Metode Penelitian Faktor Dan Dampak Ketimpangan Pendidikan Perempuan Dalam Kehidupan Perempuan (Kasus: Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari jawaban dari kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi keluarga mengenai gender dan persepsi keluarga terhadap pendidikan untuk anak perempuan dan hasil wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh melalui literatur-literatur yang digunakan sebagai bahan rujukan dan data-data seputar pendidikan yang didapat dari Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data diolah dengan menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang. Tabel frekuensi digunakan untuk mendapatkan deskripsi tentang karakteristik responden seperti jumlah responden berdasarkan usia, tingkat pendapatan, dan ideologi gender responden. Tabulasi silang digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antar variabel. BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1. Kondisi Geografis

Kecamatan Cariu terletak di ujung wilayah Kabupaten Bogor, luas wilayahnnya tercatat ± 6.636.049 Ha. Kecamatan Cariu berbatasan dengan Kabupaten Bekasi di sebelah Utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjungsari, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jonggol, dan Kecamatan Sukamakmur, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang. Pada peta rupa bumi, Kecamatan Cariu terletak dalam kordinat antara 106°-108° Bujur Timur dan 6° Lintang Selatan, dengan hamparan bidang wilayahnya berada pada elevasi antara 100-300 meter di atas permukaan laut m.dpl. Secara fisik sekitar 67 persen berupa dataran, dan sekitar 33 persen berupa perbukitan dan gunung, dengan keadaan lahan sekitar 78 persen berupa lahan kering dan sekitar 10 persen lahan basah. Terbentang 3 hulu sungai di Kecamatan Cariu, yaitu Sungai Cibeet, Sungai Cikumpeni, dan Sungai Ciomas, umumnya lebih dominan dimanfaatkan untuk sumber pengairan bagi sawah, kolamempang, dan keperluan rumah tangga.

4.2. Administrasi Kewilayahan

Wilayah Kecamatan secara administrasi kewilayahan meliputi 10 desa, 50 dusun, 50 Rukun Warga RW, dan 150 Rukun Tetangga RT. Gambaran terperinci mengenai administrasi kewilayahan tercantum pada Tabel 6.