1. Harga nominal atau nilai pari Nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham
yang dikeluarkannya. Besarnya harga nominal ini tergantung dari keinginan emiten.
2. Harga Perdana Harga ini merupakan harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa
efek, atau merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada investor. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten
dan penjamin emisi underwriter. 3. Harga Pasar
Harga jual investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
4. Harga Pembukaan Harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa
dibuka. Harga pembukaan dimungkinkan akan menjadi harga pasar. 5. Harga penutupan
Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Harga penutupan dimungkinkan
akan menjadi harga pasar.
2.2.2.3. Pendekatan Penilaian Harga Saham
Analisa harga saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik intrinsic value suatu saham dan kemudian membandingkan dengan
harga pasar saat ini current market price saham tersebut. Nilai intrinsik NI menunjukkan present value kas yang diharapkan dari saham
tersebut.
Pedoman dipergunakan untuk menilai harga saham Husnan, 1998 : 288:
1. Apabila nilai intrinsik harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalue harganya terlalu rendah dan karenanya harus
dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. 2. Apabila nilai intrinsik harga pasar saat ini, maka saham tersebut
dinilai overvalued harganya terlalu tinggi dan karenanya harus dijual.
3. Apabila nilai intrinsik = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Menurut Francis 1988 : 63 mengemukakan dua pendekatan dalam penelitian sekuritas yaitu “The Fundamental Approach And The Technical
Approach ”. Analisis yang mempergunakan teknik analisis fundamental percaya
bahwa harga saham menggambarkan nilai intrinsik dan saham. Nilai intrinsik yang dimaksud disini adalah cara penentuan nilai saham berdasarkan kemampuan
performance masa depan perusahaan. Nilai intrinsik kadang-kadang disebut juga sebagai “Present value atau Economic Value Estimates”.
Pendekatan lain yang sering juga digunakan dalam menilai saham adalah technical approach
, pendekatan ini sering memusatkan perhatiannya pada chart harga sekuritas sehingga disebut Charties. Teknik analisis yang bersifat teknikal
lebih menekankan pada perilaku harga saham, volume perdagangan serta capital gain, disisi lain, nilai saham ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran
akan semua saham aliran ini juga mengabaikan nilai intrinsik saham.
2.2.2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Usman 1990 : 167, faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham, antara lain :
1 Faktor Fundamental Faktor fundamental adalah faktor yang menggambarkan keadaan
suatu perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan tersebut, antara lain : kemampuan manajemen
perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasaran, perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap
perekonomian nasional, kebijakan pemerintah, hak-hak investor. 2 Faktor Teknis
Faktor teknis adalah faktor yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun kelompok, antara lain : perkembangan
kurs, keadaan pasar, volume dan frekuensi transaksi, kekuatan pasar. 3 Faktor-faktor Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik
Faktor ini adalah faktor di luar fundamental dan faktor teknis diantaranya adalah : tingkat inflasi dan tingkat bunga, kebijakan
moneter, musim, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi keadaan politik
2.2.3. Analisis Rasio
2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio
Menurut Sartono 2001 : 113, analisis rasio keuangan ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan prestasi satu periode
dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu. Selain itu dapat pula dilakukan
dengan cara membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri sehingga dapat diketahui bagaimana posisi perusahaan dalam industri.
2.2.3.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Tujuan tiap penganalisa pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas dan likuiditas dari perusahaan yang
bersangkutan. Sartono 2001:114-125, mengklasifikasikan rasio dalam empat jenis kelompok :
a. Rasio Likuiditas Rasio yang menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang
mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.
b. Rasio Aktifitas Rasio
yang menunjukkan
bagaimana sumber
daya telah
memanfaatkan secara
optimal, kemudian
dengan cara