Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan
α
0.05. Kriteria pengujian sebagai berikut :
1. Jika Nilai probabilitas 0,05, maka H diterima dan H
1
ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan X
1
, X
2,
X
3
terhadap Y. 2. Jika Nilai probabilitas 0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan X
1
, X
2,
X
3
terhadap Y. 2.
Uji t
Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen digunakan uji t
dengan rumus sebagai berikut : a. Hipotesis :
H
0 :
b
1
= b
2
= b
3
= 0 tidak terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
H
1 :
b
1
= b
2
= b
3
≠ 0 Terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Dimana i = 1, 2, 3 Level of Signifikan α = 0.05
b. Ketentuan Pengujian : 1 Jika tingkat signifikan p- Value 0,05 maka H
diterima dan H
1
ditolak. 2 Jika tingkat signifikan p- Value 0,05 maka H
ditolak dan H
1
diterima.
3.4.3. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Regresi Linier Berganda untuk tiga prediktor dengan perumusan
sebagai berikut : Y = a + b
1
X
1 +
b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Anonim, 2003: L – 21
Keterangan : Y
= Harga Saham α
= Konstanta X
1
= Return On Assets X
2
= Debt to Equity Ratio X
3
= Debt Ratio Leverage Ratio b
1 . . .
b
3
= Koefisien Regresi c
= Variabel Pengganggu.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia
Bertepatan dengan peringatan 30 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, maka akan memasuki satu babak baru dalam perjalanan Bursa
Efek Indonesia, yaitu dengan adanya penggabungan Bursa Efek Surabaya ke dalam Bursa Efek Jakarta, yang kemudian menjadi bursa Efek Indonesia
Indonesian Stock Exchange. Perubahan ini mencerminkan kepentingan pasar
modal secara nasional. Dalam Rapat Umum Pemegang Luar Biasa RUPSLB yang dilaksanakan
pada tanggal 30 Oktober 2007, para pemegang saham kedua Bursa Efek telah menyetujui rancangan penggabungan Bursa Efek Surabaya ke dalam Bursa Efek
Jakarta yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya telah dilakukan berbagai kegiatan dalam rangka persiapan penggabungan khususnya
yang menyangkut aspek legal dan pengesahan Anggaran Dasar dari Departemen Kehakiman dan HAM. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007 secara resmi
Bursa Efek Indonesia telah efektif. Bursa Efek ini akan memfasilitasi perdagangan saham equity, surat utang fixed income, maupun perdagangan derivatif
derivatif instruments . Hadirnya Bursa Efek tunggal ini diharapkan akan
meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinventasi.