Penggunaan pendekatan ``Learning Community`` dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi : studi kasus SMA Negeri I Sambi kelas X-1 dan X-2 Wonotoro Catur Sambi Boyolali.

(1)

xiii ABSTRAK

PENGGUNAAN PENDEKATAN “LEARNING COMMUNITY” DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI Studi Kasus : SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2

Wonotoro Catur Sambi Boyolali Indah Ari Widyasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community, (2) perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Sambi Boyolali pada bulan Februari 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas X-1 dan X-2. Sampel sebanyak 66 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner, observasi, dan wawancara.

Untuk mengetahui perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan pendekatan learning community digunakan analisis statistik yaitu Uji t (T-Test).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community dengan hasil thitung - 3,111, ρ= 0,004, (2) ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community dengan hasil thitung - 5,217, ρ= 0,000.


(2)

xiv ABSTRACT

THE USAGE OF LEARNING COMMUNITY APPROACH IN IMPROVING THE STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT

IN LEARNING ECONOMICS

A Case Study at X-1 and X-2 Grade of I State Senior High School in Wonotoro Village Catur Sambi District

Boyolali Regency, Central Jawa

Indah Ari Widyasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The aims of this research are to know; (1) the difference of students’ learning motivation between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics using learning community approach; (2) the difference of students’ learning achievement between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics using learning community approach.

This research was conducted in I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in February 2008. The populations of this research were all students’ of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency, and the sample s were 66 students. Samples taken by applying purposive sampling. The techniques of gathering the data were questionnaire, observation, and interview.

To know the difference between students’ motivation and learning achievement of the students before and after using learning community approach, T-Test statistic analysis was used.

The result of this research indicates that: (1) there is different learning motivation of students between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics by using learning community approach (tcount = - 3,111, ρ= 0,004) at the signification leve l 5%; (2) there is different learning achievement of students between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics by using learning community approach (tcount = - 5,217, ρ= 0,000) at the signification level 5%.


(3)

PENGGUNAAN PENDEKATAN “LEARNING COMMUNITY” DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

Studi Kasus : SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2 Wonotoro Catur Sambi Boyolali

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Indah Ari Widyasari NIM : 031334028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEM BAH AN

Sebuah Karya Kecilku I ni Kepersembahkan Kepada:

? Tuhan YM E atas segala rahmat dan karunia-N ya. “M y T r ully

Gui da n ce”

? M y Beloved F ather D almanto, B.Sc. and M other Sri W idyastuti atas segenap cinta, kasih, doa, semangat, dukungan dan pengorbanannya selama ini. “God N ev er Sleep”.

? M y Big-Brother Atut Satria D armanto, M y Big-Sister I rin W idyarini W arasthi, and M y Funny N ephew Ariel Sukma M ahendra D armanto atas semua kasih, dukungan, dan doanya selama ini. “I Luv U A ll”.

? M y L over D odi Gunawan atas seluruh cinta dan kasihnya yang begitu besar, yang selalu menghibur dan memberiku semangat disaat aku mulai jenuh dan penat. “T ha n x U for Lov i n g M e”.


(7)

v

LOVE

Apa yang kita ingat dari kenangan – kenangan yang terekam oleh kita

N ama tempat, nama permainan, nama teman, atau kejadian kejadian

Adalah hal – hal yang mungkin lambat laun bisa terlupa

Tapi tidak dengan rasa …

R asa sayang, rasa sedih, yang akan terus kita bawa,

Tanpa mudah tercecer disepanjang perjalanan kita

D an semakin kita dewasa, kita akan menyadari

B ahwa diantara kenangan – kenangan tersebut

Ada satu rasa yang paling besar, yaitu

C I N T A

K arena ketika satu persatu cerita berhenti dan menjadi kenangan

Cinta terus bergerak seiring harapan yang menyertai dia

Cinta yang tak terlihat oleh mata, tak teraba oleh tangan

Tapi dia ada bahkan sejak kita belum bisa mengucapkannya

Cinta yang sejati … …

Cinta yang kita kira sudah pergi

Ternyata Cuma bersembunyi

M enunggu untuk kembali lagi


(8)

vi

A ku adalah kunang –kunang

D alam gelap aku terbang

D alam gelap aku terang

D an jadikanlah kau senja

K arena gelap kau ada

K arena gelap kau indah

A ku hanyalah kunang – kunang

D an kau hanyalah senja

D alam gelap kita berbagi


(9)

vii

M OTTO

? H appiness Keeps You Sweet,

Trials M ake You Strong,

Sorrows Keep You H uman, Failure Keeps You H umble,

Success Keeps You Glowing,

And GOD Keeps You Going ?

? Life is Only Traveled Once, Today’s M oment Becomes Tomorrow M emories…

Enjoy Every M oment, Good or Bad… Because The Gift of Life is Life I tself ?


(10)

(11)

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya. Berkat ridho-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Penggunaan Pendekatan Learning Community Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”, studi kasus di SMA Negeri I Sambi Boyolali Kelas X-1 dan X-2.

Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulisan Skripsi ini tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa kasih, dukungan, doa, bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(13)

x

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan membantu memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Tamu pada ujian sarjana. 6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. selaku Dosen Tamu pada ujian

sarjana.

7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama penulis manjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak Bambang Wahyadi, S.Pd. MH. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Sambi Boyolali yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri I Sambi Boyolali.

9. Ibu Dra. Sri Rahayu, selaku Guru Mata Pelajaran Ekonomi kelas X yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri I Sambi Boyolali.

10. Bapak/ Ibu Guru dan segenap karyawan-karyawati SMA Negeri I Sambi yang telah membantu dan memberikan masukan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian dan pengumpulan data-data sekolah.

11. Siswa-siswi SMA Negeri I Sambi, khususnya kelas X yang telah mendukung dan membantu dalam pelaksanaan penelitian melalui proses belajar mengajar di kelas.

12. Kedua orangtuaku terkasih, Bapak Dalmanto, B.Sc. dan Ibu Sri Widyastuti, Kakak-kakakku tersayang, Mas Atut dan Mbak Irin, Keponakanku terlucu


(14)

xi

Ariel, yang telah memberikan cinta kasih, doa, dukungan, semangat, dan bantuan baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

13. Mas Dodi Gunawan tercinta, terima kasih untuk semua dukungan dan do’anya, yang selalu setia mendampingiku selama ini dan terus memberiku semangat serta nasehat bijaknya untuk terus selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam hidup.

14. Adik sepupuku tergokil Yan “Bedoel”, Tiara, Bapak Ibu yang ada di Bantul, Mbak Dian, Bibikku “Asmonah”, and All of My Friend yang telah membantu dan mendukung penyelesaian Skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Tiada yang dapat penulis berikan untuk membalas semua kebaikan yang telah diberikan selain doa semoga Tuhan Yang Maha Kasih selalu melimpahkan berkat dan anugerah-Nya kepada kita semua. Dengan hati yang tulus penulis juga memohon maaf kepada semua pihak atas segala kekurangan, kelemahan serta kesalahan yang penulis lakukan selama proses penyelesaia n maupun dalam penyusunan Skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga apa yang telah penulis susun dalam Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis demi peningkatan kemampuan penulis sebagai calon guru dan bagi para pembaca sekalian pada umumnya. Kritik dan saran yang membangun akan


(15)

xii


(16)

xiii ABSTRAK

PENGGUNAAN PENDEKATAN “LEARNING COMMUNITY” DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI Studi Kasus : SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2

Wonotoro Catur Sambi Boyolali Indah Ari Widyasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community, (2) perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Sambi Boyolali pada bulan Februari 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas X-1 dan X-2. Sampel sebanyak 66 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner, observasi, dan wawancara.

Untuk mengetahui perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan pendekatan learning community digunakan analisis statistik yaitu Uji t (T-Test).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community dengan hasil thitung - 3,111, ρ= 0,004, (2) ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community dengan hasil thitung - 5,217, ρ= 0,000.


(17)

xiv ABSTRACT

THE USAGE OF LEARNING COMMUNITY APPROACH IN IMPROVING THE STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT

IN LEARNING ECONOMICS

A Case Study at X-1 and X-2 Grade of I State Senior High School in Wonotoro Village Catur Sambi District

Boyolali Regency, Central Jawa

Indah Ari Widyasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The aims of this research are to know; (1) the difference of students’ learning motivation between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics using learning community approach; (2) the difference of students’ learning achievement between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics using learning community approach.

