2.3.4. Pengukuran Kepuasan Kerja
Mengukur kepuasan kerja dapat digunakan skala indeks deskripsi jabatan, skala kepuasan kerja berdasarkan ekspresi wajah, dan kuesioner kepuasan kerja
Minnesota. a.
Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Skala Indeks Deskripsi Jabatan Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Smith, Kendall, dan Hulin
pada tahun 1969. Dalam penggunaannya, pegawai ditanya mengenai pekerjaan maupun jabatannya yang dirasakan sangat baik dan sangat buruk,
dalam skala mengukur sikap dari lima area, yaitu kerja, pengawasan, upah, promosi, dan co-worker. Setiap pertanyaan yang diajukan, harus dijawab oleh
pegawai dengan cara memadai jawaban ya, tidak atau tidak ada jawaban. b.
Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Berdasarkan Ekspresi Wajah Mengukur kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Kunin pada tahun
1955. Skala ini terdiri dari segi gambar wajah-wajah orang mulai dari sangat gembira, gembira, netral, cemberut, dan sangat cemberut. Pegawai diminta
untuk memilih ekspresi wajah yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang dirasakan pada saat itu.
c. Pengukuran Kepuasan Kerja dengan Kuesioner Minnesota
Pengukuran kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Weiss, Dawis, dan England pada tahun 1967. Skala ini terdiri dari pekerjaan yang dirasakan
sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan, dan sangat memuaskan.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Pegawai diminta memilih satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya.
2.3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Prabumangkunegara 2001, ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya.
a. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis
kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja.
b. Faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat
golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Menurut Hasibuan 2002 faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja adalah:
a. Balas jasa yang adil dan layak.
b. Kesejahteraan yang tepat sesuai dengan keahlian.
c. Berat-ringannya pekerjaan.
d. Suasana dan lingkungan pekerjaan.
e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Berdasarkan kutipan di atas dijelaskan bahwa faktor balas jasa yang adil dan layak sebagai faktor utama timbulnya kepuasan pegawai dalam bekerja. Pegawai
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
harus mendapatkan imbalan yang pantas, selain itu kesejahteraan juga menjadi prioritas yang diperhatikan oleh pegawai, kemudian disusul oleh berat ringannya
pekerjaan, lingkungan kerja dan sikap pimpinan di organisasi. Suatu tinjauan ulang yang ekstensif dari literatur menyatakan bahwa faktor-
faktor yang lebih penting yang mendorong kepuasan kerja adalah keseluruhan faktor yang membentuk rasa puas dalam suatu organisasi tempat individu bekerja. Jadi
dalam suatu pekerjaan di mana seorang pegawai merasa terpuaskan, sangat tergantung oleh berbagai unsur atau faktor yang mempengaruhinya. Unsur tersebut
tercipta dan dipengaruhi baik dari diri organisasi maupun dari luar pekerjaan tersebut yang saling mempengaruhi.
2.4. Teori tentang Budaya Organisasi