Teknik Melukis Media dan Teknik

objek dengan pensil dan charcoal selesai kemudian proses painting dengan menggunakan teknik plakat dengan menggunakan kuas ukuran sedang .Warna- warna yang digunakan warna lembut. Dalam proses visualisasi ini penulis menggabungkan teknik kering dan teknik basah dalam penciptaan karya lukis. Permainan kontras sangat kuat antar objek dengan background. Adapun pada finishing, merapikan objek dengan menggunakan pensil dan sapuan kuas kecil dengan charcoal bubuk. Dilanjutkan dengan proses glossing untuk mengikat bubuk charcoal yang ditorehkan di kanvas agar tidak jatuh dan juga sebagai pengkilat lukisan.

2. Pendekatan

Berdasarkan tema dan visualisasi tingkah laku anak-anak penulis menggunakan metode pendekatan surealisme karena surealisme memberikan kesan imajinasi sehingga memberikan bentuk-bentuk visual yang baru yang dapat menimbulkan pertanyaan pada apresiator. Surealisme menurut Mikke Susanto 2011: 386, merupakan gerakan dalam sastra. Istilah ini dikemukakan Apollinaire untuk dramanya tahun 1917. Dua tahun kemudian Andre Breton mengambilnya untuk menyebut eksperimennya dalam metode penulisan yang spontan. Gerakan ini dipengaruhi oleh teori psikologi dan psiko analis Sigmund Freud. Karya surealisme memiliki unsur kejutan, tidak terduga, ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan paling maju. Andre Breton mengatakan bahwa surealis berada di atas segala revolusi. Aktivitas dadaisme, surealisme dibentuk dengan pusat gerakan terpentingnya di Paris. Sejak tahun 1920-an aliran ini menyebar keseluruh dunia. Adapun manifesto dari surealisme yang ditulis Breton berisi sebagai berikut. Surealisme adalah otomatisme psikis yang murni, dengan apa proses pemikiran yang sebenarnya ingin diekspresikan, baik secara verbal, tertulis maupun cara- cara lain. Surealisme bersandar pada keyakinan kami pada realitas yang superior dan kebebasan asosiasi kita yang telah lama ditinggalkan dan kebebasan asosiasi yang telah lama ditinggalkan, pada keseba-bisaan mimpi, pada pemikiran yang otomatis tanpa control dari kesadaran kita. Surealisme memilki dua tendensi yaitu: 1 Surealisme ekpresif yaitu seniman melewati semacam kondisi tidak sadar, kemudian melahirkan symbol-symbol dan bentuk-bentuk dari pendaharaannya yang terdahulu, yang tergolong dalam tendensi ini adalah Andre Masson, Joan Miro, dan Marc Chagal; 2 Surealisme murni atau sering disebut dengan surealisme fotografik, yaitu seniman menggunakan teknik-teknik akademik untuk menciptakan ilusi yang tampak absurb. Tokohnya adalah Salvador Dali, lainnya seperti Rene Magritte, dan Roberto Matta. Tokoh yang dianggap sebagai pelopor surealis adalah Marc Chagall 1889-, seorang Rusia yang dalam usia dua puluhan pindah dan menetap di Paris. Sekalipun hampir seluruh sisa hidupnya di Paris, tetapi ingatannya pada tanah asal masih segar, pada kampungnya, cerita-cerita rakyatnya, yang menghidupi ciptaan-ciptaannya. Joan Miro 1893- adalah pelukis kelahiran Spanyol yang pada tahun 1925 bertemu dengan kaum surealis. surealisme baginya mempengaruhi untuk berfantasi lebih bebas dengan caranya sendiri. 32 BAB III HASIL PENCIPTAAN DAN PEMBAHASAN

A. Konsep dan Tema Penciptaan

1. Konsep Penciptaan

Konsep penciptaan lukisan dengan judul “Tingkah Laku Anak sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik” penggambaran objek anak-anak mempertahankan bentuk aslinya tetapi untuk tubuh anak-anak mengalami deformasi bentuk dan distorsi. Distorsi dan deformasi tubuh disini sebagai metafora dari tingkah laku anak. Alasan mengapa penulis mempertahankan bentuk aslinya anak kemudian tubuhnya didistorsi dan dideformasi karena penulis menganut aliran surealisme dan ingin menciptakan bentuk baru tetapi sesuai dengan konsep penciptaan awal. Penciptaan lukisan dengan judul “Tingkah Laku Anak sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan Surealistik” tidak semata-mata langsung terjadi begitu saja. Ada proses yang cukup panjang. Penulis harus melakukan beberapa pengkajian yaitu melalui pengamatan dari tingkah laku anak-anak. Kemudian penulis mengimajinasikan bagaimana bentuk tingkah laku anak itu divisualisasikan dengan distorsi dan deformasi bentuk ke dalam lukisan dan juga kesesuaiaan warna background karena penulis tidak menggunakan banyak warna. Warna yang penulis gunakan hanya sebagai background saja karena menurut penulis untuk mengesankan kesan minimalis kemudian pada pembuatan background menggunakan warna-warna pastel karena menurut penulis dunia anak-anak