This research was conducted in I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in February 2008. The populations of this research were all students’ of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency, and the sample s were 66 students. Samples taken by applying purposive sampling. The techniques of gathering the data were questionnaire, observation, and interview.

To know the difference between students’ motivation and learning achievement of the students before and after using learning community approach, T-Test statistic analysis was used.

The result of this research indicates that: (1) there is different learning motivation of students between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics by using learning community approach (tcount = - 3,111, ρ= 0,004) at the signification leve l 5%; (2) there is different learning achievement of students between X-1 class and X-2 class of I State Senior High School in Sambi Boyolali Regency in studying economics by using learning community approach (tcount = - 5,217, ρ= 0,000) at the signification level 5%.


(18)

xv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

MOTTO ...vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

ABSTRAK ...xiii

ABSTRACT ...xiv

DAFTAR ISI ...xv

DAFTAR TABEL ...xviii

DAFTAR GAMBAR ...xix

DAFTAR LAMPIRAN ...xx

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Batasan Masalah ...6

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...7

BAB II KAJIAN TEORITIK ...8

A. Pendekatan Learning Community ...8

B. Motivasi Belajar ...10

C. Prestasi Belajar ...16

D. Pengaruh Pendekatan Learning Community Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa ...20


(19)

xvi

E. Hipotesis ...21

BAB III METODE PENELITIAN ...22

A. Jenis Penelitian ...22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...23

C. Subjek dan Objek Penelitian ...23

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...24

E. Operasionalisasi Variabel ...24

F. Teknik Pengumpulan Data ...27

G. Desain Penelitian ...28

H. Pengujian Instrumen Penelitian ...30

1. Uji Validitas ...31

2. Uji Reliabilitas ...33

I. Teknik Analisis Data ...35

1. Analisis Statistik ...35

2. Pengujian Hipotesis ...36

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ...38

A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri I Sambi ...38

B. Visi dan Misi ...40

C. Struktur Kurikulum ...40

D. Pembagian Tugas ...43

E. Tata Tertib Guru dan Karyawan ...44

F. Tata Tertib Siswa ...45

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...52

A. Deskripsi Pembelajaran Dengan Pendekatan Learning Community ...52

B. Deskripsi Data ...55

1. Motivasi Belajar Siswa ...55


(20)

xvii

C. Analisis Data ...65

1. Uji Normalitas Data ...65

2. Pengujian Hipotesis ...67

a. Motivasi Belajar Siswa ...67

b. Prestasi Belajar Siswa ...68

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...69

1. Penggunaan Pendekatan Learning Community dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ...69

2. Penggunaan Pendekatan Learning Community dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ...72

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ...75

A. Kesimpulan ...75

B. Keterbatasan ...75

C. Saran ...76

DAFTAR PUSTAKA


(21)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar ...25

Tabel 3.2 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) ...27

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar ...32

Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ...34

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas X ...40

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPA ...41

Tabel 4.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPS ...42

Tabel 4.4 Pembagian Tugas Khusus SMA Negeri I SAmbi Tahun Pelajaran 2007/2008 ...43

Tabel 5.1 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-2 Pada Kondisi Awal ...56

Tabel 5.2 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-1 Pada Kondisi Awal ...57

Tabel 5.3 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-2 Pada Kondisi Akhir ...58

Tabel 5.4 Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-1 Pada Kondisi Akhir ...59

Tabel 5.5 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-2 dari Nilai Pre-Test ...61

Tabel 5.6 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-1 dari Nilai Pre-Test ...62

Tabel 5.7 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-2 dari Nilai Post-Test ...63

Tabel 5.8 Kategori dan Interprestasi Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas X-1 dari Nilai Post-Test ...64


(22)

xix

DAFTAR GAMBAR


(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesione r ... 80 - 83 Lampiran 2. Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ... 84 - 85 Lampiran 3. Output Validitas dan Reliabilitas ... 86 - 87 Lampiran 4. Tabulasi Data ... 88 - 105 Lampiran 5. Output Deskripsi dan Normalitas ... 106 - 108 Lampiran 6. Output Pengujian Hipotesis T-Test ... 109 - 110 Lampiran 7. Perhitungan PAP II ... 111 - 117 Lampiran 8. Pedoman Observasi ...118 Lampiran 9. Hasil Observasi ... 119 - 122 Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 123 - 127 Lampiran 11. Instrumen Pre-Test dan Post-Test ... 128 - 135 Lampiran 12. Hasil Pre-Test dan Post-Test

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian


(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam bidang pendidikan guru sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, yaitu mencerdaskan siswa dan menghasilkan lulusan berkualitas. Oleh karena itu kemampuan mengajar guru di kelas harus benar-benar diperhatikan. Namun selama ini dalam mengajar di kelas, guru cenderung kurang memperhatikan ketercapaian belajar yang dicapai oleh siswa. Guru juga belum mengukur efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sehingga kadang-kadang tujuan pembelajaran sering tidak tercapai. Selain itu banyak guru yang masih menggunakan metode mengajar dengan ceramah dan tanya jawab yang kadang-kadang kurang efektif bila diterapkan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa seringkali tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran di kelas. Akibat hal ini siswa kadang-kadang menjadi malas untuk belajar dan mengikuti KBM di kelas, bahkan siswa menjadi kurang tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Salah satu contohnya adalah Rani seorang siswi SD yang selalu menghadapi masalah, tugas-tugas sekolah tidak pernah selesai, posisi duduk kurang menunjukkan minat dan motivasinya terhadap pelajaran, ini terjadi karena guru yang mengajar di kelasnya hanya mencatatkan di papan tulis dan menerangkan (Republika, 24 April 2007).


(25)

Oleh karena muncul permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran maka ditemukanlah pendekatan pembelajaran baru yang disebut pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau yang sering disebut CTL. Dengan penggunaan pendekatan kontekstual siswa dituntut untuk membangun konsep keilmuannya sendiri secara induktif yaitu pola pikir yang didasarkan pada fakta- fakta yang ada setelah itu baru ditarik kesimpulannya. Contextual Teaching and Learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi nyata dan memotivasi siswa agar menghub ungkan pengetahuan dan terapannya dalam kehidupan sehari- hari sebagai anggota keluarga.

Salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah dengan mengunakan pendekatan Learning Community (Masyarakat Belajar). Dalam metode ini siswa dituntut untuk dapat bekerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya?Tolong bantuin aku!”. Lalu temannya yang sudah bisa menunjukkan cara mengoperasikan alat itu. Dengan demikian dua anak itu sudah membentuk learning community.

Dalam pembelajaran berbasis learning community, sudah bukan saatnya lagi siswa hanya duduk manis dan dibiarkan dalam ketidaktahuan saat mengikuti pelajaran di kelas. Hal seperti itu sering terlihat tidak hanya di bangku SD, SMP, dan SMA saja, tetapi bahkan juga di Perguruan Tinggi. Kebanyakan guru hanya menerangkan dan menyuruh siswa mencatat materi


(26)

suatu pelajaran tanpa tahu apakah siswa benar-benar tahu dan paham akan pelajaran tersebut meskipun mereka diam mendengarkan dan mencatat. Dalam hal ini jelas menunjukkan bahwa proses belajar mengajar hanya terjadi komunikasi satu arah saja bukan komunikasi dua arah.

Pendekatan learning community ada untuk memecahkan masalah komunikasi yang hanya terjadi satu arah saja, karena learning community bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. “Seorang guru yang mengajari siswanya” bukan contoh learning community karena komunikasi hanya terjadi satu arah. Dikatakan komunikasi satu arah karena informasi hanya datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan guru. Dalam learning community, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seorang yang terlibat dalam pembelajaran learning community memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul dan seterusnya.

Kegiatan belajar mengajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap dirinya paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain


(27)

memiliki pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.

Pendekatan learning community cocok diterapkan dalam pelajaran ekonomi karena materi yang ada dalam mata pelajaran ekonomi adalah materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga ilmu yang akan disampaikan ke siswa akan lebih tahan lama apabila siswa itu mengalami dan merasakannya sendiri. Dalam materi permintaan dan penawaran misalnya, siswa akan lebih memahami apa dan bagaimana permintaan dan penawaran itu terjadi apabila siswa itu beraktivitas sendiri. Hal itu dapat dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas, ada beberapa kelompok yang berperan sebagai penjual dan ada beberapa kelompok yang berperan sebagai pembeli.

