guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa bukan guru. Dalam learning community, dua kelompok atau lebih yang
terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan learning community memberi informasi yang
diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya Sagala, 2005 : 90.
Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk
bertanya, tidak ada pihak yang me nganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain
memiliki pengetahuan, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari Depdiknas, 2003 : 15-16.
Kalau setiap orang mau belajar dari orang la in, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya
dengan pengetahuan dan pengalaman. Pendekatan pembelajaran denga n teknik “learning community” ini sangat membantu proses pembelajaran di
kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam beberapa cara Depdiknas, 2003 : 16, yaitu:
1. pembentukan kelompok kecil; 2. pembentukan kelompok besar;
3. mendatangkan ‘ahli’ ke kelas tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu, dsb;
4. bekerja dengan kelas sederajat; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. bekerja kelompok dengan kelas di atasnya; 6. bekerja dengan masyarakat.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Motif berasal dari bahasa latin “moveers”, yang berarti
menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan. Untuk memperoleh pengertian yang lebih terperinci dan jelas, maka perlu
mempelajari dan memahami pendapat dari beberapa ahli. a. Atkinson Fudyartanto, 2002 : 257, berpendapat bahwa motivasi
menunjukkan tendensi berbuat yang meningkat untuk menghasilkan satu atau lebih pengaruh-pengaruhnya satu hasil atau lebih.
b. Abraham Maslow Fudyartanto, 2002 : 258, motivasi adalah konstan tetap, tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan kompleks dan bahwa
hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada tiap kegiatan organisme.
c. A. W. Bernard Chauhan, 1979, P.196, motivasi menunjukkan semua fenomena yang dilibatkan dala m stimulasi perangsangan tindakan ke
arah tujuan-tujuan tertentu. Menurut Sudirman 1986 : 73, kata “motif” diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern kesiapsiagaan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
mendesak. Menurut Sudirman 1986 : 73-74, motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yan ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian ini
mengandung tiga elemen penting, adalah sebagai berikut. a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological”
yang ada pada organisme manusia. Oleh karena menyangkut perubahan energi manusia walaupun motivasi itu muncul dari dalam
diri manusia, maka penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI