Pengolahan Data Tata Cara Penelitian 1. Studi pustaka

5. Pengolahan Data

a. Manajemen Data. Dilakukan beberapa kegiatan dalam proses manajemen data untuk melihat kesesuaian data responden dengan tujuan penelitian, yaitu: 1 Editing Proses editing ini dilakukan dengan memeriksa kelengkapan kuesioner penelitian. Kelengkapan tersebut mencakup isian jawaban responden terkait pernyataan pada aspek-aspek yang diteliti dan juga kelengkapan responden mengisi identitas diri, bila masih ada bagian yang belum lengkap atau belum diisi maka akan dikembalikan kepada responden pada saat itu juga untuk dilengkapi. Pada proses ini juga dilakukan pemilihan responden yang memenuhi kriteria inklusi sampel untuk digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. 2 Processing Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menjumlahkan angka sesuai dengan skor dari setiap item pertanyaan yang dijawab oleh responden. 3 Cleaning Data yang sudah diproses sebelumnya, kemudian dimasukkan ke dalam program computer untuk diperiksa kembali kebenarannya. Dalam penelitian ini digunakan aplikasi statistik R 3.1.2 yang bersifat gratis dan sumber terbuka open source. b. Analisis Data. 1 Skoring Setelah responden menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, kemudian peneliti melakukan penilaian dengan cara skoring yaitu dengan memberi nilai pada jawaban “Ya” dan “Tidak” pada aspek pengetahuan. Jawaban benar akan diberi nilai 1 dan jawaban yang buruk tepat diberi nilai 0. Jawaban “Ya” tidak selalu benar, begitu pula sebaliknya pada jawaban “Tidak” pun tidak seluruhnya salah. Selain itu juga pemberian nilai pada jawaban “SS”, “S”, “TS” dan “STS” pada aspek sikap dan tindakan. Poin penilaian dan skoring ditampilkan dalam tabel III sampai tabel VII. Tabel III. Skor untuk Aspek Pengetahuan Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan Skor Benar 1 Salah Tabel IV. Skor untuk Aspek Sikap dan Tindakan Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan Skor Pernyataan Favorable Skor Pernyataan Unfavorable Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Tabel V. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk Penilaian Aspek Pengetahuan Jawaban Nomor Ya favorable 3,5,6,7,8,9,10,11,13,15,16,19 Tidak unfavorable 1,2,4,12,14,17,18,20 Tabel VI. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk Penilaian Aspek Sikap Nomor Favorable 3,5,6,8,9 Unfavorable 1,2,4,7,10 Tabel VII. Distribusi Jawaban Favorable dan Unfavorable untuk Penilaian Aspek Tindakan Nomor Favorable 4,5,7,8,9 Unfavorable 1,2,3,6,10 2 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang didapat saat penelitian terdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Saphiro-wilk dengan aplikasi statistik R. Dengan taraf kepercayaan 95, jika p-value kurang dari 0,05 maka data terdistribusi tidak normal, sebaliknya jika p-value tidak kurang dari 0,05 maka data terdistribusi normal Istyastono, 2012. Hasil uji normalitas pada aspek pengetahuan menunjukkan data tersebut masing-masing terdistribusi tidak normal. Hal tersebut dilihat dari p- value 0,05, rangkuman ditampilkan pada tabel VIII, dan secara lengkap disajikan pada lampiran XIV. Tabel VIII. Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Dilakukan CBIA Perlakuan P-value Distribusi Data Pre intervensi 0,03 Tidak Normal Post-1 intervensi 0,00 Tidak Normal Post-2 intervensi 0,01 Tidak Normal Post-3 intervensi 0,00 Tidak Normal Hasil uji normalitas data pada aspek sikap dan aspek tindakan, keduanya menunjukkan hasil data yang terdistribusi normal. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai masing-masing p0,05. Rangkuman hasil uji normalitas sikap dan tindakan pada tabel IX dan tabel X. Tabel IX. Hasil Uji Normalitas Data Sikap Sebelum dan Sesudah Dilakukan CBIA Perlakuan P-value Distribusi Data Pre Intervensi 0,09 Normal Post-1 intervensi 0,11 Normal Post-2 intervensi 0,39 Normal Post-3 intervensi 0,08 Normal Tabel X. Hasil Uji Normalitas Data Tindakan Sebelum dan Sesudah Dilakukan CBIA Perlakuan P-value Distribusi Data Pre Intervensi 0,09 Normal Post-1 intervensi 0,64 Normal Post-2 intervensi 0,24 Normal Post-3 intervensi 0,15 Normal Jika pada hasil uji normalitas ini menunjukkan data terdistribusi tidak normal, seperti pada aspek pengetahuan, maka selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon dan dilakukan uji T berpasangan pada hasil data yang terdistribusi normal. Namun, sebelum dilakukan uji T berpasangan tersebut terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas varian. 