96
yang nyata dalam tindakan strategik, dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelejaran kelas, dan 2
memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajan dilaksanakan. Dalam melakukan refleksi, Saudara sebaiknya juga berdiskusi
dengan sejawat , untuk menghasilkan rekonstruksi makna situasi pembelajaran kelas Saudara dan memberikan dasar perbaikan rencana siklus
berikutnya. Refleksi memiliki aspek evaluatif; dalam melakukan refleksi, Saudara hendaknya menimbang-nimbang pengalaman menyelenggarakan
pembelajaran di kelas, untuk menilai apakah pengaruh persoalan yang timbul memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk
meneruskan pekerjaan. Tetapi dalam pengertian bahwa refleksi itu deskriptif, Saudara meninjau ulang, mengembangkan gambaran agar lebih
hidup a tentang proses pembelajaran kelas Saudara, b tentang kendala yang dihadapi dalam melakukan tindakan di kelas, dan, yang lebih penting lagi, c
tentang apa yang sekarang mungkin dilakukan untuk para siswa Saudara agar mencapai tujuan perbaikan pembelajaran. Tahap evaluasi ini menjadi
peninjauan yang segar yang dapat dipakai untuk menyiapkan cara untuk perencanaan baru Kemmis dkk., 1982: 6-7.
8. Jenis-Jenis PTK
Menurut Chein 1990 dalam Suwarsih Madya 2008 ada empat jenis PTK, yaitu: 1 PTK diasnogtik, 2 PTK partisipan, 3 PTK empiris, dan 4 PTK
eksperimental. Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.
a. PTK Diagnostik yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan
menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya
ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
b. PTK Partisipan suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan
melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal
97
sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau,
mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah
seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir
penelitian. c. PTK Empiris
yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan
dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti
dalam pekerjaan sehari-hari. d. PTK Eksperimental
yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi
secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu
strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana
yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
9. Penyusunan Proposal dan PelaporanPenelitian Tindakan Kelas PTK