Warna Unsur-unsur Seni Rupa

Gambar II : Anton Subiyanto menunjukan warna Green Tooth Pensil, acrylic on canvas,140 x 200 cm Sumber : https:www.google.comsearch?q=karya+anton+subiyanto c. Bidang Shape Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur garis dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur. Di dalam karya seni, shape digunakan sebagai simbol perasaan seorang seniman di dalam menggambarkan objek hasil subject matter. Shape atau bidang merupakan sebuah bidang kecil yang terjadi akibat dari adanya batas kontur garis dan atau batas warna yang berbeda, adanya gelap terang atau adanya teksture Dharsono, 2004: 41. Menurut pendapat Djelantik 1999: 23, bidang terbentuk apabila sebuah garis diteruskan melalui belokan atau paling sedikit dua buah siku hingga kembali lagi pada titik tolaknya, dan wilayah tengah yang dibatasi garis tersebut merupakan bidang. Bidang sendiri memiliki dua ukuran, yaitu panjang dan lebar, atau disebut juga dua dimensi. Bidang ukuran dua dimensi tidak selalu berbentuk datar, ada juga yang melengkung, tidak rata, atau bergelombang. Dalam lukisan, tidak merata atau tidak bergelombang suatu bidang bisa dibuat dengan ilusi warna, misalnya penggunaan warna hitam atau warna lainnya yang menimbulkan kesan bayangan. Wujud dari tiap bidang sendiri beragam, sehingga memberikan kesan estetik yang berbeda. Bidang yang memilki bentuk lengkung lebih terlihat alami dan luwes dari pada bidang berbentuk persegi Djelantik, 1999: 24. Dharsono 2004: 24 menjelaskan bahwa bidang dalam seni rupa biasanya digunakan sebagai symbol ekpresi seniman dalam menggambarkan objek hasil subject matter. Jadi bidang itu sendiri pembentukan antara dua buah garis atau lebih atau juga pertemuan antara warna satu dengan yang lainnya yang bertemu yang biasanya bidang dalam seni rupa sebagai ekspresi seniman. Penggunaan shape atau bidang dapat kita lihat pada lukisan Anton Subiyanto yang berjudul Appearance pada lukisan ini sangat jelas penggunaan bidang pada objek vigura dan pada objek pohon yang mengesankan bidang, namun pada objek-objek lain tidak ditemukan bidang. Pada objek vigura ada pertemuan beberapa garis yang membentuk bidang persegi panjang itu sangat jelas sekali. Walaupun dalam lukisan ini bidang tidak terbentuk dari pertemuan warna satu dengan warna yang lain tetapi di sini bidang terbentuk karena adanya pertemuan antara beberapa garis yang membentuk bidang persegi panjang. Gambar III : Contoh Lukisan Anton Subiyanto yang menunjukan bidang “ Appearance” Acrylic,Pensil on Canvas, 97x97cm Sumber :https:www.google.comsearch?q=karya+anton+subiyanto 5. Prinsip Penyusunan Penyusunan dalam seni rupa sering kita sebut dengan komposisi. Penyususunan unsur dalam desain harus memperhatiakn prinsip-prinsip komposisi seperti harmoni, kontras, kesatuan, keseimbangan, irama, kesederhanaan, variasi, aksentuasi dan proporsi.

a. Harmoni Keselarasan

Menurut Mikke Susanto 2011: 175, harmoni adalah suatu tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memilki keserasian. Hal ini juga merujuk kepada pemberdayagunaan ide-ide dan potensi-potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan yang ideal. Menurut Dharsono 2004: 54, harmoni adalah paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika unsur-unsur estetika dipadukan secara berdampingan maka akan tercipta suatu kombinasi tertentu yang menimbulkan harmoni. Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harmoni adalah perpaduan antara unsur-unsur yang berbeda dekat yang berakibat atau menimbulkan keseimbangan dan keserasiaan maka tercipta suatu kombinasi tertentu yang menimbulkan harmoni.

b. Kontras

Menurut Dharsono 2004: 227, kontras merupakan paduan unsur-unsur yang memilki ketajaman yang berbeda. Kontras sendiri merangsang minat, menghidupkan suatu desain, dan merupakan bumbu komposisi dalam pencapaiaan suatu bentuk. Mikke Susanto 2011: 227 mendefinisikan bahwa kontras sebagai berikut: Kontras merupakan perbedaan mencolok dan tegas antara elemen-elemen dalam sebuah tanda yang ada pada sebuah tanda yang ada pada sebuah komposisi atau desain. Kontras dapat dimunculkan dengan menggunakan warna, bentuk, tekstur, ukuran, dan ketajaman. Kontras digunakan untuk memberi ketegasan dan mengandung opisisi-oposisi seperti gelap terang, cerah-buram, kasar halus, besar-kecil dan lain-lain. Dalam hal ini kontras dapat pula memberi peluang munculnya tanda-tanda yang dipakai sebagai tampilan utama maupun pendukung dalam sebuah karya. Jadi kontras perpaduan unsur-unsur seperti warna, bentuk, tekstur, ukuran dan ketajaman yang mencolok yang dapat menghidupkan desain.

