Persepsi Orang Tua terhadap Peran Pendidikan bagi Perempuan

keluarga mulai bekerja agar mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Hal tersebut tidak demikian saja berjalan dengan lancar dan menyelesaikan permasalahan perekonomian sebagian keluarga. Berbagai permasalahan mulai menyeruak ke permukaan sejalan dengan berkembangnya budaya perempuan bekerja. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah peminggiran perempuan di bidang pekerjaan, baik dalam hal ketersediaan lapangan pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan, sampai pada kecilnya penghasilan perempuan. Keseluruhan permasalahan yang terjadi dapat dikatakan berujung pada satu hal, yaitu pendidikan. Pendidikan perempuan yang relatif lebih rendah daripada laki-lakilah yang menjadi penyebab munculnya berbagai permasalahan tersebut. Pendidikan perempuan sebagai penyebab munculnya permasalahan- permasalahan bagi perempuan tersebut dalam hal pekerjaan dianggap tidak terlalu penting oleh para orang tua. Hal ini dapat dibuktikan oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa memang persepsi orang tua terhadap peran pendidikan perempuan dalam hal perolehan pekerjaan terbilang masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 25. Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan, Kecamatan Cariu 2008 Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan dikaitkan dengan Perolehan Pekerjaan Frekuensi orang Persentase Negarif 19 63,3 Positif 11 36,7 Total 30 100 Sebanyak 63,3 persen responden orang tua berpersepsi bahwa pendidikan bagi anak perempuan tidak terlalu berperan dalam memperoleh pekerjaan, sedangkan orang tua yang berpersepsi bahwa pendidikan penting untuk anak perempuan dalam hal perolehan pekerjaan hanya sebanyak 36,7 persen. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa terdapat satu hal yang berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan anak perempuan dalam perolehan pekerjaan tersebut, yaitu variabel kepekaan orang tua terhadap isu gender stereotipi. Variabel kepekaan orang tua terhadap isu gender subordinasi adalah variabel yang menunjukkan bagaimana orang tua memandang pelabelan negatif yang biasanya ditempelkan pada perempuan. Tabel 26. Persepsi Orang Tua terhadap Peran Pendidikan dalam Hal Perolehan Pekerjaan Berdasarkan Kepekaan Terhadap Isu Gender Stereotipi di Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor 2008 Persepsi Terhadap Pendidikan dalam Hal Pekerjaan Stereotipi Rendah Tinggi Negatif 1473.7 545.5 Positif 526.3 654.5 Total 19 100 11 100 Semakin peka orang tua terhadap isu gender stereotipi, semakin baik pula persepsi orang tua terhadap pendidikan perempuan dalam perolehan pekerjaan. Di lokasi penelitian ditemukan fakta bahwa stereotipi perempuan masih dianut oleh warga, terutama orang tua. Perempuan hanya dianggap sebagai barang pajangan saja, tidak dipandang produktifitasnya dalam bekerja. Orang tua yang memiliki kepekaan yang rendah terhadap isu gender stereotipi memandang bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan untuk dapat bekerja, perempuan hanya perlu mengandalkan penampilan saja, baik penampilan fisik maupun pembawaan diri di depan orang lain. Penelitian ini juga menguji variabel-variabel lain yang semula diduga berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal perolehan pekerjaan, namun hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, kepekaan orang tua terhadap isu gender marjinalisasi, stereotipi, kekerasan, dan beban kerja, serta tingkat pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal perolehan pekerjaan lihat lampiran. Usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, kepekaan orang tua terhadap isu gender marjinalisasi, stereotipi, kekerasan, dan beban kerja, serta tingkat pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal perolehan pekerjaan karena data menunjukkan bahwa persepsi yang rendah terhadap peran pendidikan dalam hal perolehan pekerjaan dimiliki oleh orang tua yang berada pada kategori usia, tingkat pendidikan, kepekaan terhadap isu gender marjinalisasi, stereotipi, kekerasan, dan beban kerja, serta tingkat pendapatan yang tinggi maupun rendah.

