4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner berupa pertanyaan terbuka
responden bebas memberikan jawaban dan pertanyaan tertutup kemungkinan jawaban telah ditentukan terlebih dahulu. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari
empat bagian yaitu untuk mengukur kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek.
Butir asosiasi dalam penelitian ini didasarkan pada acuan asosiasi merek menurut Durianto et. al. 2001 yaitu atribut produk, atribut tak berwujud,
manfaat bagi pelanggan, dan harga relatif, seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Butir Asosiasi Merek
Acuan Asosiasi Merek Butir Asosiasi
Atribut Produk rasanya enak
kandungan gizi lengkap desain kemasan menarik
bahan kemasan berkualitas Atribut Tak Berwujud
mudah didapat mereknya terkenal
iklanpromosi yang menarik Manfaat bagi Pelanggan
tidak membuat mual aman bagi kesehatan
Harga Relatif harga terjangkau
harga sesuai dengan mutu Sedangkan butir persepsi kualitas yang digunakan dalam penelitian ini
didapat berdasarkan acuan persepsi kualitas menurut Garvin dalam Durianto et. al.
2004, yaitu kinerja dan karakteristik produk, seperti terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Butir Persepsi Kualitas Acuan Persepsi Kualitas
Butir Persepsi Kualitas Kinerja
rasanya enak kandungan gizi lengkap
aman bagi kesehatan harga terjangkau
harga sesuai dengan mutu mudah didapat
Karakteristik Produk mereknya terkenal
iklanpromosi yang menarik
4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner dilakukan pada setiap butir pertanyaan di dalam kuesioner yang berkaitan dengan penilaian
responden terhadap persepsi kualitas dan asosiasi merek. Adapun cara untuk menguji validitas dan reliabilitas setiap butir pertanyaan dilakukan kepada 30
responden awal sebagai sampel pendahuluan. Jumlah responden yang dipilih sebanyak 30, karena angka 30 merupakan batas minimal bilangan besar, sehingga
hasil yang didapatkan diharapkan dapat mewakili total responden yang akan digunakan dalam penelitian Suliyanto, 2005.
4.5.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu pertanyaan di dalam kuesioner. Suatu pertanyaan dianggap valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji validitas
internal. Suatu butir pertanyaan memiliki validitas internal jika terdapat kesesuaian antara skor pertanyaan tersebut dengan skor total seluruh pertanyaan
yang diuji. Rumus yang digunakan untuk pengujian validitas dalam penelitian ini
adalah rumus korelasi rank spearman dengan alat bantu perangkat lunak SPSS 13.0 for Windows. Rumus ini digunakan karena data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data ordinal. Jika diperoleh nilai sig.1-tailed α α = 0,05 maka pertanyaan tersebut valid. Uji hipotesis satu arah 1-tailed digunakan
karena suatu pertanyaan dikatakan valid jika mempunyai korelasi yang positif signifikan Suliyanto, 2005. Hasil uji validitas untuk butir asosiasi dan butir
persepsi kualitas menunjukkan bahwa seluruh butir asosiasi dan persepsi kualitas tersebut valid.
4.5.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keandalan suatu pertanyaan di dalam kuesioner. Pertanyaan dikatakan reliabel apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada
kelompok yang sama akan menghasilkan jawaban yang sama. Asumsinya tidak terdapat perubahan psikologis pada responden Simamora, 2004. Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji reliabilitas internal, yaitu menguji reliabilitas dengan menganalisis data yang berasal dari satu kali
pengujian kuesioner. Rumus yang digunakan untuk pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah rumus Hoyt dan Alpha dengan alat bantu perangkat lunak
SPSS 13.0 for Windows. Uji Reliabilitas Hoyt digunakan untuk menguji reliabilitas butir pertanyaan
asosiasi merek. Uji ini digunakan untuk data ordinal pada butir pertanyaan dengan dua kategorisasi jawaban misal ”Ya” dan ”Tidak”. Prosedur pengujiannya
dengan membandingkan nilai reliabilitas yang diperoleh dengan nilai dari tabel r product moment
. Jika │r
11
│ r product moment dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan tidak reliabel. Sebaliknya, jika │r
11
│ r product
moment dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel dan
penelitian dengan menggunakan instrumen yang sama dapat dilanjutkan Durianto et. al.
, 2001. Hasil uji reliabilitas Hoyt menunjukkan bahwa seluruh butir asosiasi tersebut telah memenuhi syarat reliabilitas karena nilai r11 = 0,6610,361 r tabel
untuk N=30 dan interval kepercayaan 95 . Uji Reliabilitas Alpha digunakan untuk menguji reliabilitas butir
pertanyaan persepsi kualitas.. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu pertanyaan yaitu dengan membandingkan nilai alpha dan nilai
r dari tabel rank spearman pada tingkat signifikasi lima persen. Jika nilai Alpha lebih dari 0,377 nilai r dari tabel rank spearman, df=α, n-2, maka pertanyaan
tersebut reliabel Suliyanto, 2005. Uji reliabilitas alpha digunakan untuk data ordinal pada butir pertanyaan dengan kategorisasi jawaban lebih dari dua.