Dari peran yang mereka lakukan, akan terlihat adanya suatu transaksi dan peristiwa jual beli yang sangat erat hubungannya dengan penawaran dan permintaan. Siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dalam kelompok untuk memerankan dan menemukan apa itu penawaran dan permintaan, lalu bagaimana penawaran dan permintaan itu bisa terjadi. Dengan begitu ilmu yang didapat siswa juga akan lebih tahan lama dari pada siswa hanya menghafalkan arti penawaran dan permintaan dari buku pelajaran atau sumber-sumber yang sudah ada. Belajar akan lebih lama melekat dalam ingatan apabila siswa itu mengalaminya sendiri. Oleh kerena itu, seorang guru harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang dapat menghantarkan siswa sampai ketujuan dan


(28)

cita-cita yang mulia. Selain itu juga diperlukan adanya perubahan dalam proses pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman dan dunia pendidikan.

Namun kenyataan pendekatan learning community belum banyak dipakai oleh guru dalam melakukan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran ekonomi di SMA yang selama ini masih menggunakan metode konvensional, dimana siswa tidak terlibat dalam pembelajaran. Yang mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran ekonomi sehingga prestasi belajarnya juga tidak maksimal. Padahal motivasi memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang didapatkan ketika ulangan harian, saat guru mengajukan pertanyaan, saat diadakan kuis, saat diadakan pre-test, saat diadakan post-test, yang semuanya itu dapat terlihat secara keseluruhan dari nilai raport.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil judul “Penggunaan Pendekatan Learning Community Dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”. Studi Kasus di SMA Negeri I Sambi Kelas X-1 dan X-2. Harapannya adalah dengan menerapkan pendekatan learning community, maka motivasi dan prestasi belajar siswa akan meningkat.


(29)

B. Batasan Masalah

Untuk mempersempit lingkup permasalahan yang akan diteliti berkenaan dengan usaha meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi kelas X-1 dan X-2 di SMA Negeri I Sambi Boyolali, maka peneliti membatasi masalah yaitu hanya pada pendekatan learning community, motivasi, dan prestasi belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan permasalahan:

1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community?

D. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki tujuan untuk:

1. Mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.


(30)

2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak. 1. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan pendekatan learning community serta dapat menjadi referensi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah dengan keadaan yang sesungguhnya serta sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja.


(31)

8 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pendekatan Learning Community

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang berada di luar sana semua adalah anggota masyarakat yang belajar (Sagala, 2005 : 89).

Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lamb at, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat bervaria si bentuknya, baik keanggotaan,jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan mendatangkan seorang ‘ahli’ ke kelas. Misalnya tukang sablon, petani jagung, peternak susu, teknisi komputer, tukang cat mobil, tukang reparasi kunci, dan sebagainya (Depdiknas, 2003 : 15).

Learning community bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. “Seorang guru yang mengajari siswanya” bukan contoh learning community karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari


(32)

guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan guru. Dalam learning community, dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan learning community memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya (Sagala, 2005 : 90).

Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang me nganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari (Depdiknas, 2003 : 15-16).

Kalau setiap orang mau belajar dari orang la in, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman. Pendekatan pembelajaran denga n teknik “learning community” ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam beberapa cara (Depdiknas, 2003 : 16), yaitu:

1. pembentukan kelompok kecil; 2. pembentukan kelompok besar;

3. mendatangkan ‘ahli’ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dsb);


(33)

5. bekerja kelompok dengan kelas di atasnya; 6. bekerja dengan masyarakat.

B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motif berasal dari bahasa latin “moveers”, yang berarti menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan. Untuk memperoleh pengertian yang lebih terperinci dan jelas, maka perlu mempelajari dan memahami pendapat dari beberapa ahli.

a. Atkinson (Fudyartanto, 2002 : 257), berpendapat bahwa motivasi menunjukkan tendensi berbuat yang meningkat untuk menghasilkan satu atau lebih pengaruh-pengaruhnya (satu hasil atau lebih).

b. Abraham Maslow (Fudyartanto, 2002 : 258), motivasi adalah konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan kompleks dan bahwa hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada tiap kegiatan organisme.

c. A. W. Bernard (Chauhan, 1979, P.196), motivasi menunjukkan semua fenomena yang dilibatkan dala m stimulasi (perangsangan) tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Sudirman (1986 : 73), kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.


(34)

Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/ mendesak.

Menurut Sudirman (1986 : 73-74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yan ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian ini mengandung tiga elemen penting, adalah sebagai berikut.

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Oleh karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), maka penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi


(35)

kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan. Motivasi itu berlaku untuk semua kegiatan termasuk kegiatan belajar. Jadi jika dikatakan motivasi belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar sehingga prestasinya meningkat menjadi lebih baik.

Motivasi belajar juga dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

2. Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar mengajar, motivasi itu amat penting tidak hanya bagi peserta didik tapi juga penting bagi guru, dosen maupun karyawan sekolah. Fudyartanto (2002 : 258) mengemukakan secara umum beberapa fungsi motivasi, adalah sebagai berikut.

a. Motif Menggerakkan dan Mengatur Tingkah Laku Manusia

Keadaan motif digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan pengorientasi tujuan. Bahwa pada tingkah laku yang bermotif, bergerak dalam satu arah khusus (spesifik). Tingkah laku itu tentu bermaksud dan berketekunan, berkegigihan.


(36)

b. Motif Sebagai Penyeleksi Tingkah Laku

Dengan adanya motif maka tingkah laku manusia tidak membuyar tanpa arah, tetapi terarah kepada tujuan yang terseleksi, yang menyiapkan individu itu sendiri. Misalnya: siswa yang ingin lulus ujian, maka ia berkonsentrasi pada cara-cara yang terseleksi untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Motif Memberi Energi dan Menahan Tingkah Laku

Motif sebagai alasan predisposisi perbuatan, berarti menjadi tenaga dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadilah perbuatan yang nampak organisme. Motif juga berfungsi untuk mempertahankan agar perbuatan itu adalah minat yang berlangsung lama. Energi psikis yang disediakan tergantung dari besar kecilnya motif. Jika motif itu kuat maka akan tersedia yang besar dan begitu juga sebaliknya.

3. Teori Motivasi

a. Teori Aktualisasi Diri dari Maslow

Abraham Maslo w (1908-1970) adalah seorang psikolog humanis. Ia percaya bahwa manusia dapat bekerja ke arah kehidupan yang lebih baik. Ia menegaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan tertata secara hierarkis. Jika kebutuhan dasar terpenuhi, maka timbul kebutuhan yang lebih tinggi dan seterusnya (Fudyartanto, 2002 : 270). Menurutnya kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok:

1). Kebutuhan metabolisme (defisit needs), yaitu kebutuhan fisiologis, misalnya lapar dan haus. Jika ini sudah terpenuhi akan mencapai


(37)

lainnya, misalnya rasa aman, cinta, kebersamaan, dan penonjolan diri.

2). Kebutuhan tumbuh (self actualization), Maslow menolak anggapan psikolog bahwa manusia itu egois, jahat, dan anti sosial. Ia percaya bahwa ada tingkatan kemanusiaan.