6.1.2. Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan Perempuan dalam Kehidupan Sosial

Hal lain yang berhubungan dengan pendidikan adalah kehidupan sosial perempuan itu sendiri. Persepsi orang tua terhadap peran pendidikan perempuan dalam kehidupan sosial terbilang rendah. Para orang tua tidak mementingkan pendidikan perempuan sebagai modal untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Mereka berpendapat bahwa pendidikan tidak ada hubungannya dengan kehidupan sosial anak perempuan, mereka berpendapat bahwa kehidupan sosial atau pergaulan anak perempuan tergantung pada pembawaan diri individu anak perempuan itu sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dari kutipan berikut: Soal pergaulan anak mah ya cuma tergantung dari gimana si anak bawa diri aj di depan orang lain. Kalo anaknya bae ya dia pasti diterima sama orang laen, kalo anaknya nyebelin mah mana ada yang bakal suka Sekolah apa ga sekolahnya si anak mah ga ada urusannya sama ginian.. HN, orang tua, 44 tahun. Persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam kehidupan sosial bagi perempuan yang negatif mengakibatkan orang tua tidak menyekolahkan anaknya demi kepentingan kelancaran kehidupan sosial anak perempuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 27. Persepsi Responden Orang Tua terhadap Pendidikan dalam Kehidupan Sosial, Kecamatan Cariu 2008 Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan dalam Hal Kehidupan Sosial Frekuensi orang Persentase Negatif 18 60 Positif 12 40 Total 30 100 Dua hal yang berhubungan dengan hal tersebut adalah tingkat pendidikan orang tua dan kepekaan orang tua terhadap isu gender beban kerja. Variabel tingkat pendidikan orang tua berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan perempuan dalam hal kehidupan sosial. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 28. Persepsi Orang Tua terhadap Peran Pendidikan dalam Hal Kehidupan Sosial Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor 2008 Persepsi Terhadap Pendidikan dalam Kehidupan Sosial Tingkat Pendidikan Orang Tua SMP SMA Negatif 13 72,2 5 41,7 Positif 5 27,8 7 58,3 Total 18 100 12 100 Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin positif pula persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal kehidupan sosial. Orang tua yang dikatakan berpendidikan tinggi adalah orang tua yang berpendidikan minimal SMA. Para responden orang tua yang berpendidikan rendah adalah orang tua yang hanya mengenyam pendidikan minimal bangku SMP. Orang tua yang berpendidikan rendah berpendapat bahwa kehidupan sosial hanya meliputi hubungan antara anak perempuan dan lingkungan sekitarnya, sedangkan menurut orang tua yang berpendidikan tinggi, hubungan sosial dimaknai secara lebih luas. Kehidupan sosial menurut orang tua yang berpendidikan tinggi adalah hubungan anak perempuan dengan semua orang, termasuk hubungan anak perempuan dengan orang lain yang mungkin saja membukakan jalan bagi anak perempuan tersebut untuk mengembangkan dirinya, misalnya seputar pekerjaan. Jika anak perempuan dapat bergaul dengan baik, maka semakin besar terbuka jalan bagi anak perempuan tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal. Variabel kedua yang berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap pendidikan perempuan dalam hal kehidupan sosial adalah kepekaan orang tua terhadap isu gender beban kerja. Kepekaan orang tua terhadap isu gender beban kerja adalah pendapat orang tua bahwa pekerjaan rumah tangga bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan saja, melainkan harus menjadi tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam sebuah rumah tangga. Kepekaan orang tua terhadap isu gender beban kerja berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan perempuan dalam kehidupan sosial. Tabel 29. Persepsi Orang Tua terhadap Peran Pendidikan dalam Hal Kehidupan Sosial Berdasarkan Kepekaan Terhadap Isu Gender Beban Kerja di Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor 2008 Persepsi Terhadap Pendidikan dalam Hal Sosial Beban Kerja Rendah Tinggi Negatif 17 65,4 1 25 Positif 9 34,6 3 75 Total 26 100 4 100 Semakin tinggi kepekaan orang tua terhadap isu gender beban kerja, semakin positif pula persepsi orang tua terhadap peran pendidikan perempuan dalam kehidupan sosial. Orang tua yang peka terhadap isu gender beban kerja berpendapat bahwa perempuan juga perlu bersosialisasi dengan baik dengan lingkungannya, perempuan tidak hanya harus berurusan dengan dapur dan rumah tangga, karena itu perempuan dinilai perlu berpendidikan karena perempuan pada suatu saat akan berhubungan dengan lingkungannya dengan baik.

