Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah Sumarsono, 2004: 43: a. Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusi adalah tidak normal b. Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusi adalah normal.

2. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan waktu urut Time Series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectorial, dalam konteks regresi, model regresi Linear mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi atau nilai pengganggu Gujarati. 1995: 201, jadi suatu model regresi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai residual dari observasi pada waktu ke-t e t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual dengan observasi sebelumnya e t-1 . Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Uji Durbin Watson uji DW dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.1 : Tabel Kriteria Durbin Watson Durbin Watson Kriteria Angka D – W di bawah - 2 Ada Autokorelasi Positif Angka D – W di bawah – 2 sampai + 2 Tidak Ada autokorelasi Angka D – W di atas + 2 Ada autokorelasi negatif Santoso, 1999: 218-219

3. Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti terjadi korelasi mendekati sempurna antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas sama dengan nol. Diagnosa secara sederhana terhadap adanya multikorelasi di dalam model regresi adalah sebagai berikut : a. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. b. Jika diantara dua variabel independen memiliki korelasi yang spesifikasi maka di dalam model regresi tersebut terdapat multikolinieritas. c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dari lawannya 2 variance inflation faktor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel yang lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1 Tolerance dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai Cutoff yang umum dipakai adalah dengan nilai VIF 10 maka terjadi multikolinieritas Ghozali, 2002: 57.

4. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2005: 105. Maksud dari penyimpangan Heteroskedastisitas adalah variants variabel dalam model tidak sama konstan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas digunakan korelasi Rank Spearman antara residual dengan variabel independen. - Apabila nilai signifikan hitung sig dari tingkat signifikan α = 0.05 berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas - Apabila nilai signifikan hitung Sig dari tingkat signifikan α = 0.05 berarti terjadi Heteroskedastisitas Santoso, 1999:23.

3.4.2. Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan model untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. H 0 : b 1 = b 2 = b 3 = 0 tidak ada kesesuaian model antara variabel X 1, X 2, X 3 terhadap Y . H 1 : b 1 = b 2 = b 3 ≠ 0 ada kesesuaian model antara variabel X 1, X 2, X 3 terhadap Y. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan α 0.05. Kriteria pengujian sebagai berikut : 1. Jika Nilai probabilitas 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan X 1 , X 2, X 3 terhadap Y. 2. Jika Nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan X 1 , X 2, X 3 terhadap Y. 2. Uji t Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut : a. Hipotesis : H 0 : b 1 = b 2 = b 3 = 0 tidak terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. H 1 : b 1 = b 2 = b 3 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Dimana i = 1, 2, 3 Level of Signifikan α = 0.05 b. Ketentuan Pengujian : 1 Jika tingkat signifikan p- Value 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. 2 Jika tingkat signifikan p- Value 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Return On Assets, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 100 81

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 68 87

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Invetment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan

7 109 84

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

ANALISA PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 104

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TOBACCO MANUFACTURERS DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan A

0 1 25

ANALISA PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 21

PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13