c. Kesatuan

Sidik, dkk 1981: 47 mengartikan bahwa kesatuan atau unity sebagai penyusunan atau pengorganisasian dari elemen-elemen seni sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah kesatuan. Dharsono 2004: 47 mendefinisikan bahwa kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan yang merupakan efek yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi yang berada di antara hubungan unsur pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan secara utuh. Berhasil atau tidaknya karya ditentukan oleh kemampuan memadukan seluruh unsur-unsur estetik. Jadi kesatuan pengorganisasian elemen- elemen seni sedemikian rupa sehingga menampilkan kesan yang utuh.

d. Keseimbangan

Fadjar Sidik dan Aming Prajitno 1981: 50 mengartikan bahwa keseimbangan adalah tidak berat sebelah. Hal ini bisa didapatkan dengan cara menggerombolkan beberapa bentuk dan warna sedemikian rupa hingga terdapat suatu daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi dari pusat tersebut. Dharsono 2004: 60 mengatakan bahwa keseimbangan sebagai keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual atau intensitas kekaryaan. Keseimbangan menurut Dharsono sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu keseimbangan formal formal balance dan keseimbangan informal informal balance. Keseimbanganm formal biasanya bersifat simetris yaitu dengan cara menyusun unsur-unsur sejenis dan mempunyai identitas visual pada jarak yang sama terhadap suatu titik pusat yang imajiner. Sedangkan keseimbangan informal informal balance merupakan keseimbangan yang menggunakan prinsip susunan ketidaksamaan atau kontras dan selalu asimetris. Keseimbangan ini lebih rumit namun lebih menarik karena memiliki kesan dinamika yang memberikan variasi lebih banyak. Jadi keseimbangan yaitu cara menggerombolkan bentuk dan warna sedemikian rupa sehingga menimbulkan kekuatan saling berhadapan dan menimbulkan kesan seimbang. Keseimbangan ada dua macam yaitu keseimbangan formal formal balance dan keseimbangan informal informal balance.

e. Irama

Dharsono 2004: 57 mengatakan bahwa irama sebagai pengulangan unsur- unsur pendukung karya seni. Menurut Sidik dkk 1981: 48, irama atau ritme merupakan suatu pengulangan yang secara terus-menerus dan teratur dari beberapa unsur. Terdapat tiga cara untuk memperoleh gerak ritmis, yaitu dengan cara pengulangan bentuk, dengan progresi ukuran-ukuran dan dengan cara melalui gerak-gerak kontinue. Dalam batasan tertentu, pengulangan dapat membantu untuk menarik perhatian. Akan tetapi jika pengulangan terlalu sering, maka yang terjadi adalah timbulnya kejenuhan. Selain itu juga diperlukan sebauh variasi agar terlihat tidak monoton. Jadi irama merupakan pengulangan unsur-unsur seni yang dilakukan terus-menerus, teratur dari suatu unsur atau beberapa unsur.

f. Kesederhanaan

Dharsono 2004: 62 mendefinisikan bahwa kesederhanaan dalam desain pada dasarnya adalah kesederhanaan selektif dan kecermatan pengelompokan unsur-unsur artistik dalam desain. Adapun kesederhanaan ini tercakup dalam beberapa aspek, di antaranya sebagai berikut. kesederhanaan unsur: artinya unsur- unsur yang terlalu rumit sering menjadi bentuk yang mencolok dan penyendiri, asing atau terlepas sehingga sulit diikat dalam kesatuan keseluruhan. Jadi kesederhana adalah kesederhanaan selektif dan pengelompokan unsur-unsur artistik.

g. Variasi

Mikke Susanto 2011: 419 mendefinisikan bahwa variasi merupakan penganekaragaman atau serba beraneka macam sebagai usaha untuk menawarkan suatu alternatif baru yang memiliki perbedaan. Biasanya istilah ini banyak digunakan oleh para penghias benda pakai sebagai komponen aksesiri seperti pada mobil dan motor. Variasi dapat dihasilkan dengan kombinasi dari berbagai macam bentuk, tekstur, warna, serta gelap terang seperti pada karya lukisan. Jadi variasi Penganekaragaman unsur seni untuk menghasilkan sesuatu alternativ baru yang lebih fresh. h. Aksentuasi Dharsono 2004: 63 mendefinisikan desain yang baik mempunyai titik berat untuk menarik perhatian center of interest. Ada berbagai cara untuk menarik perhatian kepada titik berat tersebut, yaitu dapat dicapai dengan melalui perulangan ukuran serta kontras antar tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk ataupun motif. Susunan beberapa unsur visual atau penggunaan ruang dan cahaya bisa menghasilkan titik perhatian pada fokus tertentu. Dengan demikian bahwa perulangan unsur desain dan pengulanagan warna bisa memberi penekanan pada unsure tersebut. Aksentuasi bisa dicapai dengan kontras dan susunan. Jadi