Pendekatan Kualitatif METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Dasar Pemikiran : Hipotesis Pengarah
kekhasan Pulau Saparua sebenarnya terletak pada aspek kesejarahan, yaitu pergolakan melawan penjajah yang lebih dominan dibandingkan daerahpulau lainnya di
Maluku. Juga titik persinggungan antara agama kalau konflik Ambon – Maluku disetujui sebagai konflik agama semata, awalnya sudah muncul di Saparua sebagai basis
kekuatan Belanda di kawasan Maluku Tengah meliputi pulau Seram, Buru, Banda, Haruku, dan Nusa Laut yang dipertemukan dengan keberadaan Kerajaan Iha
kemungkinan besar merupakan pusat Kerajaan Islam di Maluku Tengah. Strategi studi kasus ini memungkinkan terjadinya dialog peneliti-responden serta terjadinya interaksi
antara dan dalam kalangan peneliti dan responden. Sesuai dengan penjelasan Yin 1996 menyangkut strategi penelitian untuk menjawab pertanyaan mengapa dan
bagaimana, maka peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen mengingat kriteria strategi studi kasus yaitu, sebagai suatu gejala sosial yang tidak dapat dilepaskan dari
konteksnya. Gejala sosial yang diungkapkan dalam penelitian ini yaitu, jejaring sosial dan konflik yang mengarahkan penemuan akar konflik pada masyarakat Pulau Saparua.
3.3. Prosedur Pengumpulan Data 3.3.1. Penentuan Kasus
Pada tahap awal untuk mendapatkan informasi, peneliti akan bertanya pada informan kunci key informan yaitu Ketua Latupati Pulau Saparua sekaligus sebagai
Raja Negeri Tuhaha yang terlibat secara langsung dalam konflik dan manajemen konflik di Pulau Saparua. Selanjutnya melalui teknik bola salju snowball sebagai yang
dijelaskan Moleong 1989, dengan informan selanjutnya sebagaimana dijelaskan berikut ini :
a. Penyerangan di negeri Iha di Jazirah Hatawano dengan informan : Sekertaris
Latupati Saparua Raja Negeri Itawaka, mantan Sekertaris Latupati Raja Negeri Noloth, AL tokoh pemuda Negeri Ihamahu sekaligus pemimpin kelompok kecil
Sarani di Saparua, Sekertaris Negeri Iha, Raja Negeri Administratif Mahu. b.
Penyerangan di Negeri Sirisori Sarani dengan informan : Raja negeri Sirisori Sarani, Kepala Soa Sirisori Sarani TS sekaligus tokoh Pemuda, Kepala Soa
negeri Sirisori Salam sebagai pelaksana tugas Raja yang lebih banyak beraktivitas di Ambon, Raja negeri Ulath, Pelaksana Tugas Raja negeri Ouw
Raja Negeri Ouw sudah meninggal.
c. Penyerangan di Dusun Pia dengan informan : Kepala Soa negeri Kulor saat
konflik Raja Kulor sekarang ini belum terpilih dan berdiam di Makasar sementara mantan Raja sudah meninggal, Kepala Urusan Pemerintahan negeri Kulor,
Kepala Dusun Pia, EP Kepala Keamanan Dusun Pia d.
Konflik negeri Haria dan Porto : Raja negeri Haria, Raja negeri Porto e.
Negeri-negeri yang turut membantu saat konflik terjadi walaupun tidak berdekatan dengan negeri yang mengalami secara langsung dampak konflik : Raja negeri
Booi, Raja negeri Paperu, Raja negeri Tiow, Kepala Pemuda negeri Saparua, Ketua Klasis Gereja Protestan Maluku di Pulau Saparua, Ketua Majelis Ulama
Indonesia di Pulau Saparua, Ketua Majelis Ulama Indonesia Maluku keturunananak negeri Iha, Mantan Ketua DPR Kabupaten Maluku Tengah Anak
negeri Iha di Seram Barat. Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait seperti Kantor Kecamatan
Saparua, Dinas Sosial Maluku Tengah, serta LSM asing dan lokal yang turut terlibat sejak konflik sampai penanganannya. Selain itu didukung pula dengan catatan-catatan
tertulis tentang konflik yang dimiliki oleh Organisasi Agama di Saparua maupun di Ambon seperti Crisis Centre Keuskupan Amboina, Crisis Centre Sinode GPM Ambon,
dan Crisis Centre MUI Maluku.