2.2.5.2. Pengaruh Debt To Equity Ratio DER Terhadap Harga Saham
Debt to Equity Ratio DER merupakan suatu rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity
yang dimiliki oleh perusahaan. Atau dengan kata lain, DER adalah perbandingan antara jumlah pinjaman dan jumlah
ekuitas dari sebuah perusahaan.
Menurut Arifin 2005 : 12 dalam teori signaling memprediksi bahwa investor dapat membedakan secara rasional antara perusahaan
yang buruk dan perusahaan yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari keputusan manajer yang dapat dijadikan sinyal dalam menentukan
keputusan untuk mengambil dana dari eksternal hutang. Suatu perusahaan berani mengambil dana eksternal untuk membiayai proyek
merupakan sinyal bahwa proyek tersebut memiliki nilai intrinsik yang tinggi. Penambahan hutang baru juga dapat menjadi sinyal karena hanya
perusahaan yang prospek pendapatannya relatif stabil yang berani
menambah hutang.
Sedangkan menurut Brigham dan Houston 2006 : 40, semakin tinggi DER memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan
tersebut menanggung risiko kerugian yang tinggi pada saat perekonomian sedang kurang baik. Tetapi, perusahaan dengan nilai DER yang tinggi
akan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi pada saat perekonomian
sedang membaik.
Tingginya nilai
DER akan
mempengaruhi minat investor terhadap saham tertentu, karena investor
akan mengharapkan pengembalian yang tinggi. Sedangkan rendahnya nilai DER akan mempengaruhi minat investor terhadap saham tertentu,
karena investor tentunya menginginkan tingkat pengembalian yang
tinggi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa naiknya DER akan berdampak langsung pada kenaikan harga saham perusahaan tersebut, dan turunnya
nilai DER juga akan berdampak langsung pada penurunan harga saham perusahaan tersebut, sehingga dapat dikatakan DER mempunyai
pengaruh positif pada harga saham.
2.2.5.3. Pengaruh Debt Ratio DR Terhadap Harga Saham
Rasio ini digunakan untuk mengetahui cara atau dari mana perusahaan memperoleh sumber pembiayaan untuk membiayai aktiva
yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dengan mengandalkan data-data
keuangan yang diperoleh dari neraca Lukviarman, 2006 : 27.
Debt Ratio merupakan ukuran seberapa besar aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan dibelanjai dengan hutang pinjaman. Hutang menjadi
salah satu variabel pengamatan dari investor yang hendak menanamkan modalnya pada saham yang dijual oleh emiten dan yang disukai kreditor
adalah rasio hutang yang rendah. Sesuai konsep risk and return, investor menanggung risiko sesuai dengan return yang diharapkan. Pada sisi lain,
perusahaan atau emiten menghendaki leverage yang tinggi untuk