175
Mahendra, bahwa keterampilan motorik halus merupakan keterampilan- keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot
kecilhalus untuk mencapai tingkat pelaksanaan keterampilan yang berhasil. oleh karena itu keterampilan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan yang
memerlukan koordinasi mata-tangan hand-eye coordination atau sebaliknya eye- hand coordination, seperti menulis, menggambar, dan bermain piano Santrock,
1997: 143. Kegiatan fisik dan pelepasan energi dalam jumlah besar merupakan karakteristik
aktivitas anak pada masa ini. Hal itu disebabkan oleh energi yang dimiliki anak dalam jumlah yang besar tersebut memerlukan penyaluran melalui berbagai aktivitas fisik, baik
kegiatan fisik yang berkaitan dengan gerakan motorik kasar maupun gerakan motorik halus.
1. Hakikat dan perkembangan motorik anak usia dini
Motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh. Secara umum, kemampuan motorik terbagi menjadi dua macam, yaitu ketrampilan
motorik kasar atau gross motor skills dan ketrampilan motorik halus atau fine motor skills. Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan melibatkan sebagian besar
bagian tubuh. Gerakan motorik kasar memerlukan cukup tenaga dan dilakukan oleh otot- otot besar. Contoh gerakan motorik kasar adalah gerakan berjalan, berlari, melompat dan
sebagainya. Sementara motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian- bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Karena itu, gerakan motorik
halus tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian. Contoh gerakan motorik halus adalah gerakan mengambil sebuah
benda dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan, menggunting, menyetir mobil, menulis, menjahit, menggambar dan sebagainya.
Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Dalam proses perkembangan anak, motorik kasar berkembang
terlebih dahulu dibandingkan motorik halus. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa anak sudah dapat menggunakan otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum ia mampu
mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggambar atau menggunting. Ketrampilan
176
motorik kasar diawali dengan bermain yang merupakan gerakan kasar. Pada usia 3 tahun sesuai dengan tahap perkembangan, anak umumnya sudah menguasai sebagian besar
ketrampilan motorik kasar. Sementara ketrampilan motorik halus baru mulai berkembang, yang diawali dengan kegiatan yang amat sederhana seperti memegang
pensil, memegang sendok dan mengaduk. Ketrampilan motorik halus lebih lama pencapaiannya dari pada ketrampilan motorik kasar karena ketrampilan motorik halus
membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring dengan pertambahan usia
anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halusnya semakin berkembang dan maju pesat.
Kemampuan motorik anak usia 4-6 tahun mempunyai perbedaan dengan orang dewasa dalam hal:
1 Cara memegang; 2 Cara berjalan; dan
3 Cara menyepak menendang. Pada anak cara memegang dilakukan secara asal saja, sedangkan orang dewasa
memegang benda dengan cara yang khas agar dapat dipergunakan secara optimal. Ketika orang dewasa berjalan, hanya mempergunakan otot-ototnya yang diperlukan saja
sedangkan anak-anak berjalan seolah-olah seluruh tubuhnya ikut bergerak-gerak. Dalam hal menyepak menendang, anak-anak menyepak bola diikuti dengan kedua belah
tangannya yang turut maju ke depan secara berlebihan. Aktivitas sehari-hari, baik yang bersifat sederhana maupun yang kompleks, selalu
berkaitan dengan gerak. Kegiatan seperti mengerjapkan mata, berjalan, berlari, menuang air, menyusun kepingan puzzle merupakan aktivitas yang berhubungan dengan gerak.
Istilah gerak movement dalam bahasa Indonesia terkadang digabungkan dengan kata motorik motor sehingga terkadang muncul kata-kata “gerakan motorik”. Gallahue
1997: 17-18 menyatakan bahwa istilah motorik motor itu sendiri sebenarnya merujuk pada faktor biologis dan mekanis yang mempengaruhi gerak movement. Sementara
istilah gerak movement merujuk pada perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat diamati. Dengan demikian, motorik merupakan kemampuan yang bersifat
lahiriah yang dimiliki seseorang untuk mengubah beragam posisi tubuh.