Simamora, 2004. Hasil uji reliabilitas Alpha menunjukkan bahwa seluruh butir persepsi kualitas tersebut telah memenuhi syarat reliabilitas karena nilai
Alpha=0,8970,377 nilai r dari tabel rank-spearman, df=α, n-2,
4.6. Analisis Data
Dalam melakukan penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif, Cochran test
, skala semantik diferensial, dan Brand Switching Pattern Matrix. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak
Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13.0 for Windows.
4.6.1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat, mengenai
fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki Nazir, 2003. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan
gambaran tentang karakteristik umum responden, kesadaran merek, penilaian persepsi kualitas, serta penilaian elemen-elemen loyalitas merek. Tabel frekuensi
sederhana digunakan untuk mengetahui gambaran tentang karakteristik umum responden dan kesadaran merek, sedangkan untuk mengetahui penilaian elemen-
elemen persepsi kualitas dan loyalitas merek menggunakan nilai rata-rata dari nilai persepsi kualitas dan loyalitas responden.
Hasil dari perhitungan dengan merata-ratakan dapat berupa bilangan bulat maupun bilangan pecahan. Karena itu, untuk mempermudah dalam
mengintepretasikan penilaian responden terhadap masing-masing atribut digunakan skala interval dengan mencari terlebih dahulu rentang skala RS
dengan rumus sebagai berikut Simamora, 2004 :
RS =
Keterangan : m
= Skor tertinggi yang mungkin terjadi n
= Skor terendah yang mungkin terjadi b
= Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk m – n
b
Berdasarkan rumus di atas, skor tertinggi yang mungkin terjadi adalah lima 5, skor terendah yang mungkin terjadi adalah satu 1, dan banyaknya kelas
intepretasi yang akan dibentuk adalah lima kelas sesuai dengan banyaknya skor penilaian. Dengan demikian, rentang skala dapat dihitung sebagai berikut :
RS = = 0,80
Dengan rentang skala 0,80, maka skala interval yang digunakan untuk mengintepretasikan penilaian responden terhadap kinerja setiap atribut adalah
sebagai berikut : a 1,00 X 1,80 = sangat jelek
b 1,80 X 2,60 = jelek c 2,60 X 3,40 = cukup
d 3,40 X 4,20 = baik e 4,20 X 5,00 = sangat baik
4.6.2. Cochran Test
Menurut Durianto et. al. 2001, Cochran test digunakan untuk menguji signifikansi hubungan setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek. Asosiasi yang
saling berhubungan akan membentuk brand image dari merek tersebut. Cochran test
digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua dikotomi, misalnya informasi ”ya”
atau ”tidak”. Penggunaan uji ini adalah untuk mengetahui keberadaan hubungan antara beberapa variabel, dengan hipotesis pengujian yaitu:
H
o
: kemungkinan jawaban ”ya” adalah sama untuk semua variabel asosiasi. 5 – 1
5
H
a
: kemungkinan jawaban ”ya” adalah berbeda untuk semua variabel asosiasi. Terapan Cochran test untuk mengetahui signifikansi setiap asosiasi yang
ada dalam suatu merek dimulai dengan pengujian semua asosiasi. Atas dasar hasil analisis dilakukan perbandingan antara nilai Q dengan X
2 tabel α,v
. Jika diperoleh nilai Q X
2 tabel α,v
, maka H
o
diterima yang berarti semua asosiasi yang diuji saling berhubungan membentuk brand image dari suatu merek. Jika diperoleh
nilai Q X
2 tabel α,v
dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima H
o
. Dengan demikian, tidak semua asosiasi adalah sama dan pengujian dilanjutkan ke
tahap dua untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun brand image suatu merek.
Untuk masuk ke tahap dua dicari asosiasi yang memiliki jumlah kolom terkecil yang selanjutnya akan dicoba dikeluarkan dari komponen asosiasi-
asosiasi pembentuk brand image. Dengan demikian, nilai N sekarang akan berkurang sebesar nilai total kolom yang dikeluarkan tersebut. Nilai Q dihitung
kembali dengan mempertimbangkan kondisi yang baru tersebut. Saat ini asosiasi yang diuji signifikansi hubungannya menjadi berkurang satu pula sehingga derajat
bebas dari X
2 tabel α,v
berkurang satu juga. Tahap pembandingan Q dengan X
2 tabel
α,v
dilakukan lagi. Jika nilai Q X
2 tabel α,v
lanjutkan tahap pengujian ke tahap tiga dengan teknik yang sama sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya. Jika
nilai Q X
2 tabel α,v
maka pengujian dihentikan yang berarti brand image suatu merek terbentuk dari asosiasi-asosiasi sisanya yang belum diuji dan asosiasi
terakhir yang diuji. Cochran test menggunakan rumus sebagai berikut Durianto et. al.