Gambar 2.1 Keterangan : 1. Fisiologi

2. Ketentraman 3. Kebersamaan 4. Penonjolan Diri 5. Aktualisasi Diri b. Teori Motivasi Berprestasi

Dikemukakan oleh David C. McClelled dari University Harvard, USA (Fudyartanto, 2002 : 278). Menurutnya manusia itu satu sama lain mempunyai motif yang berbeda-beda. Pengembangan motif prestasi dipengaruhi oleh sejumlah variabel. Di rumah, sekolah, dan

5 4 3 2 1


(38)

masyarakat rumah (keluarga) memegang peranan penting pada awal perkembangan motif dan sikap anak. Harapan dan bimbingan orang tua pada anak-anak mengembangkan kebutuhan prestasi yang lebih tinggi. Demikian juga masyarakat dengan pandangan hidupnya mempunyai peranan penting dalam perkembangan motif prestasi. Sekolah akan membantu mengembangkan perkembangan kepribadian anak menuju sikap yang positif. Salah satu cara guru dalam membimbing perkembangan anak adalah melalui cerita-cerita tentang orang-orang besar yang berhasil dalam perjuangan hidupnya. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada anak betapa pentingnya motif prestasi.

c. Teori Motivasi Belajar

Teori motivasi belajar didasarkan pada teori belajar koneksionisme S-R dan teori belajar kognitif (Fudyartanto, 2002 : 285). Menurut teori belajar koneksionisme S-R manusia sebagai mesin yang dikendalikan oleh prinsip-prinsip tetap dan motivasi tingkah laku berasal dari dorongan fisiologis. Motivasi adalah suatu dorongan untuk berbuat yang dihasilkan dari stimulus-stimulus dapat dari luar atau dari diri manusia sendiri. Teori S-R menekankan pentingnya pengalaman masa lalu untuk menjelaskan sebab tingkah laku sekarang. Konsep motivasi berbeda dengan konsep motivasi menurut S-R. menurut teori kognitif motivasi timbul dari situasi yang diciptakan dengan keseimbangan dalam medan hidup individu. Semua tingkah laku


(39)

mempunyai arah dan tujuan. Ketika individu pergi ke suatu tujuan diganggu oleh hambatan suatu tegangan diciptakan bahwa individu mencoba memindahkan. Melepaskan tegangan dengan mencapai tujuan inilah permotivasian, teori kognitif mementingkan pada pengalaman sekarang (masa kini). Ini adalah merupakan pendekatan situasional pada motivasi tingkah laku.

C. Prestasi Belajar

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangk ut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang (Sudirman,1986 : 23).

Berhasil tidaknya belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor- faktor itu dapat dibedakan menjadi tiga macam (Muhibbinsyah, 1995 : 132-139).

1. Faktor Internal Siswa

a. Aspek Fisiologis (bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta


(40)

(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas dan sebaliknya.

b. Aspek Psikologis (bersifat rohaniah) 1). Tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa 2). Sikap siswa

3). Bakat siswa 4). Motivasi siswa 2. Faktor Eksternal Siswa

a. Lingkungan Sosial

1). Lingkungan sosial sekolah: guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas.

2). Lingkungan sosial siswa: orang tua, keluarga, masyarakat, tetangga, dan teman-teman sepermainan.

b. Lingkungan Non sosial

1). Gedung sekolah dan letaknya

2). Rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya 3). Alat-alat belajar

4). Keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa 3. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan/ menggunakan pendekatan belajar yang cocok baginya,


(41)

maka mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu/ maksimal, dan sebaliknya.

Prestasi belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, ia dapat mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang mempunyai hasil- hasil yang berbeda dari apa yang telah dipelajari. Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak dalam hasil belajar yang diraihnya.

Prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar yang dapat dicapai seseorang pada tingkat dan jenis tertentu akan memberikan kepuasan dalam hidupnya, khususnya bagi yang berada di bangku sekolah (Arifin, 1988 : 3). Menurutnya prestasi belajar yang dicapai siswa mempunyai lima fungsi utama.

1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik

2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu 3. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan

4. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan 5. Sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program pengajaran


(42)

(Muhibbinsyah, 1995 : 141). Menurutnya ada beberapa jenis test prestasi belajar.

1. Pre test dan Post test

Pre test dimaksudkan untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan Post test dimaksudkan untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. 2. Test Prasyarat

Test prasyarat dimaksudkan untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

3. Test Sumatif

Test sumatif dimaksudkan untuk mengukur kinerja akademik/ hasil belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

4. Test Diagnostik

Test diagnostik dimaksudkan untuk mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

5. Test Formatif

Test formatif dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan test diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/ kesulitan) belajar siswa.


(43)

D. Pengaruh Pendekatan Learning Community Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

Pendekatan learning community adalah suatu bentuk pembelajaran yang menuntut adanya kerja sama siswa dalam sua tu kelompok. Dalam pendekatan ini siswa sangat dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sedangkan peran guru hanya sebagai fasilitator saja. Learning community dirancang untuk melatih siswa menemukan dan memecahkan masalah dalam suatu kelompok belajar. Guru menggunakan pendekatan ini sewaktu mengajar, dengan tujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif berdiskusi dalam kelompok, berusaha mencari tahu dari yang tahu, dan memberi tahu bagi yang tidak tahu. Sela in itu penggunaan pendekatan learning community dapat memacu semangat belajar siswa karena siswa dapat menemukan dan memecahkan permasalahan bersama dengan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa termotivasi dalam belajar khususnya dalam pembelajaran ekonomi.

Motivasi memegang peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu proses belajar mengajar artinya bahwa siswa yang tidak tahu atau kurang termotivasi untuk belajar tentunya hasil belajarnya akan rendah dan siswa yang mempunyai motivasi tinggi tentunya hasil belajarnya juga akan tinggi. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri. Siswa yang menimbulkan kegiatan, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu motivasi belajar sangat erat hubungannya dalam peningkatan perolehan hasil belajar, bahkan orang yang


(44)

sukses disegala bidang, lebih banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang mereka punyai.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Christina Siwi (1998) ditemukan bahwa peningkatan konsep diri siswa yang positif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika di SD Kanisius Kota Baru Yogyakarta. Hal yang serupa dikemukakan oleh Alfonsa Mintarti (2003) bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar, lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, dan lingkungan belajar di masyarakat secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Heni Widyaningsih (2006) ditemukan bahwa penggunaan media mind map dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS2 SMA Taman Madya Jetis.

E. Hipotesis

Dari kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ha : Ada perbedaan motivasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.

2. Ha : Ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community.


(45)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang, prosesnya berupa pengumpulan data, analisis data, serta penafsiran data yang dikumpulkan tersebut (www.isekolah.org/file/ h_1090893369.doc).

Dalam penelitian ini dikatakan deskriptif kualitatif karena bertujuan untuk menjelaskan seberapa besar motivasi belajar siswa baik sebelum maupun sesudah digunakan pendekatan learning community. Dikatakan penelitian deskriptif kuantitatif kerena bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa baik sebelum maupun sesudah digunakan pendekatan learning community. Data yang bersifat kualitatif dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang bersifat kuantitatif dikumpulkan dengan cara memberikan pre-test dan post-test di kelas X-1 sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community dan di kelas X-2 sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community. Kemudian hasil pre-test dan post-test kelas X-1 dan kelas X-2 dibandingkan dengan melihat nilai selisih pre-test dan post-test tersebut. Pre-test dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan dan prestasi belajar siswa mengenai materi suatu pelajaran pada kondisi awal. Post-test


(46)

dimaksudkan untuk mengetahui taraf penguasaan dan prestasi belajar siswa atas materi suatu pelajaran pada kondisi akhir.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Sambi, Wonotoro Catur Sambi Boyolali pada mata pelajaran Ilmu Pengetahua n Sosial Ekonomi kelas X-1 yang berjumlah 33 siswa dan X-2 yang berjumlah 33 siswa. 2. Waktu Penelitian

Pene litian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Februari sampai bulan Maret tahun 2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas X-1 dan X-2.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pengguna an pendekatan learning community dalam pembelajaran ekonomi kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali.


(47)

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa-siswi SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas X-1 dan X-2.

2. Sampel

Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penenlitian ini adalah sebanyak 33 siswa untuk kelas X-1 dan 33 siswa untuk kelas X-2.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Oleh karena dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan learning community, maka sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri I Sambi Boyolali dengan memilih dua kelas saja yaitu kelas X-1 dan X-2.

E. Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan ole h peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003 : 31).


(48)

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Motivasi belajar, yaitu dorongan dari dalam diri siswa untuk meningkatkan hasil belajar agar lebih baik. Indikator yang digunakan meliputi: (1) tekun, adanya keinginan/ dorongan, (2) tidak mudah putus asa, (3) keyakinan, (4) niat yang besar, (5) mandiri, tidak mudah menyerah, dan (6) senang memecahkan masalah.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar

No Indikator (+) No.Item (-) No.Item Jumlah 1. Tekun, adanya

keinginan/ dorongan 10 1,2,3,4,5, 6,13,15, 20,23 4 18,26,34,

35 14

2. Tidak mudah putus asa

1 8 3 10,16,21 4

3. Keyakinan 2 7,14 2 12,22 4

4. Niat yang besar 4 29,30,32, 33

4 19,24,28, 31

8 5. Mandiri, tidak

mudah menyerah

1 9 2 11,27 3

6. Senang memecahkan masalah

1 25 1 17 2

JUMLAH 19 - 16 - 35

b. Prestasi belajar, yaitu hasil yang diperoleh siswa dalam belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka. Indikator yang digunakan adalah dari selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 yang menggunakan pendekatan learning community dengan selisih nilai pre-test dan post-


(49)

test siswa kelas X-2 yang tidak menggunakan pendekatan learning community.

