Anak belajar melalui bermain

204 2. Tujuan Khusus a. Peserta dapat mengidentifikasi beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak usia dini. b. Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah beberapa strategi pembelajaran anak usia dini. c. Peserta dapat mengidentifikasi berbagai strategi pembelajaran dalam beberapa desain pembelajaran anak usia dini. c. Peserta dapat mempraktekkan beberapa strategi pembelajaran dalam berbagai desain pembelajaran anak usia dini.

C. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran yang digunakan adalah: 1. Lecturing 2. Small Group Discussion 3. Simulasi 4. Praktik Sedangkan media pembelajaran yang digunakan antara lain: 1. LCD dan Video 2. Presentasi Powerpoint 3. Kertas Plano 4. Spidol

D. URAIAN MATERI

1. Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini

Tujuan pembelajaran anak usia dini berbeda dengan pembelajaran anak usia sekolah dan orang dewasa. Pembelajaran anak usia dini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan terhadap seluruh perkembangan dan potensi anak yang meliputi perkembangan pisik-motorik, kognisi, sosial-emosi, bahasa dan estetika, secara maksimal sebagai bekal dalam penyelasian kebutuhan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Anak usia dini belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Ada beberapa karakteristik pembelajaran anak usia dini yang harus dipahami oleh peserta, sebagai guru RATK, yaitu:

a. Anak belajar melalui bermain

205 Bermain merupakan kegiatan utama yang dilakukan anak usia dini dalam melakukan interaksi dengan lingkungan untuk membangun pengetahuannya. Bermain adalah suatu aktivitas spontan di mana seorang anak menggunakan orang lain atau benda-benda di sekitarnya dengan senang, sukarela dan penuh imajinatif dan juga menggunakan perasaan, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh lainnya. Bermain dilakukan oleh anak-anak atas dasar inisiatif dan keputusan sendiri, dengan dukungan orang dewasa. Bagi mereka, bermain menjadi sarana untuk mengubah kekuatan potensial di dalam dirinya menjadi berbagai kemampuan dan kecakapan aktual. Selain itu, bermain juga dapat menjadi sarana penyaluran energi dan relaksasi atau, dengan kata lain, menjadi sarana utama untuk belajar tentang hukum alam, hubungan antar orang dan hubungan antara orang dengan benda objek di sekitarnya dan lain sebagainya. Melalui bermain, anak memperoleh suatu cara untuk mengetahui dan bereksperimen tentang dunia di sekitarnya dalam rangka mengembangkan hubungan dengan dunia sekitar, dengan orang lain dan dengan dirinya sendiri. Bagaimana anak bermain? Anak bermain dengan usianya sendiri, dengan pikirannya sendiri, dengan perasaannya sendiri, dengan pengertiannya sendiri dan dunianya sendiri. Atau dengan perkataan lain, anak bermain dengan dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya, alam semesta dan isinya, kemampuan dirinya dan kemampuan orang lain dan lain sebagainya. Untuk itu, satu bentuk permainan atau alat permainan semestinya diciptakan dengan tujuan yang jelas sehinggga pertumbuhan dan perkembangan apa yang diharapkan si anak akan dapat dicapai. Melalui bermain anak tidak saja dapat tumbuh secara fisik tetapi juga dapat berkembang secara psikis. Oleh sebab itu berbagai bentuk permainan harus berisi kegiatan-kegiatan yang melibatkan aspek fisik dan psikis. Saat anak bermain semua indranya bekerja aktif. Semua informasi yang ditangkap indra anak, disampaikan ke otak sebagai rangsangan, sehingga sel-sel otak aktif berkembang membentuk sambungan. Otak yang rimbun karena banyak yang persambungan, dan anak akan memiliki kemampuan yang tinggi Beberapa ahli pendidikan menganggap bahwa bermain sebagai suatu kegiatan yang mempunyai nilai praktis. Artinya bermain digunakan sebagai media untuk menguatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak, 206 tetapi bermain sendiri banyak memiliki manfaat yang positif bagi anak, diantaranya: 1. Mengembangkan aspek fisik Dalam bermain anak berkesempatan melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh yang membuat tubuh anak sehat dan otot-otot tubuh menjadi kuat. 2. Mengembangkan aspek motorik halus dan kasar Dalam bermain dibutuhkan gerakan dan koordinasi tubuh tangan, kaki, mata dan anggota tubuh yang lain. 3. Mengembangkan emosi kepribadian Dalam bermain, anak dapat melepaskan ketegangan yang ada dalam dirinya dan dapat menyalurkan perasaan yang membuat anak lega dan relaks. 4. Mengembangkan aspek kognisi Dalam bermain, anak dapat belajar dan mengembangkan daya pikirnya. 5. Mengembangkan alat indra Dalam bermain, penginderaan anak penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan diasah, sehingga anak lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya. 6. Mengembangkan keterampilan olah raga dan menari 7. Sebagai media terapi, karena selama bermain perilaku anak akan tampil lebih bebas dan bermain adalah suatu yang alamiah pada diri anak. 8. Sebagai media intervensi Bermain dapat melatih konsentrasi pemusatan perhatian pada tugas tertentu seperti melatih konsep dasar warna, bentuk, dan lain-lain. Untuk mencapai manfaat positif dari bermain maka dibutuhkan alat permainan yang tepat, untuk itu pendidik perlu memahami kareteristik pemilhan alat main yang akan dihidangkan untuk anak baca buku pengembangan APE.

b. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya sendiri.