, 2001:
Q = C C – 1 . ∑ Cj
2
- C – 1 . N
2
CN - ∑ Ri
2
dimana: C : banyaknya variabel asosiasi
Ri : jumlah baris jawaban ’ya’ Cj : jumlah kolom jawaban ’ya’
N : total besar
4.6.3. Skala Semantic Diferensial
Menurut Durianto et. al. 2001, metode skala ini dikembangkan khususnya untuk mengukur arti psikologis dari suatu objek di mata seseorang.
Metode ini didasarkan pada proporsi bahwa suatu objek memiliki berbagai dimensi pengertian konotatif yang berada dalam ruang ciri multidimensi yang
disebut ruang semantik. Metode ini dibuat dengan menempatkan dua skala penilaian dalam titik-
titik ekstrim yang berlawanan, yang sering disebut bipolar. Biasanya di antara dua titik ekstrim didapati 5 atau 7 titik-titik butir skala di mana responden menilai
suatu konsep atau lebih pada setiap setiap butir skala. Menurut Simamora 2004, ketentuan dalam pembuatan skala ini yaitu
orientasi kutub kanan dan kutub kiri dibuat beragam. Untuk menghindari kemungkinan responden tidak membaca rincian pertanyaan, dan langsung
memberikan jawaban yang sama untuk semua pertanyaan.
4.6.4. Brand Switching Pattern Matrix
Menurut Durianto et. al. 2001, analisis ini digunakan untuk menghitung
Possibility Rate of Transition kemungkinan perpindahan merek dari merek-
merek yang diteliti. Formula yang digunakan adalah
Keterangan: ALx = konsumen yang tetap setialoyal terhadap merek x yang bersangkutan
Atx = total konsumen yang diteliti dari merek x yang bersangkutan t = banyaknyajumlah penelitian
4.7. Definisi Operasional
1 Pengguna user suatu merek: merek yang terakhir dikonsumsi oleh konsumen ketika mengisi kuesioner.
2 Rasanya enak: rasanya disukai oleh responden. 3 Tidak membuat mual: responden tidak mengalami mual saat atau setelah
mengkonsumsi produk tersebut. 4 Aman bagi kesehatan: responden tidak mengalami efek samping setelah
mengkonsumsi produk tersebut. 5 Desain kemasan menarik: desain kemasan produk menarik perhatian saat akan
membeli. 6 Bahan kemasan berkualitas: bahan kemasan yang digunakan dapat
menyimpan produk dengan baik, sehingga dapat tahan lama. 7 Harga terjangkau: harga yang ditawarkan masih dalam jangkauan daya beli
responden. x 100 x t
ProT =
1 t
ALx Atx
Ln
8 Harga sesuai dengan mutu: perbandingan antara harga dengan mutu produk seimbang.
9 Mudah didapat: produk banyak tersedia di tempat-tempat responden melakukan pembelian.
10 Mereknya terkenal: banyak orang mengetahui merek tersebut. 11 Iklanpromosi yang menarik: iklanpromosi yang dilakukan membuat
responden tertarik untuk melakukan pembelian. 12 Sangat Setuju: faktor tersebut merupakan faktor utama yang paling
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk susu khusus ibu hamil. 13 Setuju: faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian pembelian produk susu khusus ibu hamil. 14 Biasa saja: faktor tersebut mungkin ada atau tidak, karena tidak terlalu
memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian produk susu khusus ibu hamil.
15 Tidak Setuju: faktor tersebut bukan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian pembelian produk susu khusus ibu
hamil. 16 Sangat Tidak Setuju: faktor tersebut bukan merupakan faktor utama yang
paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk susu khusus ibu hamil.
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Kota Bogor
Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106
o
43’ 30” BT - 48
o
BT dan 6
o
30’ 30” - 6
o
4’ 00” LS. Kedudukan geografis Kota Bogor yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang sangat dekat
dengan ibukota negara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri,
perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Kota Bogor berpenduduk 750.250 jiwa dengan komposisi laki-laki
379.446 jiwa dan perempuan 370.804 jiwa. Kepadatan penduduk per kilometer persegi Kota Bogor rata-rata sebanyak 6.662 jiwa. Kepadatan tertinggi di
kecamatan Bogor Tengah yaitu sebesar 11.770 jiwakm2 dan terendah di
kecamatan Bogor Selatan 5.019 jiwakm2 Dinas Kesehatan Kota Bogor, 2007.
5.2. Karakteristik Responden Susu Khusus Ibu Hamil
Jumlah responden adalah 101 orang. Karakteristik responden yang dianalisis meliputi usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pekerjaan suami, jumlah
anggota keluarga, pendapatan keluarga per bulan, dan merek susu yang
dikonsumsi.
5.2.1. Usia
Responden terdiri dari berbagai kelompok usia mulai dari kelompok usia 20–24 tahun hingga kelompok usia 45-49 tahun. Persebaran responden pada
kelompok usia 25 – 29 tahun memiliki persentase terbanyak yaitu sebesar 40,59