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur motivasi belajar siswa, peneliti menggunakan kuesioner ya ng telah dibangun oleh Heni Widyaningsih (2006) dan disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Model yang digunakan adalah model skala likert. Cara penilaian kuesioner ada 5 kategori. Jika pertanyaan itu positif (+), maka jawaban memiliki skor dengan ketegori Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Jika pertanyaannya itu negatif (-), maka jawaban memiliki skor dengan kategori Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 5.

Untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan cara membandingkan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 yang menggunakan pendekatan learning community dengan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-2 yang tidak menggunakan pendekatan learning community.

3. Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan variabel dinilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II), sebagai berikut (Masidjo, 1995 : 157 - 160).


(50)

Tabel 3.2

Penilaian Acuan Pa tokan Tipe II (PAP II) Tingkat Penguasaan

Kompetensi

Nilai Huruf Kategori Kecenderungan Variabel

81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46% - 55% Di bawah 46%

A B C D E Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Observasi Langsung (Pengamatan Kelas)

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti/ kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian berlangsung (Gulo, 2002 : 116).

2. Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden/ diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang diberikan (Basuki, 2006 : 155).


(51)

3. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya/ pewawancara dengan si penjawab/ responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview quide/ panduan wawancara (Nazir, 1985 : 234). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang sekolah yang bersangkutan. Misalnya sejarah berdirinya sekolah.

G. Desain Penelitian

Berdasarkan hipotesis yang telah diungkapkan di atas, dapat direncanakan serangkaian desain penelitian yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Ekonomi dengan menggunakan pendekatan learning community. Dalam penelitian ini, kelas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A terdiri dari satu kelas yang menggunakan pendekatan learning community, yaitu kelas X-1 dan kelompok B terdiri dari satu kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community, yaitu kelas X-2. Adapun desain penelitian tersebut terbagi dalam langkah-langkah sebagai berikut.

1. Langkah Pertama

a. Melakukan observasi di kelas X-1 dan X-2 untuk mengetahui kondisi awal siswa, guru, dan kelas.


(52)

b. Memberikan kuesioner kepada siswa kelas X-1 dan X-2 untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi pada kondisi awal.

2. Langkah Kedua

• Memberikan pre-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-1 sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community. • Memberikan pre-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-2

sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community.

3. Langkah Ketiga

a. Menyampaikan materi pelajaran di kelas X-1 dengan menggunakan pendekatan learning community.

b. Menyampaikan materi pelajaran di kelas X-2 tanpa menggunakan pendekatan learning community.

4. Langkah Keempat

• Memberikan post-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-1 sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community. • Memberikan post-test tentang materi ekonomi kepada siswa kelas X-2

sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community.


(53)

5. Langkah Kelima

a. Memberikan kuesioner kepada siswa kelas X-1 dan X-2 untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi pada kondisi akhir.

b. Melakukan observasi di kelas X-1 dan X-2 untuk mengetahui kondisi akhir siswa, guru, dan kelas.

c. Selain itu dilakukan wawancara singkat baik guru maupun siswa untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan.

6. Data tentang motivasi belajar siswa dianalisis dengan cara membandingkan hasil observasi, wawancara, dan selisih nilai dari kuesioner kelas X-1 dan X-2 pada kondisi awal dan pada kondisi akhir. 7. Data tentang prestasi belajar siswa dianalisis dengan cara membandingkan

selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 sebagai kelas yang menggunakan pendekatan learning community dan kelas X-2 sebagai kelas yang tidak menggunakan pendekatan learning community.

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap kuesioner untuk mendapatkan data yang valid dan dapat dipercaya. Oleh karena itu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Februari 2008 di SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas X sebanyak 40 responden.


(54)

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah tingkat sampai dimana suatu instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Tingkat validitas dinyatakan dalam suatu koefisien validitas. Koefisien validitas dinyatakan dalam suatu bilangan antara -1,00 s/d 1,00. Analisis validitas yang digunakan untuk menunjukkan tingkat validitas instrumen dengan menggunakan rumus koefisien product moment dari Karl Pearson (Sugiyono, 2006:213).

( )( )

( )

[

]

[

( )

]

− = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan:

rxy = Koefisien validitas instrumen

?X = Jumlah skor untuk masing- masing item ?Y = Jumlah total skor untuk semua item N = Banyaknya responden

Koefisien korelasi yang diperoleh perlu diuji signifikansinya dengan cara membandingkan harga koefisien korelasi (r) hasil hitungan dengan koefisien korelasi (r) tabel pada taraf signifikan 5%.

a. apabila hasil pengukuran rhitung menunjukkan hasil lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 5%, maka butir pertanyaan itu dinyatakan valid. b. apabila hasil pengukuran rhitung menunjukkan hasil lebih kecil dari rtabel

pada taraf signifikan 5%, maka butir pertanyaan itu dinyatakan tidak valid.


(55)

Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada sampel berukuran n = 40. berdasarkan sampel tersebut, koefisien rtabel = 0,312. Dalam pengujian validitas ini menggunakan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12, yang hasilnya terangkum sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar

Item Soal rhitung rtabel Keterangan

Butir 1 0,500 0,312 Valid

Butir 2 0,408 0,312 Valid

Butir 3 0,363 0,312 Valid

Butir 4 0,563 0,312 Valid

Butir 5 0,590 0,312 Valid

Butir 6 0,516 0,312 Valid

Butir 7 0,543 0,312 Valid

Butir 8 0,544 0,312 Valid

Butir 9 0,618 0,312 Valid

Butir 10 0,409 0,312 Valid

Butir 11 0,544 0,312 Valid

Butir 12 0,583 0,312 Valid

Butir 13 0,580 0,312 Valid

Butir 14 0,501 0,312 Valid

Butir 15 0,070 0,312 Tidak Valid

Butir 16 0,087 0,312 Tidak Valid

Butir 17 0,673 0,312 Valid

Butir 18 0,540 0,312 Valid

Butir 19 0,482 0,312 Valid

Butir 20 0,716 0,312 Valid

Butir 21 0,350 0,312 Valid

Butir 22 0,475 0,312 Valid

Butir 23 0,655 0,312 Valid

Butir 24 0,519 0,312 Valid

Butir 25 0,470 0,312 Valid

Butir 26 0,602 0,312 Valid

Butir 27 0,468 0,312 Valid

Butir 28 0,554 0,312 Valid

Butir 29 0,208 0,312 Tidak Valid

Butir 30 0,543 0,312 Valid


(56)

Butir 32 0,316 0,312 Valid

Butir 33 0,458 0,312 Valid

Butir 34 0,410 0,312 Valid

Butir 35 0,518 0,312 Valid

Hasil pengujian validitas instrumen untuk variabel motivasi belajar seperti terungkap dalam tabel di atas menunjukkan bahwa dari 35 item soal, ada 3 item soal yang tidak valid yaitu soal nomor 15, 16, dan 29, sehingga ketiga item soal tersebut dihilangkan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai pengumpul data. Tingkat reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan antara -1,00 s/d 1,00. Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan rumus alfa cronbach (Sugiyono, 2006:282).

        −       −

=

2

2 1 1 i i S S k k ri Keterangan:

ri = Koefisien reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan ? Si2 = Jumlah varians butir

Si2 = Jumlah varians total

Dalam taraf signifikan 5% ada dua kemungkinan hasil yang akan diperoleh dala m pengujian reliabilitas.


(57)

a. apabila hasil pengukuran ri menunjukkan hasil lebih besar atau sama dengan rtabel, maka instrumen reliabel (dapat dipercaya);

b. apabila hasil pengukuran ri menunjukkan hasil lebih kecil atau sama dengan rtabel, maka instrumen tidak reliabel (tidak dapat dipercaya).

Untuk menentukan seberapa tinggi tingkat ke-reliabilitasan instrumen ini, digunakan pedoman interprestasi koefisien korelasi nilai r sebagai berikut (Sugiyono, 2006 : 216).

