Untuk melihat ada tidaknya pengaruh intervensi, dalam penelitian ini CBIA terhadap peningkatan pengetahuan, maka dilakukan uji normalitas terlebih
dahulu dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Apabila p-value 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal, sedangkan bila p-value 0,05 maka data dikatakan
terdistribusi tidak normal. Berdasarkan hitungan statistika dengan menggunakan aplikasi R. Pada
uji normalitas, ditemukan data tersebut seluruhnya tidak normal dilihat dari p- value
yang diperoleh masing-masing 0,05. Pada pre-intervensi p=0,03, post-1 p=0,00, post-2 p=0,01, dan post-3 CBIA p=0,00.
Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui hasilnya terdistribusi tidak normal, maka selanjutnya dilakukan uji hipotetsis untuk mengetahui hipotesis
penelitian diterima atau tidak. Karena data terdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Wilcoxon dengan masih menggunakan aplikasi R. Hipotesis
menggunakan uji Wilcoxon diterima bila p-value yang didapat 0,05. P-value yang diperoleh dari pre
– post-1 intervensi p=0,00, pada pre – post-2 intervensi p=0,01, dan pre
– post-3 intervensi p=0,03. Dari hasil yang diperoleh, diketahui p-value seluruhnya 0,05 sehingga menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian diterima, yaitu terjadi peningkatan yang signifikan pada tingkat pengetahuan responden sesudah dilakukan CBIA.
2. Sikap
Sikap responden terkait antibiotika setelah CBIA sudah menunjukkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum CBIA. Hal ini dapat
dilihat diantaranya dari jumlah responden dengan tingkat sikap dalam kategori
baik meningkat jumlahnya dibandingkan dengan tingkat sikap pada kategori sedang, bahkan tidak ada responden yang memiliki sikap pada kategori buruk.
Untuk melihat ada tidaknya pengaruh CBIA terhadap peningkatan sikap responden, maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan menggunakan
uji Shapiro-Wilk. Apabila p-value 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal, sedangkan bila p-value 0,05 maka data dikatakan terdistribusi tidak normal.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa seluruh data yang dihasilkan memiliki p-value 0,05, yaitu pre-intervensi p=0,09, post-1 p=0,11, post-2
p=0,39, dan post-3 CBIA p=0,89. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa data sikap ini terdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui hasil data sikap seluruhnya terdistribusi normal, maka akan dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji T, namun sebelumnya dilakukan uji varian terlebih dahulu untuk mengetahui variansi data homogen atau tidak homogen. Uji varian
dikatakan homogen bila p-value 0,05, sedangkan bila p-value 0,05 maka data tersebut tidak homogen. Hasil dari data sikap setelah diuji dengan uji varian
menunjukkan bahwa data tersebut homogen, ditunjukkan dengan p-value masing- masing 0,05 yaitu p=0,68 pada pre-post-1, p=0,11 pada pre-post-2 dan
p=0,08 pada pre-post-3 CBIA. Setelah didapat hasil varian yang homogen, kemudian dilakukan uji T
untuk mengetahui hipotesis penelitian dapat diterima atau ditolak. H
1
diterima bila hasil dari uji T ini memiliki p-value 0,05, sebaliknya bila p-value 0,05 maka H
yang di terima. Hasil dari uji T ini menunjukkan masing-masing data memiliki p-
value 0,05, yaitu pre- post-1 p=0,00, pre-post-2 p=0,00, dan pre-post-3 CBIA
p=0,00. Hal ini menunjukkan bahwa H
1
diterima, yaitu terdapat peningkatan sikap yang signifikan setelah dilaksanakan CBIA.
3. Tindakan