Analisis situasi Pengembangan Kuesioner

G. Tata Cara Penelitian 1. Studi pustaka

Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka, yaitu membaca literatur baik artikel maupun jurnal dari website dan buku acuan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan, sikap, tindakan mengenai penggunaan antibiotika, pembuatan kuesioner, metode penelitian, statistika, serta pengolahan dan perhitungan data yang digunakan.

2. Analisis situasi

a. Penentuan lokasi penelitian. Lokasi untuk penelitian dipilih setelah dilakukan observasi di Kecamatan Umbulharjo, kemudian dipilih satu Kelurahan yaitu Kelurahan Umbulharjo yang sesuai dengan kriteria peneliti, yaitu belum pernah dilakukan kegiatan seperti penyuluhan atau seminar tentang antibiotika sebelumnya. Selain itu, wanita dewasa di kelurahan tersebut termasuk aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan di kelurahan sehingga jumlah responden yang datang diharapkan tidak kurang dari batas minimal responden untuk penelitian yaitu 30 orang. Dari pertimbangan tersebut data maka data yang diambil dari kelurahan sesuai dengan tujuan penelitian. b. Perizinan. Perizinan penelitian dilakukan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Perizinan diajukan mulai dari meminta surat izin melakukan penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma kemudian surat tersebut diserahkan ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, kemudian akan diberikan surat tembusan untuk permohonan ijin yang diserahkan ke beberapa instansi yaitu Walikota Yogykarta, Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta, kantor pemerintahan Kecamatan Umbulharjo, dan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma untuk permohonan penelitian. Informasi mengenai jumlah penduduk tiap kelurahan diperoleh dari data yang terdapat di kantor Kecamatan Umbulharjo. Kemudian dari kecamatan tersebut peneliti mengajukan satu Kelurahan yang telah direkomendasikan dan disetujui oleh pihak Kecamatan serta mendapat persetujuan oleh pihak dari Kelurahan yang terpilih. Perizinan pertama diperoleh untuk penelitian selama 3 bulan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015. Kemudian dilakukan perpanjangan untuk bulan Februari sampai bulan Mei 2015.

3. Pengembangan Kuesioner

a. Konfirmasi konten kuesioner. Uji validitas konten tidak dilakukan dalam penelitian ini, karena kuesioner yang digunakan merupakan pengembangan dari kuesioner tentang antibiotika yang telah divalidasi oleh expert judgement sebelumnya Marvel, 2012. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang dilakukan adalah mengkonfirmasi konten kuesioner tersebut kepada expert judgement , yaitu apoteker untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat digunakan dan juga valid untuk digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, dilakukan konfirmasi validitas konten kuesioner. Hasil konfirmasi secara lengkap terdapat pada lampiran VIII, IX, dan X. b. Uji pemahaman bahasa. Uji pemahaman bahasa diberikan pada responden yang bukan subyek uji, namun dengan karakteristik yang mirip dengan subyek uji. Pengujian dilakukan dengan cara masing-masing subyek membaca kuesioner dan selama membaca kuesioner tersebut ditunggu oleh peneliti. Jika tidak ada pertanyaan atau konfirmasi dari subyek uji terkait dengan pernyataan pada kuesioner, maka dianggap subyek uji paham terhadap pernyataan pada kuesioner. c. Uji validitas statistik. Validitas aitem pernyataan dalam kuesioner dapat dilihat dari korelasi aitem total, dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi Point-Biserial yang digunakan untuk menyeleksi data dengan dikotomus scoring 0 dan 1 pada aspek pengetahuan dan uji korelasi Pearson Product Moment yang digunakan pada aitem-aitem yang memiliki alternatif jawaban lebih dari dua, dalam penelitian ini pada aspek sikap dan tindakan. Apabila koefisien korelasi mendekati 0 maka terdapat ketidaksesuaian fungsi aitem pernyataan terhadap fungsi tes secara keseluruhan, karena beda variansi jawaban tinggi sehingga menyebabkan tidak adanya konsistensi. Sedangkan nilai korelasi negatif menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak dapat digunakan dalam penelitian. Mengacu pada literatur Azwar, 2014, beberapa aitem yang dihapus tersebut antara lain, aitem nomor 8 point-biserial: -0,007. Kemudian dihapus pertanyaan nomor 10 point-biserial -0,23, nomor 11 point- biserial: 0,09, nomor 13 point-biserial: -0,05. Terakhir, dihapus nomor 20 pada aspek pengetahuan point-biserial : -0,18. Tidak dilakukan seleksi aitem pada aspek sikap dan tindakan karena nilai korelasi yang ditunjukkan Pearson product moment seluruhnya 0,35 yang menunjukkan pernyataan sangat berguna. Hasil uji validitas statistik disajikan dalam lampiran XII. d. Uji reliabilitas instrumen. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan aplikasi menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan sudah reliabel karena nilai Alpha yang didapat untuk ketiga aspek tersebut 0,60 seperti yang terdapat di Tabel II. Tabel II. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner α Nilai Alpha Pengetahuan 0,71 Sikap 0,66 Tindakan 0,66 Pada uji reliabilitas pengetahuan, sebelumnya dilakukan seleksi aitem terebih dahulu karena ada beberapa aitem yang memiliki korelasi point-biserial yang rendah. Apabila nilai α rendah akibat korelasi antar itemnya yang lemah, maka beberapa item sebaiknya direvisi atau dihilangkan dari instrumen. Setelah dilakukan pengurangan aitem yang memiliki korelasi antar aitem yang rendah, nilai α pada aspek pengetahuan meningkat. Pada aspek sikap dan tindakan, hasil uji reliabilitas sudah langsung menunjukkan hasil yang reliabel tanpa ada aitem yang memiliki Pearson product moment yang rendah. Alur pengujian reliabilitas instrumen aspek pengetahuan dapat dilihat dalam gambar 2. Hasil uji reliabilitas secara lengkap pada lampiran XIII. Gambar 2. Alur Pengujian Reliabilitas Instrumen Aspek Pengetahuan

4. Pelaksanaan CBIA

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122