1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara Afnil Guza, 2009:2. Dari pengertian pendidikan tersebut, sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan sudah semestinya mengupayakan kondisi yang dapat mendukung siswa agar dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga siswa dapat
berkembang menjadi manusia seutuhnya. Hal tersebut perlu dilakukan oleh guru dengan sungguh-sungguh memahami latar belakang, karakteristik, dan kemampuan
yang ada dalam diri siswa di dalam kelas. Oleh sebab itu, guru perlu mengaplikasikan hal tersebut dengan cara proses belajar mengajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan PAIKEM, sehingga siswa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan sesuai dengan tahap perkembangannya.
Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar mempunyai peranan penting dalam tahapan perkembangan siswa.
Menurut Andi Nasution Catur Supatmono, 2002:7, matematika merupakan ilmu struktur, urutan order, dan hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan,
pengukuran, penggambaran bentuk objek. Dari pengertian di atas, obyek-obyek yang mudah dikenali serta dipahami siswa merupakan obyek-obyek yang sering dijumpai
siswa itu sendiri obyek tersebut erat hubungannya dengan geometri. Menurut Daitin Tarigan, 2006:61 belajar geometri adalah bernalar menghasilkan simbol-simbol,
2 menghubungkan struktur untuk mendapatkan suatu pengertian dan mengaplikasikan
konsep-konsep yang dimiliki ke dalam dunia nyata. Dari pengertian tersebut, maka peneliti mengamati jika pelaksanaan
pembelajaran matematika tentang geometri di SD 2 Wijirejo kelas IV A belum mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang kurang maksimal tersebut diduga
disebabkan karena metode penyampaian materi yang dilakukan guru memposisikan dirinya sebagai sentral dalam proses pembelajaran dan siswa sebagai penerima materi,
sulitnya pengadaan alat peraga, serta siswa belum memahami materi yang diajarkan oleh guru sebelumnya. Pembelajaran tersebut membuat prestasi siswa belum mencapai
rata-rata KKM. Hal ini dapat dilihat dalam hasil evaluasi awal yaitu rata-rata pencapaian belajar anak pada Kompetensi Dasar 8.1. Menentukan sifat-sifat bangun
ruang sederhana adalah 56.6, sedangkan KKM pada Kompetensi Dasar tersebut adalah 63. Permasalahan ini didukung oleh pemahaman anak masih sulit terhadap materi
karena pembelajaran yang belum dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa realistik.
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan proses pembelajaran yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa, misalnya materi penjumlahan dan pengurangan yang dikaitkan menggunakan batu kerikil atau materi bangun ruang kubus dan balok
yang dikaitkan dengan benda-benda yang sering digunakan siswa setiap hari dashgrip, kotak bungkus mainan, dadu ular tangga, dll.. Masalah-masalah inilah yang
mendorong peneliti untuk mencoba meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV A melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam pembelajaran
geometri di SD 2 Wijirejo. Peneliti memilih pendekatan pembelajaran ini karena sesuai dengan materi, murah dan mudah dalam pelaksanaan pembelajarannya.
3
B. Identifikasi Masalah