Menghitung Perkerasan Jalan .1 Kapasitas dasar Co

4.4 Menghitung Perkerasan Jalan 4.4.1 Kapasitas dasar Co Kapasitas dasar dapat ditentukan dengan melihat geometrik jalan pada kondisi existing pada segmen Jalan Mastrip-Surabaya STA 2+100 – STA 7+100 yang mempunyai alinyemen datar dengan tipe dua lajur dua arah tak terbagi 22 UD dari tabel 2.13 untuk tipe jalan 22 UD alinyemen datar, maka didapatkan nilai kapasitas dasar, Co = 3100 smpjam.

4.4.2 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas FCw

Menentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas FCw dari tabel 2.14 untuk tipe jalan 22 UD dengan lebar efektif total kedua arah 7,00 meter FCw = 1,00.

4.4.3 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Pemisah Arah FCsp

Menentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisah arah FCsp dari tabel 2.15 untuk tipe jalan 22 UD pembagian lalu lintas pada dua 2 arah, maka untuk analisa digunakan pembagian arah yaitu: 50: 50 didapatkan nilai FCsp = 1,00.

4.4.4 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping FCsf

Menentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping FCsf dengan lebar bahu jalan efektif 1,75 meter dari tabel 2.16 untuk tipe jalan 22UD ruas Jalan Mastrip-Surabaya mempunyai kondisi FCsf = 0,91.

4.4.5 Kapasitas C

Menentukan nilai kapasitaspada kondisi lapangan. Dengan persamaan 2.3 kapasitas C pada ruas Jalan Mastrip-Surabaya dapat dihitung dengan rumus : C = Co x FCw x FCsp x FCsf = 3100 x 1,00 x 1,00 x 0,91 = 2821 smpjam

4.4.6 Arus Total Lalu Lintas Q smpjam

Arus lalu lintas Q merupakan jumlah jalur kendaraan bermotor melalui suatu titik jalan persatuan waktu, maka nilai Q merupakan perkalian dari lintas harian rata-rata dikalikan faktr LHR k=0.11 MKJI hal 6-43 dan angka ekivalensi kendaraan penumpan. Untuk perhitungan nilai   n k i LHRT Q n      1 . Dimana nilai k adalah factor LHRT dan n adalah angka ekivalensi kendaraan penumpang. Sehingga perhitungan arus total lalu lintas adalah sebgai berikut:

4.4.7 Perhitungan Angka Pertumbuhan i

Tabel 4.14 Data Lalu Lintas Pada Tahun 2005 Gol Jenis Kendaraan LHR 1 Sepeda motor MC 168761 2 Kendaraan Ringan LV 28795 3 Bus Kecil MHV 135 4 Bus Besar LB 178 5 Truk tangki 2 sumbu ¾” LT 664 6 Truk tangki 2 sumbu LT 3394 7 Truk tangki 3 sumbu LT 4050 Total 205977 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga 4.15 Data Lalu Lintas Tahun 2006 Gol Tipe Kendaraan LHR 1 Sepeda motor MC 197126 2 Kendaraan Ringan LV 46784 3 Bus Kecil MHV 187 4 Bus Besar LB 286 5 Truk tangki 2 sumbu ¾” LT 1428 6 Truk tangki 2 sumbu LT 3872 7 Truk tangki 3 sumbu LT 4540 Total 254223 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dari data LHR tahun 2005-2006 maka dapat diketahui I pertumbuhan lalu lintas ruas jalan Mastrip-Surabaya sebagai berikut : 42 . 23 100 205977 205977 254223 100 2002 2008 2009        i LHR LHR LHR i

4.4.8 Perhitungan LHRT Awal Tahun 2011

N=2 tahun I = 23.42 Untuk memperhitungkan nilai Lintas Harian Rata-Rata Tahunan adalah sebagai berikut : 1. Sepeda motor MC = 197126 x 1+0.2342² = 300272.1 2. Mobil ringan LV = 46784 x 1+0.2342² = 71263.71 3. Bus Kecil MHV = 187 x 1+0.2342² = 284.85 4. Bus Besar LB = 286 x 1+0.2342² = 435.65 5. Truk tangki 2 sumbu ¾” LT = 1428 x 1+0.2342² = 271.2 6. Truk tangki 2 sumbu LT =3872 x 1+0.2342² = 5898.023 7. Truk tangki 3 sumbu atau lebih =4540 x 1+0.2342² = 6915.55 387245.1 Jadi LHR pada awal umur rencana adalah 387245.1 kendhari2jurusan

4.4.9 Perhitungan LHRT Awal Tahun 2011

Dengan umur rencana 10 tahun LHR pada akhir umur rencana yaitu LHR 2019 n=10 dan i = 23.42 dengan perhitungan sebagai berikut 1. Sepeda motor MC = 300271.1 x 1+0.2342 10 = 2462467 2. Mobil ringan LV = 71263.71 x 1+0.2342 10 = 58441.4 3. Bus Kecil MHV = 284.85 x 1+0.2342 10 = 2335.975 4. Bus Besar LB = 435.65 x 1+0.2342 10 = 3572.67 5. Truk tangki 2 sumbu ¾” LT = 2172.2 x 1+0.2342 10 = 17838.35 6. Truk tangki 2 sumbu LT =5898.023 x 1+0.2342 10 = 48368.41 7. Truk tangki 3 sumbu atau lebih =6915.55 x 1+0.1568 10 = 56721.97 3175714 Jadi LHR pada akhir umur rencana adalah 3175714 kendhari2jurusan