3 Uji Homogenitas Varian Perlu dilakukan uji homogenitas varian untuk mengetahui data tersebut homogen atau tidak homogen sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji homogenitas varian ini dilakukan pada hasil uji normalitas dengan data terdistribusi normal, dalam penelitian ini ada dua aspek yang memiliki data yang terdistribusi normal, yaitu data aspek sikap dan aspek tindakan. Menurut Istyastono 2012, data dikatakan homogen bila p-value lebih dari 0,05 dan sebaliknya jika p-value tidak lebih dari 0,05 maka data tidak homogen. Setelah dilakukan uji homogenitas varian, diketahui bahwa data sikap dan tindakan yang teliti menunjukkan variansi yang seragam atau homogen karena p-value masing-masing lebih dari 0,05. Pada aspek pengetahuan tidak diuji homogenitasnya karena dari hasil uji normallitas sudah diketahui bahwa data tersebut tidak normal. Hasil uji homogenitas varian pada aspek sikap dapat dilihat pada tabel XI dan pada aspek tindakan disajikan dalam tabel XII, dan secara lengkap ditampilkan dalam lampiran XVI. Tabel XI. Perbandingan Data Sikap Responden dengan Uji Homogenitas Varian Tabel XII. Perbandingan Data Tindakan Responden dengan Uji Homogenitas Varian 4 Uji Hipotesis 1 Uji Wilcoxon Uji Wilcoxon termasuk dalam pengujian non-parametrik yang dilakukan untuk membandingkan dua kelompok data yang saling berhubungan. Dalam uji normalitas yang telah dilakukan, hasil data pada aspek Perbandingan P-value Varian Pre – Post-1 intervensi 0,68 Homogen Pre – Post-2 intervensi 0,12 Homogen Pre – Post-3 intervensi 0,08 Homogen Perbandingan P-value Varian Pre – Post-1 intervensi 0,43 Homogen Pre – Post-2 intervensi 0,65 Homogen Pre – Post-3 intervensi 0,99 Homogen pengetahuan menunjukkan data yang tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu, digunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui kesesuaian hasil dengan hipotesis penelitian. Hipotesis diterima bila p-value kurang dari 0,05 sebaliknya bila p-value tidak kurang dari 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan p-value yang diperoleh kurang dari 0,05 seperti yang ditunjukkan dalam tabel XIII. Tabel XIII. Hasil Uji Hipotesis Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Setelah Dilakukan CBIA Perbandingan P- Value Keterangan Pre – Post-1 intervensi 0,00 H 1 Diterima Pre – Post-2 intervensi 0,01 H 1 Diterima Pre – Post-3 intervensi 0,03 H 1 Diterima 2 Uji T Berpasangan Uji T berpasangan digunakan untuk mengetahui nilai yang berasal dari dua kelompok data dari subyek yang sama. Dalam penelitian ini dibandingkan dari rata-rata nilai pre-intervensi dengan hasil dari post- intervensi. Syarat dilakukan uji T berpasangan diantaranya adalah data terdistribusi normal, dan sebaran data homogen, hal tersebut sesuai dengan hasil data aspek sikap dan aspek pengetahuan pada penelitian ini. Dalam uji t berpasangan ini, H adalah “data tidak berbeda” dan H 1 adalah “data berbeda secara signifikan”. Dengan taraf kepercayaan 95 jika p-value kurang dari 0,05 maka H 1 diterima dan sebaliknya bila p- value tidak kurang dari 0,05 maka H 1 ditolak. Hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa masing-masing data pada aspek sikap dan tindakan memiliki p-value kurang dari 0,05, seperti yang ditunjukkan dalam tabel XV dan tabel XVI. Tabel XIV. Hasil Uji Hipotesis Data Sikap Sebelum dan Sesudah CBIA Perbandingan P-value Keterangan Pre – Post-1 intervensi 0,00 H 1 diterima Pre – Post-2 intervensi 0,00 H 1 diterima Pre – Post-3 intervensi 0,00 H 1 diterima Tabel XV. Hasil Uji Hipotesis Data Tindakan Sebelum dan Sesudah CBIA Perbandingan P-value Keterangan Pre – Post-1 intervensi 0,01 H 1 diterima Pre – Post-2 intervensi 0,00 H 1 diterima Pre – Post-3 intervensi 0,00 H 1 diterima

H. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122