177
Perubahan yang terjadi pada anak, ketika mereka bertambah tinggi, sistem syaraf yang semakin kompleks, pertumbuhan tulang dan otot pada intinya mengacu pada
perkembangan motorik. Menurut Meggitt 2002: 2, istilah perkembangan motorik merujuk pada makna perkembangan fisik. Perkembangan fisik memiliki arti bahwa anak
telah mencapai sejumlah kemampuan dalam mengontrol diri mereka sendiri. Dodge 2002: 20 menyatakan bahwa pencapaian kemampuan motorik kasar dan motorik halus
pada anak usia prasekolah merupakan tujuan dari pengembangan fisik anak. Pencapaian kontrol motorik kasar meliputi: memindahkan otot-otot besar dalam tubuh, khususnya
lengan dan kaki secara sadar dan berhati-hati. Sedangkan pencapaian kontrol motorik halus mencakup penggunaan dan koordinasi otot kecil pada tangan, pergelangan tangan
dengan tangkas. Gallauhe menjelaskan bahwa perkembangan motorik merupakan perubahan perilaku motorik yang terjadi terus-menerus sepanjang siklus kehidupan.
Perilaku motorik motor behavior dapat diartikan sebagai perubahan pada pembelajaran dan perkembangan motorik dalam mewujudkan faktor pembelajaran dan proses
kematangan yang berhubungan dengan performansi motorik. Studi dan penelitian tentang perilaku motorik akan berfokus pada kajian tentang pembelajaran motorik, kontrol
motorik dan perkembangan motorik. Proses perkembangan motorik mengikuti suatu pola umum yang terdiri dari tiga arah utama, yaitu: 1 perkembangan dari otot kasar menuju
ke otot kecil, 2 pertumbuhan dari kepala ke jari kaki, disebut dengan perkembangan cephalocaudal, 3 perkembangan dari sumbu tubuh menuju ke luar, disebut
perkembangan proximoditsal. Perkembangan motorik merupakan cara tubuh untuk meningkatkan kemampuan
sehingga performanya menjadi lebih kompleks. Perkembangan motorik mencakup dua klasifikasi, yaitu: 1 kemampuan motorik kasar gross motor skills dan 2 kemampuan
motorik halus fine motor skills. Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan untuk menggunakan otot-otot besar pada tubuh yang digunakan antara lain untuk berjalan,
berlari dan mendaki.Kemampuan motorik halus mencakup kemampuan manipulasi kasar gross manipulative skills yang melibatkan satu gerakan anggota badan seperti melempar
dan kemampuan manipulasi halus fine manipulative skills yang melibatkan penggunaan tangan dan jari secara tepat seperti dalam kegiatan menulis dan menggambar.
178
Terdapat tiga jenis gerakan dasar yang perlu dikembangkan kepada anak, yaitu: gerakan lokomotor, manipulatif dan stabilitas. Gerakan lokomotor mencakup gerakan
berjalan, berlari, melompat, meloncat, melompat-lompat, mendaki. Sementara gerakan manipulatif mencakup gerakan melempar, menangkap, menendang, memasukkan.
Selanjutnya gerakan stabilisasi mencakup mengayun, berguling, membalikkan badan dan berjalan di atas papan titian. Catron menjelaskan bahwa perkembangan motorik meliputi
empat domain, yaitu: 1 koordinasi mata – tangan mata-kaki, 2 kemampuan lokomotor, 3 kemampuan non lokomotor, 4 pengendalian dan pengaturan tubuh.
Keempat domain tersebut perlu dikembangkan sejak dini. Koordinasi mata tangan perlu distimulasi agar anak dapat mempelajari kemampuan manipulasi objek, kemampuan
memproyeksi objek melempar, menangkap dan memukul, kemampuan motorik halus mencoret-coret, menggambar dan menulis, serta kemampuan megikuti jejak secara
visual. Kemampuan lokomotor perlu dikembangkan dengan tujuan membantu anak mengembangkan kemampuan menggunakan otot-otot besar untuk berpindah
menggunakan semua anggota tubuh secara horizontal dan proykesi tubuh seperti melompat, meloncat, berlari cepat, berjingkrak dan meluncur. Kemampuan non
lokomotor perlu dikembangkan dengan tujuan untuk membantu anak melatih kemampuan berpindah dengan sebagian atau semua anggota tubuh dan manipulasi seperti gerakan
menarik, mengangkat, memutar, mengulurkan tangan, berguling, melipat dan membungkuk.Kemampuan pengendalian dan pengaturan tubuh perlu distimulasi dengan
tujuan agar anak mampu mengatur kemampuan motorik setiap hari dan membantu anak mempelajari keseimbangan dan kesadaran temporal, ketangkasan dan koordinasi
berkaitan dengan kemampuan berhenti, memulai dan berpindah serta mempelajari persepsi tubuh dan ruang.
2. Fungsi Lima Pusat Kontrol Otak