang bernilai 31.41. Hal ini menunjukan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara tingkat pengeluaran responden dengan frekuensi pembelian responden. Nilai koefisien kontingensi yang besarnya 0.375 membuktikan lemahnya hubungan kedua variabel tersebut. Tabel 26. Tabel silang antara tingkat pengeluaran responden dengan frekuensi pembelian per bulan Jumlah pembelian Pengeluaran Rp 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 4 kali Total 500.000 500.000-1.000.000 1.000.000-2.000.000 2.000.000-3.000.000 3.000.000-4.000.000 4.000.000 2 13 21 12 9 18 2 6 5 7 2 8 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 6 21 28 21 15 29 Total 75 30 6 3 6 120 X 2 hitung=19.616 X 2 tabel=31.41 C=0.375

F. ANALISA KELOMPOK

Untuk menetapkan segmen pasar mana yang akan dilayani atau dijadikan target market, maka dilakukan analisa kelompok. Responden yang disurvei dikelompokan berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu. Metode analisa kelompok yang digunakan termasuk dalam metode non hirarki yaitu K-Means Clustering. Metode ini cukup sederhana dan cukup populer, dan banyak digunakan oleh praktisi pemasaran di dunia. Dalam penelitian ini proses segmentasi dilakukan berdasarkan keadaan demografi responden yang meliputi pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran. Menurut Kotler 2004, variabel-varibel demografis adalah dasar yang paling populer untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Alasannya adalah bahwa keinginan, preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sering sangat berhubungan dengan variabel-varibel demografis. Alasan lain adalah 72 bahwa variabel-varibel demografis lebih mudah diukur daripada sebagian besar variabel yang lain. Segmentasi pasar dilakukan karena perusahaan tidak mungkin mampu melayani seluruh segmen pasar yang ada. Dengan menetapkan pasar sasaran maka diharapkan strategi pemasaran perusahaan secara keseluruhan dapat lebih objektif dan efisien. Tabel 27. Pengelompokan responden Kelompok 1 2 3 Ukuran kelompok 36.7 20 43.3 Pekerjaan Pegawai swasta Pegawai negeri Pegawai swasta Tingkat pendidikan Sarjana SMU Sarjana Pengeluaran per bulan Rp 4.000.000 500.000-1.000.000 1.000.000-2.000.000 Tabel 27 menampilkan hasil analisa kelompok yang telah dilakukan. Responden dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama dengan ukuran sebesar 36.7 persen memiliki ciri-ciri sebagai berikut : pekerjaan pegawai swasta, tingkat pendidikan sarjana S1 dan pengeluaran per bulan di atas Rp 4.000.000,-. Berikutnya adalah kelompok kedua dengan ukuran sebesar 20 persen. Kelompok ini terdiri dari responden dengan pekerjaan pegawai negeri, tingkat pendidikan SMU dan pengeluaran per bulan antara Rp 500.000 - 1.000.000,-. Kelompok ketiga dengan ukuran sebesar 43.3 persen merupakan kelompok yang terbesar. Kelompok ini dibentuk oleh responden yang mempunyai pekerjaan pegawai swasta, tingkat pendidikan sarjana S1 dan pengeluaran per bulan antara Rp 1.000.000 - 2.000.000,-. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa kelompok pertama dan ketiga memiliki persentase yang cukup besar yaitu 36.7 persen dan 43.3 persen. Kedua kelompok ini sangat cocok dijadikan sebagai segmen sasaran bagi perusahaan. Dari segi pekerjaan dan tingkat pendidikan, kedua kelompok tersebut memiliki karakteristik yang sama. Kedua kelompok dibentuk oleh responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan tingkat pendidikan sarjana S1. Akan tetapi mereka berbeda dalam hal pengeluaran 73 per bulan, dimana kelompok pertama memiliki pengeluaran per