Tabel 3.4

Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Dari hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12, diperoleh koefisien alfa (rhitung) sebesar 0,920. Berdasarkan tabel interprestasi koefisien korelasi nilai r di atas, maka dapat diinterprestasikan bahwa tingkat ke-reliabilitasan instrumen adalah sangat kuat.


(58)

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik statistik parametris. Oleh karena itu peneliti harus membuktikan terlebih dahulu apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data yang akan dianalisis, peneliti menggunakan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12 dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang didasarkan pada ketentuan jika Asymtotic sig. (2 tailed) > 0,05 berarti sebaran data berdistribusi normal dan jika Asymtotic sig. (2 tailed) < 0,05 berarti sebaran data berdistribusi tidak normal.

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t atau sering dikenal dengan sebutan T-Test (sugiyono, 2006 : 93).

n s t = X−µο

_

Keteranga n :

t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung µο = Nilai yang dihipotesiskan

_

X = Rata-rata X s = Simpangan baku n = Jumlah anggota sampel


(59)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan Learning Community.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X-1 dan X-2 SMA Negeri I Sambi Boyolali dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan pendekatan Learning Community, peneliti menggunakan bantuan program komputer, yakni SPSS for Windows versi 12. pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.

a. Motivasi Belajar Siswa

1). Menyelisihkan data tentang motivasi belajar siswa kelas X-2 (sebelum menggunakan pendekatan learning community) pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.

2). Menyelisihkan data tentang motivasi belajar siswa kelas X-1 (sesudah menggunakan pendekatan Learning Community) pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.

3). Menguji beda dengan menggunakan T-Test (uji t) antara selisih nilai data motivasi belajar siswa kelas X-2 (sebelum menggunakan pendekatan learning community) dan siswa kelas X-1 (sesudah menggunakan pendekatan learning community) pada kondisi awal dan pada kondisi akhir.


(60)

4). Penarikan kesimpulan:

Tolak Ho jika nilai thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 5%. b. Prestasi Belajar Siswa

1). Menyelisihkan nilai pre-test dan nilai post-test siswa kelas X-2 (sebelum menggunakan pendekatan Learning Community).

2). Menyelisihkan nilai pre-test dan nilai post-test siswa kelas X-1 (sesudah menggunakan pendekatan Learning Community).

3). Menguji beda dengan menggunakan T-Test (uji t) antara selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-2 (sebelum menggunakan pendekatan Learning Community) dan selisih nilai pre-test dan post-test siswa kelas X-1 (sesudah menggunakan pendekatan Learning Community).

4). Penarikan kesimpulan:


(61)

38 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri I Sambi

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Boyolali, salah satu cara yang harus dilakukan adalah melalui pembangunan pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Boyolali diarahkan pada peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, perluasan dan pemerataan pelayanan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat serta pencapaian efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.

Untuk mendukung program tersebut pemerintah telah menampung aspirasi masyarakat khususnya di wilayah kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali yang umumnya merasa wilayahnya belum tersentuh perluasan jangkauan/ pemerataan pelayanan pendidikan tingkat menengah, yaitu Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA). Diawali dengan cara melakukan sosialisasi ke masyarakat, Musyawarah Pembangunan Desa (MubangDes) yang diselenggarakan pada tahun 2002 dan ditindak lanjuti oleh Form Diskusi UDKP Tingkat Kecamatan Tahun 2002, rapat-rapat koordinasi antara Muspika, Camat, Kepala Dinas, Kepala SLTP, dan Kepala Desa se Kecamatan Sambi atas nama H. Sulomo Ahmad Kusuma, maka disepakati usulan


(62)

pendirian USB SMA Negeri I Sambi. Usulan pendirian USB SMA Negeri I Sambi disetujui oleh Bapak Bupati Boyolali atas nama dr. H. Djaka Srijanta yang berlokasi di Desa Catur Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali, dengan luas tanah 10.000 m2.

Berdasarkan keputusan Bupati Boyolali yang dikeluarkan pada tanggal 14 Maret 2005 dengan No.SK.420/118 Tahun 2005, maka pada tanggal 07 Juli 2003, SMA Negeri I Sambi telah resmi dibuka dan penerimaan murid baru tahun ajaran 2003 - 2004 untuk yang pertama kalinya mulai dilaksanakan. Pada penerimaan murid pertama Pengelola kegiatan belajar mengajar (KBM) baik Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan masih berada dibawah pengawasan SMA Negeri Simo Boyolali.

SMA Negeri I Sambi tepatnya berlokasi di Dukuh Wonotoro, Desa Catur, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Jarak SMA Negeri I Sambi dari Kota Kecamatan Sambi ± 3 km, dari kota Kabupaten Boyolali ± 25 km, dan dari arah jalan Kabupaten antara Kecamatan Sambi menuju Simo ± 30 km ke arah jalan desa.


(63)

B. Visi dan Misi

V I S I

Unggul Dalam Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa M I S I

1. Mewujudkan kegiatan belajar mengajar, bimbingan secara efektif dan efisien untuk menumbuhkembangkan siswa secara optimal.

2. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agama masing-masing dalam rangka membangun keimanan, ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menerapkan manajemen sekolah, berorientasi pada proses dan hasil yang berlandaskan asas demokrasi.

4. Menjalin komunikasi yang harmonis terhadap masyarakat dalam mewujudkan arti penting sekolah.

C. Struktur Kurikulum

Tabel 4.1

Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas X

Alokasi Waktu Komponen

Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4


(64)

7. Biologi 2 2

8. Kimia 3 3

9. Sejarah 2 2

10. Geografi 2 2

11. Ekonomi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Seni Budaya 2 2

14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 15.Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

16. Bahasa Jawa 2 2

B. Muatan Lokal

Menganyam/ Mebelair 2 2

C. Pengembangan Diri 1 1

Jumlah 43 43

Tabel 4.2

Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPA

Alokasi Waktu (XI)

Alokasi Waktu (XII IPA) Komponen

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2.Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 6 6 6 6

6. Fisika 5 5 5 5


(65)

8. Kimia 5 5 5 5

9. Sejarah 1 1 1 1

10.Seni Budaya 1 1 1 1

11.Pendidikan Jasmani, Olah-raga dan Kesehatan

2 2 2 2

12.Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13. Bahasa Jawa 1 1 1 1

B. Muatan Lokal

Menganyam/ Mebelair

2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 1 1 1 1

Jumlah 43 43 43 43

Tabel 4.3

Struktur Kurikulum SMA Negeri I Sambi Kelas XI dan XII Program IPS

Alokasi Waktu (XI)

Alokasi Waktu (XII IPA) Komponen

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2.Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 5 5 5 5

6. Sejarah 3 3 3 3

7. Geografi 3 3 3 3

8. Ekonomi 6 6 6 6


(66)

10.Seni Budaya 1 1 1 1 11.Pendidikan Jasmani,

Olah-raga dan Kesehatan

2 2 2 2

12.Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13. Bahasa Jawa 1 1 1 1

B. Muatan Lokal

Menganyam/ Mebelair

2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 1 1 1 1

Jumlah 43 43 43 43

D. Pembagian Tugas

Tabel 4.4

Pembagian Tugas Khusus SMA Negeri I Sambi Tahun Pelajaran 2007/2008

No. Tugas Nama

1 Kepala Sekolah Bambang Wahyadi, S.Pd. 2 Waka Kurikulum Salwadi, S.Pd.

3 Aswak Kurikulum Anto, S.Pd.

4 Waka Kesiswaan Drs. E. Hery Setyawan 5 Aswak Kesiswaan Slamet Sutopo, M.Pd. 6 Waka Humas Sunarja, S.Pd.

7 Waka Sarana Prasarana Drs. Kirmadi 8 Pemegang Kas Dra. Ari Wijayanti 9 Bendahara Komite Sekolah Atiqoh Indah N, S.Pd. 10 Penerima Iuran BP3 Sri Hartatik, S.Pd. 11 Penerima Iuran BP3 Tri Sulistiyani, S.Pd.


(67)

12 Koordinator Lab. IPA Sukasno, S.Pd. 13 Koord. Lab. Komputer Evi Jumiyati, S.Pd. 14 Koordinator BP Ganep, S.Pd. 15 Koordinator Perpustakaan Suhartono, S.Pd. 16 Koordinator UKS Nuryani, S.Psi, Psi 17 Koordinator Piket Slamet Sutopo, M.Pd.

