Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Oleh karena muncul permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran maka ditemukanlah pendekatan pembelajaran baru yang disebut pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning atau yang sering disebut CTL. Dengan penggunaan pendekatan kontekstual siswa dituntut untuk membangun konsep keilmuannya sendiri secara induktif yaitu pola pikir yang didasarkan pada fakta- fakta yang ada setelah itu baru ditarik kesimpulannya. Contextual Teaching and Learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi nyata dan memotivasi siswa agar menghub ungkan pengetahuan dan terapannya dalam kehidupan sehari- hari sebagai anggota keluarga. Salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah dengan mengunakan pendekatan Learning Community Masyarakat Belajar. Dalam metode ini siswa dituntut untuk dapat bekerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya?Tolong bantuin aku”. Lalu temannya yang sudah bisa menunjukkan cara mengoperasikan alat itu. Dengan demikian dua anak itu sudah membentuk learning community. Dalam pembelajaran berbasis learning community, sudah bukan saatnya lagi siswa hanya duduk manis dan dibiarkan dalam ketidaktahuan saat mengikuti pelajaran di kelas. Hal seperti itu sering terlihat tidak hanya di bangku SD, SMP, dan SMA saja, tetapi bahkan juga di Perguruan Tinggi. Kebanyakan guru hanya menerangkan dan menyuruh siswa mencatat materi suatu pelajaran tanpa tahu apakah siswa benar-benar tahu dan paham akan pelajaran tersebut meskipun mereka diam mendengarkan dan mencatat. Dalam hal ini jelas menunjukkan bahwa proses belajar mengajar hanya terjadi komunikasi satu arah saja bukan komunikasi dua arah. Pendekatan learning community ada untuk memecahkan masalah komunikasi yang hanya terjadi satu arah saja, karena learning community bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. “Seorang guru yang mengajari siswanya” bukan contoh learning community karena komunikasi hanya terjadi satu arah. Dikatakan komunikasi satu arah karena informasi hanya datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan guru. Dalam learning community, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seorang yang terlibat dalam pembelajaran learning community memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul dan seterusnya. Kegiatan belajar mengajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap dirinya paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang berbeda yang perlu dipelajari. Pendekatan learning community cocok diterapkan dalam pelajaran ekonomi karena materi yang ada dalam mata pelajaran ekonomi adalah materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu yang akan disampaikan ke siswa akan lebih tahan lama apabila siswa itu mengalami dan merasakannya sendiri. Dalam materi permintaan dan penawaran misalnya, siswa akan lebih memahami apa dan bagaimana permintaan dan penawaran itu terjadi apabila siswa itu beraktivitas sendiri. Hal itu dapat dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas, ada beberapa kelompok yang berperan sebagai penjual dan ada beberapa kelompok yang berperan sebagai pembeli. Dari peran yang mereka lakukan, akan terlihat adanya suatu transaksi dan peristiwa jual beli yang sangat erat hubungannya dengan penawaran dan permintaan. Siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dalam kelompok untuk memerankan dan menemukan apa itu penawaran dan permintaan, lalu bagaimana penawaran dan permintaan itu bisa terjadi. Dengan begitu ilmu yang didapat siswa juga akan lebih tahan lama dari pada siswa hanya menghafalkan arti penawaran dan permintaan dari buku pelajaran atau sumber-sumber yang sudah ada. Belajar akan lebih lama melekat dalam ingatan apabila siswa itu mengalaminya sendiri. Oleh kerena itu, seorang guru harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang dapat menghantarkan siswa sampai ketujuan dan cita- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cita yang mulia. Selain itu juga diperlukan adanya perubahan dalam proses pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan dunia pendidikan. Namun kenyataan pendekatan learning community belum banyak dipakai oleh guru dalam melakukan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran ekonomi di SMA yang selama ini masih menggunakan metode konvensional, dimana siswa tidak terlibat dalam pembelajaran. Yang mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran ekonomi sehingga prestasi belajarnya juga tidak maksimal. Padahal motivasi memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang didapatkan ketika ulangan harian, saat guru mengajukan pertanyaan, saat diadakan kuis, saat diadakan pre-test, saat diadakan post-test, yang semuanya itu dapat terlihat secara keseluruhan dari nilai raport. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil judul “Penggunaan Pendekatan Learning Community Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”. Studi Kasus di SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2. Harapannya adalah dengan menerapkan pendekatan learning community, maka motivasi dan prestasi belajar siswa akan meningkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Batasan Masalah

Untuk mempersempit lingkup permasalahan yang akan diteliti berkenaan dengan usaha meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi kelas X-1 dan X-2 di SMA Negeri I Sambi Boyolali, maka peneliti membatasi masalah yaitu hanya pada pendekatan learning community , motivasi, dan prestasi belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan permasalahan: 1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community? 2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community?

D. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki tujuan untuk: 1. Mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak. 1. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan pendekatan learning community serta dapat menjadi referensi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah dengan keadaan yang sesungguhnya serta sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

0 49 123

PENGGUNAAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS X 5 SMA NEGERI 5 SURAKARTA

0 4 114

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJARDALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS Peranan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 1 Jatisari Sambi Boyolali.

0 3 19

PENDAHULUAN Peranan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 1 Jatisari Sambi Boyolali.

0 4 8

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS Peranan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 1 Jatisari Sambi Boyolali.

0 2 12

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 2 SAMBI-BOYOLALI Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Lingkungan Di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali.

0 3 16

PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS LEARNING COMMUNITY DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS X 1 SMA N 3 BOYOLALI.

0 0 23

INTEGRASI MEDIA ICT KE DALAM PENDEKATAN COLLABORATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN IKLIM KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA BATIK 1 SURAKARTA.

0 1 11

Penerapan pendekatan scientific untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas x mia 1 sma negeri 1 Karanganom Artikel

0 0 6

Penggunaan pendekatan ``Learning Community`` dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi : studi kasus SMA Negeri I Sambi kelas X-1 dan X-2 Wonotoro Catur Sambi Boyolali - USD Repository

0 0 177