bulan di atas Rp 4.000.000,- sedangkan kelompok ketiga memiliki pengeluaran per bulan antara Rp 1.000.000 - 2.000.000,-. Lokasi rumah makan Ayam Bakar Wong Solo cabang Kalimalang terletak dekat dengan daerah perkantoran, sehingga pegawai swasta sangat potensial untuk dijadikan sebagai target market. Kelompok ini biasanya cukup sibuk dengan pekerjaannya sehari-hari. Waktu istirahat biasanya mereka gunakan untuk makan siang. Tidak semua perusahaan menyediakan makan siang bagi karyawannya. Sebagian mereka menggunakan waktu tersebut untuk makan siang di luar. Ini adalah salah satu peluang pasar bagi rumah makan Ayam Bakar Wong Solo. Hasil peneletian juga menunjukan bahwa motivasi terbesar responden 31.67 persen mengunjungi rumah makan Ayam Bakar Wong Solo adalah karena rasa lapar. Selain itu, pada waktu akhir pekan kelompok ini sering bepergian keluar rumah, seperti untuk berbelanja, rekreasi dan makan di luar yang biasanya mereka lakukan bersama keluarga. Hal ini bertujuan untuk melepaskan diri dari kejenuhan setelah menjalani rutinitaspekerjaan sehari- hari. Rumah makan Ayam Bakar Wong Solo dengan nuansa tradisional khas Jawanya dapat menawarkan diri sebagai tempat berkumpul yang nyaman bagi keluarga. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa motivasi terbesar kedua responden 25.00 persen mengunjungi rumah makan Ayam Bakar Wong Solo adalah karena ingin santai bersama kelurga. Adanya perbedaan pengeluaran per bulan di antara kedua kelompok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa kelompok pertama yang memiliki pengeluaran per bulan di atas Rp 4.000.0000,- sebagian besar dibentuk oleh responden yang berkunjung ke rumah makan Ayam Bakar Wong Solo bersama keluarga. Mereka datang menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini menunjukan besarnya pengeluaran per bulan mereka. Sedangkan kelompok ketiga yang memiliki pengeluaran antara Rp 1.000.000 - 2.000.000,- pada umumnya mereka adalah karyawan perkantoran yang berada di sekitar rumah makan Ayam Bakar Wong Solo. Biasanya mereka datang tidak sendirian, tetapi bersama teman- 74 teman seprofesi. Kelompok ini dianggap memiliki pengeluaran per bulan yang lebih kecil karena jumlah uang yang mereka habiskan untuk makan di rumah makan Ayam Bakar Wong Solo akan lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok pertama. Dengan demikian sasaran konsumen untuk rumah makan Ayam Bakar Wong Solo adalah kelompok pertama dan ketiga yaitu mereka yang memiliki pekerjaan pegawai swasta, tingkat pendidikan sarjana dan pengeluaran per bulan antara Rp 1.000.000 – 2.000.000,- dan lebih dari Rp 4.000.000,-. Selain pelanggan individu, seperti telah diuraikan di atas, pihak rumah makan Ayam Bakar Wong Solo juga dapat membidik pelanggan korporat. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan cara menawarkan fasilitas katering kepada perkantoran yang ada di sekitar lokasi rumah makan. Mereka umumnya telah mengenal rumah makan Ayam Bakar Wong Solo sehingga hambatan untuk memasuki segmen tersebut dapat diperkecil. Selain katering, fasilitas yang dapat ditawarkan kepada pelanggan korporat adalah fasilitas ruang rapat. Rumah makan Ayam Bakar Wong Solo cabang Kalimalang memiliki dua lantai. Ruangan yang cocok untuk rapat adalah yang dilantai atas, karena sifatnya agak tertutup, luasnya tidak terlalu besar dan menggunakan pendingin ruangan, sehingga dapat memberikan kenyamanan. Dengan memasuki segmen korporat ini diharapkan cakupan pasar perusahaan semakin besar sehingga dapat menambah keuntungan bagi perusahaan.

G. ANALISA DIFERENSIASI