6.1.3. Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan Perempuan dalam Hal Kehidupan Berkeluarga

Kehidupan berkeluarga adalah satu hal yang juga penting dalam kehidupan seorang individu. Kehidupan berkeluarga dipengaruhi oleh pendidikan seseorang. Persepsi orang tua terhadap peran pendidikan perempuan dalam hal kehidupan berkeluarga masih negatif, sebanyak 60 persen orang tua menganggap pendidikan tidak penting dalam hal berkeluarga. Hal tersebut ditunjukkan oleh tabel sebaran persepsi orang tua terhadap pendidikan perempuan dalam hal kehidupan berkeluarga sebagai berikut: Tabel 30. Persepsi Responden Orang Tua terhadap Pendidikan dalam Kehidupan Berkeluarga Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan dalam Hal Kehidupan Berkeluarga Frekuensi orang Persen Negatif 18 60 Positif 12 40 Total 30 100 Orang tua berpendapat bahwa kehidupan berkeluarga hanya merupakan permainan nasib. Mereka tidak percaya pada peran pendidikan dalam kehidupan keluarga. Beberapa variabel yang berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal kehidupan sosial adalah jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan kepekaan orang tua terhadap isu gender beban kerja. Tabel 31. Persepsi Orang Tua terhadap Peran Pendidikan dalam Hal Kehidupan Berkeluarga Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor 2008 Persepsi Terhadap Pendidikan dalam Hal Berkeluarga Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Negatif 746,7 1173,3 Positif 853,3 426,7 Total 15 100 15 100 Variabel jenis kelamin berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal kehidupan berkeluarga. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan hasil bahwa laki-laki memiliki persepsi yang negatif terhadap peran pendidikan dalam hal kehidupan berkeluarga. Seorang responden laki-laki mengatakan bahwa kehidupan berkeluarga samasekali tidak ada hubungannya dengan pendidikan seseorang, berikut kutipan wawancara: Seseorang yang tidak menikah juga bisa punya pernikahan langgeng, punya suami baik, punya anak baik-baik. Ga perlu harus pinter kalo emang pingin idup seneng mah.. cukup jadi orang baik- baik aja.. SN, orang tua, 61 tahun. Pendapat lain disampaikan oleh responden perempuan yang mengatakan bahwa pendidikan sedikit banyak penting dalam membina kehidupan rumah tangga, terutama menyangkut kualitas keturunan mereka, sebagai berikut: Kalo kita ga sekolah, ya palingan dapetnya laki yang ga sekolah juga, kaya sekarang ini lah. Ya kalo ga sekolah, kerjanya juga ga netep, gaji kecil, susah juga nyekolahin anak. Bisa-bisa anaknya juga bodo kaya kita Kalo kita sekolah, bisa gaul sama orang sekolah juga kan kali dapet suami yang lumayan..hehe,, WT, orang tua, 55 tahun. Variabel kedua yang berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal kehidupan berkeluarga adalah variabel tingkat pendapatan orang tua. Tabel 32. Persepsi Orang Tua terhadap Peran Pendidikan dalam Hal Kehidupan Berkeluarga Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor 2008 Persepsi Terhadap Pendidikan dalam Hal Berkeluarga Tingkat Pendapatan Orang Tua 500000 500000 Negatif 1178,6 743,8 Positif 321,4 956,2 Total 14 100 16 100 Semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua, maka semakin positif pula persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal kehidupan berkeluarga. Orang tua yang berpendapatan rendah umumnya bekerja sebagai buruh tani, mereka hanya berhubungan dengan lingkungan yang karakteristiknnya kurang lebih sama dengan dengan karakterikstik dirinya. Orang tua yang berpendapatan tinggi bekerja di sektor pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk berhubungan dengan orang lain yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan dirinya. Hal tersebut menjadikan orang tua yang berpendapatan tinggi dapat berpikiran lebih terbuka mengenai pentingnya pendidikan perempuan dalam hal kehidupan berkeluarga. Salah satunya karena banyaknya pengalaman orang lain yang ia dengar mengenai kehidupan keluarga orang lain dari berbagai tingkatan pendidikan. Orang tua dapat menganalisis perbedaan kehidupan keluarga orang yang berpendidikan lebih baik daripada kehidupan mereka yang berpendidikan rendah. Selain itu, mereka juga semakin mengerti bahwa kehidupan berkeluarga tidak hanya mengenai kelanggengan rumah tangga saja, tetapi juga termasuk di dalamnya mengenai kualitas keturunan mereka kelak. Dari kelima isu gender yang diujikan dalam penelitian, ternyata hanya satu isu gender yang berhubungan dengan persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal kehidupan berkeluarga, yaitu isu gender beban kerja. Tabel 33. Persepsi Orang Tua terhadap Peran Pendidikan dalam Hal Kehidupan Berkeluarga Berdasarkan Kepekaan terhadap Isu Gender Beban Kerja di Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor 2008 Persepsi Terhadap Pendidikan dalam Hal Berkeluarga Beban Kerja Rendah Tinggi Negatif 18 69,2 0 0 Positif 8 30,8 4 100 Total 26 100 4 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi kepekaan orang tua terhadap isu gender beban kerja, maka semakin baik pula persepsi orang tua terhadap peran pendidikan dalam hal kehidupan berkeluarga. Orang tua yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap isu gender beban kerja cenderung mendorong anaknya untuk berpendidikan setinggi mungkin. Orang tua akan menyekolahkan anak mereka semampu mereka. Hal tersebut dilakukan karena mereka tidak ingin anak mereka hanya berdiam diri saja, hanya mengerti urusan rumah tangga saja atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja di rumah pada saat sudah berumah tangga kelak. Orang tua ingin anak mereka dapat berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri anak perempuan tersebut.

