untuk memberikan efek-efek pada sebuah obyek, seperti memberi kesan bayangan, tekstur benda maupun untuk membuat variasi latar belakang obyek.
Biasanya menggunakan pensil,  konte,  krayon dan tempera.  Susanto, 2011: 32.
B. Metode Penciptaan dan Pendekatan
1. Metode Penciptaan
a. Eksplorasi Exploration
Proses  eksplorasi dilakukan guna menemukan ide kreatif terkait dengan tingkah laku anak. Cara yang digunakan dengan cara observasi atau pengamatan.
Pada  pengamatan atau observasi  dapat dilakuakan melalui foto, video, pengamatan langsung di  lingkungan sekitar yang  banyak anak-anak bermain,
membaca buku tantang perkembanagan tingkah laku anak, dan juga melaui berita. Hal ini dilakukan dengan maksud agar dapat menangkap tingkah laku anak lebih
dalam yang kemudian nantinya divisualisasikan ke dalam bentuk lukisan. Setelah melakukan ekplorasi selanjutnya membayangkan bagaimana tingkah laku dari
anak    divisualisasikan  dan  akhirnya ditemukan suatu bentuk yang variatif sesuai dengan komposisi bidang, garis,  warna dan unsur-unsur lainnya. Proses
selanjutnya setelah penemuan yang sesuai dengan yang diinginkan kemudian divisualisasikan kedalam lukisan dengan menggunakan pertimbangan prinsip-
prinsip  seni rupa dengan tujuan mendapatkan sebuah pandangan dan pendapat secara luas dalam persepsi pribadi.
b. Eksperimen Experimentation
Eksperimen dalam proses melukis merupakan tindakan atau upaya untuk menghasilkan sesuatu yang tak terduga, supaya ide penciptaan dapat diangkat atau
dimunculkan secara tepat, dilakukanlah suatu percobaan bagaimana tingkah laku anak itu sendiri dapat divisualisasikan sesuai dengan ide, dengan cara mencoba-
coba trial and error. Tahapan pertama dalam proses ekperimen yang dilakukan yaitu membuat
sketsa.  Pada proses pembuatan sketsa merupakan tahapan pencarian bentuk, warna,  komposisi, proporsi yang nantinya dituangkan pada kanvas.  Proses
penuangan sketsa penulis lakukan di atas  kertas dengan menggunakan pensil charcoal,  pensil  warna di  atas kertas dengan percobaan pengubahan bentuk  atau
deformasi. Penulis menggunakan warna hanya untuk background  saja. Dalam lukisan ini, objek-objek utama yang penulis visualisasikan objek anak yang
dideformasi  dan  distorsi  sesuai dengan  pola  perkembangan tingkah laku anak. Penulis menggunakan warna lembut dan sederhana sebagai background.
c. Visualisasi Visualization
Visualisasi merupakan proses akhir dari penciptaan sebuah karya seni. Visualisasi merupakan pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan jalan
menggunakan bentuk gambar, tulisan yang berupa angka dan kata, peta grafik, dan sebagainnya.Visualisasi bisa juga diartikan sebagai proses pengubahan
konsep menjadi gambar yang disajikan lewat karya seni Susanto,  2011:  427. Bentuk  representasional  merupakan bentuk visualisasi yang diangkat dalam
lukisan. Proses awal yang dilakukan membuat sketsa di  atas kanvas dengan
berpedoman pada sketsa kertas yang sudah dibuat. Kemudian mengarsir objek tersebut dengan pensil dan charcoal untuk mencapai kesan gelap terang. Setelah
objek dengan pensil  dan  charcoal  selesai kemudian proses painting  dengan menggunakan teknik plakat dengan menggunakan kuas ukuran sedang .Warna-
warna yang digunakan warna lembut. Dalam proses visualisasi ini penulis menggabungkan teknik kering dan teknik basah dalam penciptaan karya lukis.
Permainan  kontras sangat kuat antar objek dengan  background. Adapun pada finishing,  merapikan objek dengan menggunakan pensil  dan sapuan kuas kecil
dengan  charcoal  bubuk. Dilanjutkan dengan proses  glossing  untuk mengikat bubuk  charcoal  yang ditorehkan di  kanvas agar tidak jatuh dan juga sebagai
pengkilat lukisan.
2. Pendekatan
Berdasarkan tema dan visualisasi tingkah laku anak-anak penulis menggunakan metode pendekatan surealisme  karena  surealisme  memberikan
kesan imajinasi sehingga memberikan bentuk-bentuk visual yang baru yang dapat menimbulkan pertanyaan pada apresiator.  Surealisme  menurut Mikke Susanto
2011: 386, merupakan gerakan dalam sastra. Istilah ini dikemukakan Apollinaire untuk dramanya tahun 1917. Dua tahun kemudian Andre Breton mengambilnya
untuk menyebut eksperimennya dalam metode penulisan yang spontan. Gerakan ini dipengaruhi  oleh teori psikologi dan psiko analis Sigmund Freud. Karya
surealisme  memiliki unsur kejutan, tidak terduga, ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis  surealis  yang
memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan paling maju. Andre Breton mengatakan bahwa  surealis  berada di  atas segala
revolusi. Aktivitas dadaisme,  surealisme  dibentuk dengan pusat gerakan