18 K 7 Rakhman, S.Ag.

19 Wali Kelas XII. IPA Sukasno, S.Pd. 20 Wali Kelas XII. IPS. 1 Sri Hartatik, S.Pd. 21 Wali Kelas XII. IPS. 2 Budi Atiningsih, SE. 22 Wali Kelas XI. IPA. 1 Tri Sulistiyani, S.Pd. 23 Wali Kelas XI. IPA. 2 Ananiyah Zuliati, S.Pd. 24 Wali Kelas XI. IPS. 1 Dra. Sri Rahayu

25 Wali Kelas XI. IPS. 2 Evi Jumiyati, S.Pd. 26 Wali Kelas X. 1 Joko Wiyono, S.Pd. 27 Wali Kelas X. 2 Tri Sakti Daru K, S.Pd. 28 Wali Kelas X. 3 Dra. Sudarti

29 Pembina Ekstra Pramuka Wiyono, S.Pd 30 Pembina Ekstra Pramuka Joko Wiyono, S.Pd.

31 Pembina Ekstra Pramuka Endang Triwiningsih, S.Pd. 32 Pembina Ekstra Olah Raga Drs. Sapardi

33 Pembina KIR Untung Rohadi, S.Pd.

E. Tata Tertib Guru dan Karyawan

Tata tertib berpakaian bagi guru dan karyawan SMA Negeri I Sambi tahun pelajaran 2007/2008 adalah sebagai berikut.


(68)

1. Hari Senin dan Selasa : PSH Warna Biru 2. Hari Rabu dan Kamis : PSH Warna Hitam 3. Hari Jum’at dan Sabtu : Bebas, Rapid an Sopan NB :

• Setiap tanggal 17 semua Guru dan Karyawan memakai pakaian KORPRI lengkap.

• Setiap hari Jum’at minggu ke-2 memakai pakaian Olah Raga.

F. Tata Tertib Siswa

Tata Tertib Siswa SMA Negeri 1 Sambi Tugas Dan Kewajiban

1. Kegiatan Intra Sekolah

1.1. Setiap siswa wajib datang di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai.

1.2. Sebelum pelajaran pertama dimulai dan sesudah pelajaran terakhir, diadakan doa bersama dipimpin oleh Ketua kelas.

1.3. Sebelum pelajaran pertama dimulai dan sesudah pelajaran terakhir, siswa menghormat kepada guru dipimpin oleh Ketua kelas.

1.4. Sebelum pelajaran dimulai, diadakan presensi oleh petugas, dicatat pada buku jurnal kemudian diserahkan kepada Bapak/Ibu guru yang mengajar saat itu untuk ditanda tangani.

1.5. Sesudah pelajaran terakhir siswa yang piket wajib membersihkan kelasnya.


(69)

1.6. Siswa yang datang terlambat, wajib lapor kepada guru piket kemudian minta surat ijin terlambat untuk mengikuti pelajaran.

1.7. Pada waktu istirahat pertama, Ketua kelas atau petugas kelas melaporkan siswa yang tidak hadir kepada Bapak/Ibu guru piket, dengan menggunakan format yang telah disediakan.

1.8. Pada waktu istirahat, siswa wajib berada di luar kelas.

1.9. Pada waktu Bapak/Ibu guru berhalangan hadir, Ketua kelas wajib melaporkan kepada Bapak/Ibu guru piket, untuk mendapatkan tugas selanjutnya.

1.10.Meninggalkan sekolah sebelum pelejaran selesai, siswa wajib minta ijin kepada Bapak/Ibu guru piket.

1.11.Siswa yang berhalangan hadir haus ada surat ijin dari orang tua atau wali siswa paling lama tiga (3) hari dan jika karena sakit selama 3 hari atau lebih harus dengan surat keterangan dokter yang kemudian diserahkan kepada Bapak/Ibu guru wali kelas atau Bapak/Ibu guru yang mengajar pada saat ini. Surat ijin disimpan oleh petugas kelas. 1.12.Pelajaran dimulai pukul 07.00.

2. Kegiatan Kurikuler

2.1. Setiap siswa wajib menjadi anggota OSIS, dengan memiliki Kartu Tanda Anggota OSIS/Kartu Pelajar.

Semua kegiatan siswa, harus dilakukan dalam rangka kegiatan OSIS dan harus setahu dan seijin Kepala Sekolah.


(70)

2.2. Setiap siswa sesuai dengan minatnya masing- masing, wajib mengikuti kegiatan kurikuler maupun Ekstra Kurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah.

Adapun Rencana Kegiatan Sebagai Berikut : 2.2.1. Kepramukaan

2.2.2. Keolahragaan 2.2.3. Kesenian

3. Kegiatan 7 K (Keamanan – Kebersihan – Ketertiban – Keindahan – Kekeluargaan – kerindangan- Kesehatan)

3.1. Setiap siswa wajib menjaga keamanan dan ketertiban di sekolah maupun di luar sekolah.

3.2. Setiap siswa wajib menjaga kerapian dan kebersihan kelas, halaman sekolah dan sekolah pada umumnya. Petugas kebersihan kelas harus datang 15 menit sebelum pelajaran pertama dimulai, agar pada saatnya dipakai kelas sudah bersih.

3.3. Setiap siswa senantiasa harus Tertib, sopan dan berbudi luhur dalam perkataan maupun perbuatan. Tunduk dan patuh dalam peraturan sekolah, peraturan negara dan wajib melaksanakan P4, dalam kehidupan sehari- hari.

3.4. Setiap siswa wajib menjaga Keindahan sekolah, meningkatkan dan melestarikan.


(71)

3.5. Setiap siswa wajib menjaga persatuan dan kesatuan diantara sesama anggota Keluarga besar SMA Negeri 1 Sambi khususnya, keluarga besar Negara Repub lik Indonesia umumnya.

3.6. Setiap siswa wajib memelihara pepohonan dan tanaman untuk Kerindangan sekolah.

4. Pakaian dan Cara Berdandan

4.1. Setiap siswa wajib berpakaian seragam sekolah secara rapi dengan baju dimasukkan kecelana/rok bawah.

Adapun pakaian seragam sekolah diatur sebagai berikut : - Hari senin, Selasa, Rabu, Kamis seragam OSIS berdasi - Hari Jumat dan Sabtu seragam Pramuka.

4.2. Kancing baju di kancingkan sampai dengan kancing baju yang kedua dari atas.

4.3. Setiap siswa tidak dibenarkan memakai baju lengan panjang, kecuali seragam khas putri yang sudah ditentukan.

4.4. Setiap siswa tidak dibenarkan bersolek berlebihan.

4.5. Setiap siswa tidak dibenarkan memakai perhiasan berlebihan. 4.6. Setiap siswa wajib mengatur rambutnya secara rapi dan pantas. 4.7. Rambut panjang tidak boleh diurai.

4.8. Bagi siswa putra :

4.8.1. Tidak boleh gondrong (Panjang rambut tidak boleh sampai leher baju).


(72)

4.9. Tidak boleh berkuku panjang

4.10.Setiap siswa harus bersepatu hitam dan berkaos kaki : a. Senin s.d Kamis kaos kaki putih

b. Jumat s.d Sabtu kaos kaki hitam

Tidak boleh mengenakan sepatu sandal atau sandal. Kecuali bila kakinya sakit, sehingga tidak dapat memakai sepatu.

4.11.Pada waktu libur/bebas sekolah, bila pergi ke sekolah harus berpakaian pantas (tidak boleh memakai baju kaos), tidak diperbolehkan sepatu sandal atau sandal.

5. Kegiatan Upacara

5.1. Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera disekolah dengan tertib. Bila sedang sakit harus memberi tahu kepada Wali kelas atau Bapak/Ibu guru piket.

5.2. Setiap siswa wajib menjaga agar pelaksanaan upacara bendera di sekolah berlangsung dengan baik/tertib khitmat dan aman.