6.2. Persepsi Anak terhadap Pendidikan bagi Perempuan

Persepsi anak terhadap peran pendidikan perempuan dalam kehidupan, dilihat dari perolehan pekerjaan, kehidupan sosial, dan kehidupan berumah tangga dapat dikatakan lebih baik daripada persepsi orang tua terhadap peran pendidikan perempuan dalam kehidupan perempuan. Hal ini ditunjukkan oleh data sebaran persepsi anak terhadap pendidikan perempuan dalam perolehan pekerjaan sebagai berikut: Tabel 34. Persepsi Anak terhadap Pendidikan dalam Kaitannya dengan Perolehan Pekerjaan, Kecamatan Cariu 2008 Persepsi Anak terhadap Pendidikan dalam Kaitannya dengan Perolehan Pekerjaan Frekuensi orang Persentase Negatif 15 50 Positif 15 50 Total 30 100 Persepsi Anak Terhadap Pendidikan dalam Hal Kehidupan Sosial Frekuensi orang Persentase Negatif 20 66,7 Positif 10 33,3 Total 30 100 Persepsi Anak terhadap Pendidikan dalam Hal Kehidupan Berkeluarga Frekuensi orang Persentase Negatif 21 70 Positif 9 30 Total 30 100 Sebesar 50 persen dari responden anak memandang pendidikan perempuan penting dalam perolehan perempuan. Sebanyak 66,7 persen responden anak menganggap pendidikan perempuan tidak berpengaruh dalam kehidupan sosial seseorang. Sebesar 70 persen responden anak beranggapan bahwa pendidikan juga tidak penting dalam kehidupan berkeluarga. Bagi responden anak, pendidikan penting dalam beberapa aspek kehidupan perempuan, namun responden anak pun tidak sepenuhnya sudah memandang pentingnya pendidikan sebagaimana mestinya.

6.2.1. Persepsi Anak terhadap Pendidikan Perempuan dalam Hal Perolehan Pekerjaan

Responden anak terbagi menjadi dua kelompok sama besar dalam berpendapat mengenai pentingnya pendidikan perempuan dalam hal perolehan pekerjaan. Sebesar 50 persen responden anak menilai pendidikan perempuan