Garis Unsur-unsur Seni Rupa

merupakan warna netral, ketiga warna ini jika dicampur dengan warna lain tidak memberikan kontribusi atau dengan kata lain ketiga warna ini tidak mengubah warna tersebut. Fadjar Sidik dan Aming Prajitno 1981: 12 membagi warna menjadi tiga dimensi yaitu panas dinginnya warna atau kita sering menyebutnya hue, terang gelapnya warna atau kita sering sebut value, dan cerah suramnya warna intensity. Berdasarkan penjelasan di atas, agar warna dapat kita gunakan dengan benar dan tepat maka kita harus mempelajari warna tersebut dan bagaimana mempraktikannya dengan baik dalam berkarya seni. Dalam hal ini, ada beberapa teori dalam penggunaan warna yaitu: law of area, balance trought “crossing” or repatition dan keyed colours. Pada teori law of area menjelaskan bahwa semakin luas area yang digunakan maka warna yang digunakan semakin tenang dan sebaliknya. Teori balance trought “crossing” or repatition menjelaskan bahwa warna dapat diseimbangkan dengan melakukan pengulangan dari beberapa warna. Teori keyed colours menjelaskan bahwa kombinasi dari warna bisa dikatakan dikunci jika tiap warna memiliki sesuatu yang sama dengan warna yang lain. Sidik dan Aming, 1981: 12. Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan warna adalah kesan yang ditimbulkan cahaya pada mata. Warna dibagi menjadi tiga warna yaitu warna primer, warna sekunder dan yang terakhir warna tertier. Penggunaan warna pada karya lukisan penulis menggunakan tiga warna tersebut, tetapi dari beberapa karya warna yang diterapkan lebih ke warna yang soft warna yang lembut karena warna yang lembut mengesankan kesejukan sehingga ketika mata melihat lebih tenang. Dari beberapa teori warna yang disebutkan di atas penulis menggunakan teori warna keyed colours. Dalam berkarya seni rupa atau membuat sebuah karya lukisan tidak ada pembatasan dalam penggunaan warna, tinggal bagaimana seniman itu sendiri menggunakan warna maksudnya, apakah seniman itu menggunakan banyak warna atau tidak. Bisa dikatakan bahwa penggunaan banyak atau tidaknya itu relatif bebas. Sebagai contoh penggunaan warna dalam karya Anton Subiyanto yang berjudul “Green Tooth” bisa dikatakan dia tidak banyak menggunakan banyak warna dalam berkarya seni. Pada karya yang berjudul Green Tooth hanya ada beberapa warna saja. Latar belakang warna hitam sangat kontras denga warna-warna objek yang ada. Background yang sangat kontras dengan objek menimbulkan kesan objek menjadi lebih kuat dari pada background atau dengan kata lain visual objek menjadi lebih nampak atau keluar. Pada objek yang berwarna hijau dengan kombinasi keabu- abuan dari warna pensil kemudian dengan objek terbentuk dari garis yang sangat jelas memberikan kesan kontras antar objek yang berwarna hijau dengan background lukisan tersebut. Berikut ini salah satu lukisannya. Gambar II : Anton Subiyanto menunjukan warna Green Tooth Pensil, acrylic on canvas,140 x 200 cm Sumber : https:www.google.comsearch?q=karya+anton+subiyanto c. Bidang Shape Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur garis dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur. Di dalam karya seni, shape digunakan sebagai simbol perasaan seorang seniman di dalam menggambarkan objek hasil subject matter. Shape atau bidang merupakan sebuah bidang kecil yang terjadi akibat dari adanya batas kontur garis dan atau batas warna yang berbeda, adanya gelap terang atau adanya teksture Dharsono, 2004: 41. Menurut pendapat Djelantik 1999: 23, bidang terbentuk apabila sebuah garis diteruskan melalui belokan atau paling sedikit dua buah siku hingga kembali lagi pada titik tolaknya, dan wilayah tengah yang dibatasi garis tersebut merupakan bidang.