4.4.10 Angka Ekivalen E

Perhitungan angka ekivalen dapat dihitung berdasarkan tabel angka ekivalen dengan nilai setiap golongan kendaraan dengan nilai setiap golongan kendaraan sebgai berikut : 1. Mobil ringan LV 1+1 = 0.0002 + 0.0002 = 0.0004 2. Pick,micro truck 2+2 = 0.0036 + 0.0036 = 0.0072 3. Bus 3+5 = 0.0183 + 0.1410 = 0.1593 4. Truk tangki 2 as 13 ton 5+8 = 0.1410 + 0.9238 = 1.0648 5. Truk tangki 3 as 20 ton 8+6x2 =0.9238 + 0.2938x2 = 1.5084

4.3.5 Lintas Ekivalen Permulaan LEP

Dalam menentukan LEP diperlukan nilai koefisien distribusi antara kendaraan berat dan ringan, maka berdasarkan ketentuan diatas ditentukan nilai sebagai berikut: - Koefisien distribusi kendaraan ringan = 0,5 - Koefisien distribusi kendaraan berat = 0,5 Untuk menentukan nilai LEP adalah sebagai berikut: 1. Sepeda motor MC = 2462467 x 0.0004 x 0.5 = 492.4934 2. Mobil ringan LV = 58441.4 x 0.0004 x 0.5 = 11.68828 3. Bus Kecil MHV = 2335.975 x 0.0072 x 0.5 = 0.467195 4. Bus Besar LB = 3572.67 x 0.1593 x 0.5 = 12.86161 5. Truk tangki 2 sumbu ¾” LT = 17838.35 x 0.1593 x 0.5 = 1420.825 6. Truk tangki 2 sumbu LT = 48368.41 x 1.0648 x 0.5 = 25751.34 7. Truk tangki 3 sumbu atau lebih = 56721.97 x 1.5084 x 0.5 = 42779.71 70469.39

4.3.6 Lintas Ekivalen Akhir LEA

Nilai lintas Ekivalen Akhir LEA dapat diperhitungkan sebagai berikut: 1. Sepeda motor MC = 2462467 x 0.0004 x 0.5 = 492.4934 2. Mobil ringan LV = 58441.4 x 0.0004 x 0.5 = 11.68828 3. Bus Kecil MHV = 2335.975 x 0.0072 x 0.5 = 0.467195 4. Bus Besar LB = 3572.67 x 0.1593 x 0.5 = 12.86161 5. Truk tangki 2 sumbu ¾” LT = 17838.35 x 0.1593 x 0.5 = 1420.825 6. Truk tangki 2 sumbu LT = 48368.41 x 1.0648 x 0.5 = 25751.34 7. Truk tangki 3 sumbu atau lebih = 56721.97 x 1.5084 x 0.5 = 42779.71 70469.39

4.3.7 Lintas Ekivalen Tengah LET

Penentuan nilai LET ditentukan berdasarkan nilai LEP dan LEA 96 , 1461 2 591 , 552 333 , 2371 2      LET LEA LEP LET

4.3.8 Lintas Ekivalen Rencana

Dengan nilai LET dapat ditentukan LER sebagai berikut: LER = LET.FP 96 , 1461 10 10 96 , 1461   x LET FP = Faktor Penyelesaian = 10 R R = Umur Rencana

4.3.9 Faktor regional

Dalam penentuan faktor regional perlu diperhitungkan nilai prosentasi kendaraan berat yakni kendaran dengan muatan 5 ton yaitu sebesar: = jumlah kendaraan berat x 100 Jumlah total kendaraan  40 20 100 5235 1059   x Dengan kelandaian 6 dan iklim curah hujan rata‐rata adalah 150,1 900 mmth, maka dari tabel 2.9 diperoleh FR = 0,5

4.3.10 Ipo Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana

Jenis lapis permukaan yang akan dipakai LASTON MS 590 pada perencanaan jalan ini dari tabel 2.7 didapat Ipo ≥ 4

4.3.11 Ipt Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa volume lalu lintas terhadap nilai kerusakan jalan pada lokasi studi diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan survei Traffic Counting TC dapat diketahui karakteristik kendaraan yang melewati lokasi studi. Jenis kendaraan yang melewati jalan Mastrip STA 2+100 – STA 7+100 adalah : a. Sepeda motor MC dengan volume harian sebesar 93074 kendaraanhari 57.40 b. Mobil pribadi MP 1.1 berat kosong 1.5 ton dengan volume harian sebesar 56401 kendaraanhari 34.78 c. Bus mini 1.1 dengan volume harian sebesar 205 kendaraanhari 0.13 d. Bus besar 1.2 dengan volume harian sebesar 211 kendaraanhari 0.13 e. Truk kecil T 1.1 truk 2 as single whole pada as belakang dengan berat kosong 1.5 ton dengan volume harian sebesar 2624 kendaraanhari 1.62 f. Truk besar T 1.2 L truk 2 as dual whole pada as belakang dengan berat kosong 3 ton dengan volume harian sebesar 776 kendaraanhari 0.48 108