Gambar 2. Alur Pengujian Reliabilitas Instrumen Aspek Pengetahuan
4. Pelaksanaan CBIA
Pelaksanaan kegiatan CBIA dilakukan di ruang pertemuan di kantor Kelurahan Warungboto, dengan melibatkan wanita usia dewasa sebagai
responden. Kegiatan CBIA pertama dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 19 Desember 2014. Sebelumnya, peneliti telah berdiskusi dengan Bapak Lurah
20 aitem α: 0,61
19 aitem α: 0,64
18 aitem α: 0,65
17 aitem α: 0,66
16 aitem α: 0,67
15 aitem α: 0,71
Hapus aitem nomor 8 point biserial
: -0,007
Hapus aitem nomor 13 point biserial
: -0,05 Hapus aitem nomor 11
point biserial : 0,09
Hapus aitem nomor 20 point biserial
: -0,18 Hapus aitem nomor 10
point biserial : -0,23
Hasil akhir
mengenai masalah yang diteliti, teknis pelaksanaan dan pemilihan waktu kegiatan. Peneliti meminta pihak kelurahan untuk mengundang sebanyak 50 orang wanita
usia dewasa untuk kegiatan CBIA ini. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 42 orang wanita. Jumlah tersebut termasuk tinggi, dan hal tersebut menunjukkan
antusiasme masyarakat yang baik pada kegiatan ini. Dari informasi diketahui bahwa sebelumnya belum pernah ada kegiatan mengenai antibiotika di daerah
tersebut. Sebelum melaksanakan CBIA, terlebih dahulu acara dibuka oleh Bapak
Lurah kemudian dilanjutkan oleh peneliti. Peneliti memulai acara dengan memperkenalkan diri, mengucapkan terimakasih, menjelaskan tujuan dan manfaat
pertemuan, dan menjelaskan urutan kegiatan penelitian. Kemudian, fasilitator membagikan kuesioner pre-intervensi untuk mengetahui tingkat pengetahuan
responden mengenai antibiotika sebelum dilakukan intervensi. Setelah kuesioner dibagikan, peneliti menjelaskan mengenai informed consent yang harus diisi serta
menjelaskan cara pengisian kuesioner. Setelah responden sudah mengerti dan tidak ada pertanyaan, responden diberi waktu maksimal 30 menit untuk mengisi
kuesioner pretest yang kemudian dikumpulkan pada fasilitator yang berada di sekitar responden. Setelah kuesioner dikumpulkan pada fasilitator, fasilitor
memeriksa langsung kelengkapan pengisian data diri responden dan jawaban dari tiap pertanyaan kuesioner harus terisi seluruhnya. Kemudian kuesioner diserahkan
pada peneliti untuk diteliti kembali kelengkapan data dan isian jawabannya. Jika ada data diri atau kolom jawaban yang belum terisi, maka kuesioner dikembalikan
kepada responden untuk dilengkapi.
Setelah dilakukan pretest, responden dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 8 dan 9
orang responden dalam tiap kelompoknya. Anggota kelompok memilih satu orang untuk menjadi ketua kelompok. Setelah itu, tiap kelompok kecil masing-masing
anggotanya diberikan booklet yang berhubungan dengan antibiotika diantaranya berupa pengertian, resistensi, contoh obat, dan cara menggunakan. Dalam tiap
kelompok kecil tersebut ada seorang fasilitator yang mendampingi dan menstimulasi diskusi. Fasilitator tidak diperkenankan menjawab pertanyaan,
namun boleh menunjukkan letak jawaban pada booklet. Diskusi dalam kelompok membahas isi yang terdapat dalam booklet dan cerita pengalaman pribadi
responden tentang penggunaan antibiotika. Bila ada pertanyaan atau hal yang belum dimengerti, kelompok menuliskan pertanyaan tersebut untuk selanjutnya
ditanyakan kepada narasumber saat diskusi. Sesi diskusi kelompok kecil ini dilakukan selama 30 menit. Setelah itu, dilajutkan dengan sesi diskusi kelompok
besar yang diisi dengan tanya jawab bersama narasumber. Sesi diskusi tersebut berlangsung selama kurang lebih 45 menit. Setelah sesi tanya jawab dengan
narasumber selesai, fasilitator kembali membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden atau disebut sebagai kuesioner post-1 intervensi. Untuk mengukur
pengetahuan, sikap, dan tindakan responden setelah intervensi, maka dilakukan post
intervensi yang dilakukan tiga kali secara berkala. Namun, pada pengambilan post-2
intervensi pada tanggal 30 Januari 2015 dan post-3 intervensi tanggal 6 Maret 2015, tidak didampingi lagi oleh narasumber dan agenda kegiatan hanya
pada pengisian kuesioner post-intervensi saja.
5. Pengolahan Data