5.3. Tidak diperbolehkan membawa/menaruh buku, tas benda lain dalam barisan, dilarang memakai kaca mata hitam.

5.4. Setiap mengikuti kegiatan upacara harus berpakaian lengkap (badge, nama, topi dan dasi)

6. Lain- lain

6.1. Setiap siswa wajib menjaga nama baik sekolah, baik di sekolah maupun di luar sekolah.


(73)

6.2. Setiap siswa dilarang membawa dan mengisap rokok di sekolah. Dilarang minum- minuman keras, ganja, narkotika dan obat terlarang. 6.3. Setiap siswa dilarang melakukan kegiatan yang mengganggu

ketertiban sekolah maupun umumnya. Misalnya : Berkelahi, memfitnah, bertengkar dan sebagainya

6.4. Setiap siswa dilarang membawa senjata tajam, senjata api dan alat perkelahian yang lain.

6.5. Kendaraan harus ditempatkan secara teratur dan rapi serta harus dikunci.

6.6. Setiap siswa wajib mengikuti SKJ setiap hari Jumat.

6.7. Dilarang membawa pulang barang-barang milik sekolah atau milik orang lain.

6.8. Dilarang masuk atau keluar halam sekolah dengan jalan menerobos atau memanjat pohon.

6.9. Setiap siswa wajib senantiasa taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menghormati orang tua, guru, saudara tua dan siapa saja yang pantas dihormati.

6.10.Setiap siswa wajib senantiasa berkreasi dan berinisiatif dami perbaikan dan kemajuan sekolah kita.


(74)

Sangsi:

Apabila siswa melanggar tata tertib akan dikenakan sangsi/hukuman masing-masing sebagai berikut :

1. Peringatan secara lisan. 2. Peringatan tertulis.

3. Tidak boleh mengikuti pelajaran untuk sementara waktu. 4. Diskors untuk jangka waktu yang ditentukan.

5. Dikeluarkan dari sekolah.


(75)

52 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Pembelajaran Dengan Pendekatan Learning Community

Dalam melakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan pendekatan learning community, peneliti melaksanakan skenario pembelajaran sebagai berikut:

Ø Pertemuan I (1 x 45 menit)

1. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas yaitu Pendapatan Nasional.

2. Guru memberikan pre-test untuk mengukur seberapa taraf pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan yaitu Pendapatan Nasional.

3. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok dengan nama-nama hewan, yaitu kucing, kambing, ayam, kerbau, dan bebek. Cara pembagian kelompoknya adalah siswa dengan mata tertutup diminta menirukan suara hewan yang dia dapat dan mencari anggota kelompok lain yang mempunyai suara sama, kemudian berkumpul dalam satu kelompok.

4. Setelah semua siswa berkumpul dalam kelompoknya masing- masing, guru membagikan amplop yang berisi lima pokok bahasan kepada masing- masing kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan/


(76)

mengajarkan materi mereka kepada kelompok lain, dengan catatan harus menghindari cara mengajar sistem ceramah/ semacam pembacaan laporan, diharapkan siswa menerapkan sistem pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dalam kelas.

5. Materi yang dibagikan ada lima, yaitu: a. Pendapatan Nasional (kelompok kucing)

b. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional (kelompok kambing) c. Membandingkan Pendapatan per Kapita Indonesia dengan Negara

Lain (kelompok ayam)

d. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional (kelompok kerbau) e. Indeks Harga dan Inflasi (kelompok bebek)

6. Presentasi dilakukan pada tiap pertemuan (pertemuan II sampai dengan pertemuan VI) hingga semua materi habis disampaikan.

Ø Pertemuan II sampai dengan Pertemuan VI (5 x 45 menit)

? Penyampaian materi/ presentasi kelompok

Ø Pertemuan VII (1 x 45 menit)

1. Guru mengadakan kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dengan cara:

a. Guru membagikan kartu indeks kepada tiap siswa dan siswa diminta untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang sudah dipelajari.

b. Kartu indeks dik umpulkan, dikocok, dan dibagikan satu-satu kepada siswa. Siswa diminta untuk membaca dalam hati


(77)

pertanyaan pada kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya.

c. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan dan memberikan jawabannya.

d. Setelah memberikan jawaban, siswa lain diberi kesempatan untuk memberikan tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartu itu dengan cara suka rela bukan ditunjuk.

e. Guru memberikan penguatan jika jawaban siswa tepat dan memberikan pembenaran jika jawaban siswa kurang tepat.

2. Pada akhir pertemuan diadakan sharing antar siswa baik mengenai proses pembelajaran yang sudah dilakukan maupun tentang pengalaman siswa yang mempunyai keluarga atau kenalan yang bekerja di lembaga pemerintahan yang mengurusi tentang perekonomian nasional/ dunia.

Ø Pertemuan VIII (1 x 45 menit)

? Diadakan ulangan harian (post-test)

Dari serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan, penggunaan pendekatan learning community terlihat/ muncul pada saat bekerja sama dalam kelompok, saling bertanya dan menjawab antar siswa, dan sharing tentang pengalaman siswa mengenai materi yang dibahas kepada siswa lainnya.


(78)

B. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini mencakup data tentang motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan pendekatan Learning Community untuk mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Sambi Boyolali kelas X-1 (33 responden) dan X-2 (33 responden). Data tentang motivasi belajar siswa dikumpulkan melalui pembagian kuesioner kepada 66 siswa. Kuesioner yang kembali sebanyak 62 kuesioner, atau dengan kata lain tingkat pengembalian kuesioner yang disebar adalah 93,94%. Dari 62 (93,94%) kuesioner yang kembali ini semuanya dapat diolah. Sedangkan data tentang prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan memberikan pre-test dan post-test yang semuanya dapat diola h. Dalam bab ini dikemukakan analisa data serta pembahasan terhadap permasalahan yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan.

1. Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan data tentang variabel motivasi belajar siswa yang diolah dengan bantuan program SPSS, diketahui bahwa skor data tertinggi untuk variabel motivasi belajar siswa sebesar 160 dan skor data terendah untuk variabel motivasi belajar siswa sebesar 32. Hasil perhitungan data sebagai berikut.

a. Pada kondisi awal

1). Data tentang variabel motivasi belajar siswa di kelas X-2 yang tidak menggunakan pendekatan Learning Community diperoleh nilai mean motivasi belajar siswa = 130,32, median motivasi


(79)

belajar siswa = 130,00 dan modus motivasi belajar siswa = 122,00. Berikut ini disajikan tabel kategori dan interprestasi variabel motivasi belajar siswa berdasarkan PAP Tipe II (Masidjo, 1995: 157 – 160).

Tabel 5.1

Kategori dan Interprestasi Variabel Motivasi Belajar Siswa No. Interval Frek. Frek.Relatif (%) Interprestasi

1. 136 – 160 11 35,48 Sangat Tinggi

2. 116 – 135 17 54,84 Tinggi

3. 104 – 115 3 9,68 Sedang

4. 91 – 103 0 0 Rendah

5. ≤ 91 0 0 Sangat Rendah

Total 31 100,00

Hasil perhitungan pengkategorian motivasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 111. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa ada 11 orang siswa atau 35,48% yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 17 orang siswa atau 54,84% yang mempunyai motivasi belajar tinggi, 3 orang siswa atau 9,68% yang memp unyai motivasi belajar sedang, 0 orang siswa atau 0% yang mempunya i motivasi belajar rendah, dan 0 orang siswa atau 0% yang mempunyai motivasi belajar sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi yaitu sebanyak 17 orang siswa atau 54,84%. Hal ini diduk ung oleh hasil perhitungan mean motivasi belajar siswa = 130,32, median motivasi belajar siswa = 130,00


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)


Dokumen yang terkait

Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

0 49 123

PENGGUNAAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS X 5 SMA NEGERI 5 SURAKARTA

0 4 114

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJARDALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS Peranan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 1 Jatisari Sambi Boyolali.

0 3 19

PENDAHULUAN Peranan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 1 Jatisari Sambi Boyolali.

0 4 8

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS Peranan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 1 Jatisari Sambi Boyolali.

0 2 12

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 2 SAMBI-BOYOLALI Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Lingkungan Di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali.

0 3 16

PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS LEARNING COMMUNITY DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS X 1 SMA N 3 BOYOLALI.

0 0 23

INTEGRASI MEDIA ICT KE DALAM PENDEKATAN COLLABORATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN IKLIM KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA BATIK 1 SURAKARTA.

0 1 11

Penerapan pendekatan scientific untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas x mia 1 sma negeri 1 Karanganom Artikel

0 0 6

Penggunaan pendekatan ``Learning Community`` dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi : studi kasus SMA Negeri I Sambi kelas X-1 dan X-2 Wonotoro Catur Sambi Boyolali - USD Repository

0 0 177