24
bentuk geometri untuk kubus dan balok yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dari penyataan tersebut dapat ditarik suatu pengertian bahwa geometri
merupakan cabang matematika yang menghubungkan matematika dengan dunia nyata, dan suatu cara penyajian bidang yang abstrak menjadi lebih konkret.
G. Tahap Pembelajaran Geometri
Setiap tahap dalam teori Van Hiele, menunjukkan karakteristik proses berpikir siswa dalam belajar geometri dan pemahamannya dalam konteks geometri. Kualitas
pengetahuan siswa tidak ditentukan oleh akumulasi pengetahuannya, tetapi lebih
ditentukan oleh proses berpikir yang digunakan.
Van Hiele Diatin Tarigan, 2006:62 menyatakan bahwa terdapat lima tahap siswa dalam belajar geometri yaitu: i Tahap Pengenalan, ii Tahap Analisis, iii
Tahap Pengurutan, iv Tahap Deduksi, dan v Tahap Akurasi. Adapun penjelasan dari tahap-tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Pengenalan
Dalam tahap ini siswa mulai belajar mengenal suatu bentuk geometri secara keseluruahan, namun belum mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri
tersebut. b.
Tahap analisis Pada tahap ini siswa sudah mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang
diamati. c.
Tahap Pengurutan Pada tahap ini siswa sudah dapat melakukan penarikan kesimpulan, yang kita kenal
dengan berpikir deduktif. Namun kemampuan ini belum berkembang secara
25
penuh. Pada tahap ini siswa telah mampu mengurutkan, misalnya, ia sudah mengenal bahwa persegi adalah jajaran genjang, belah ketupat adalah layang-
layang. d.
Tahap Deduksi Pada tahap ini siswa telah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni
penarikan kesimpulan dari hal-hal umum ke hal khusus. e.
Tahap Akurasi Dalam tahap ini anak mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip
dasar yang melandasai sutu pembuktian. Tahap akurasi merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Oleh sebab itu tidak semua anak dapat sampai
pada tahap berpikir ini sekalipun anak tersebut telah duduk di bangku SMA ataupun perguruan tinggi.
Tahap-tahap berpikir Van Hiele akan dilalui siswa secara berurutan. Dengan demikian siswa harus melewati suatu tahap dengan matang sebelum menuju tahap
berikutnya. Kecepatan berpindah dari suatu tahap ke tahap berikutnya lebih banyak bergantung pada isi dan metode pembelajaran dari pada umur dan kematangan. Dengan
demikian, dalam penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik perlu memperhatikan tahap-tahap yang dilalui oleh siswa dalam pembelajaran geometri dan
guru harus menyediakan pengalaman belajar yang sesuai dengan tahap berpikir siswa Sekolah Dasar.
26
H. Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang Menggunakan PMRI