Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya sendiri. Anak belajar secara alamiah

206 tetapi bermain sendiri banyak memiliki manfaat yang positif bagi anak, diantaranya: 1. Mengembangkan aspek fisik Dalam bermain anak berkesempatan melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh yang membuat tubuh anak sehat dan otot-otot tubuh menjadi kuat. 2. Mengembangkan aspek motorik halus dan kasar Dalam bermain dibutuhkan gerakan dan koordinasi tubuh tangan, kaki, mata dan anggota tubuh yang lain. 3. Mengembangkan emosi kepribadian Dalam bermain, anak dapat melepaskan ketegangan yang ada dalam dirinya dan dapat menyalurkan perasaan yang membuat anak lega dan relaks. 4. Mengembangkan aspek kognisi Dalam bermain, anak dapat belajar dan mengembangkan daya pikirnya. 5. Mengembangkan alat indra Dalam bermain, penginderaan anak penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan diasah, sehingga anak lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya. 6. Mengembangkan keterampilan olah raga dan menari 7. Sebagai media terapi, karena selama bermain perilaku anak akan tampil lebih bebas dan bermain adalah suatu yang alamiah pada diri anak. 8. Sebagai media intervensi Bermain dapat melatih konsentrasi pemusatan perhatian pada tugas tertentu seperti melatih konsep dasar warna, bentuk, dan lain-lain. Untuk mencapai manfaat positif dari bermain maka dibutuhkan alat permainan yang tepat, untuk itu pendidik perlu memahami kareteristik pemilhan alat main yang akan dihidangkan untuk anak baca buku pengembangan APE.

b. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya sendiri.

Pembelajaran anak usia dini berorientasi pada pembangunan pengetahuannya sendiri, dalam arti anak mengamati, mengalami dan atau melakukan sendiri berbagai informasi dan aktivitas tertentu yang akan mengkonstruk pengetahuan menurut dunia dan alam pikirannya sendiri. 207

c. Anak belajar secara alamiah

Pembelajaran anak usia dini memiliki karakteristik alamiah, dalam arti sesuai dengan dunianya sendiri, tanpa paksaan, dengan sukarela, menyenangkan dan sesuai dengan minatnya sendiri. Oleh karena itu, proses pembelajaran anak usia dini seharusnya berbentuk permainan sebagai dunianya, mendapat keleluasaan untuk menentukan aktivitas yang diminati serta merasakan kesenangan dalam melakukan aktivitas pembelajaran. d. Anak belajar paling baik jika yang dipelajari bersifat menyeluruh holistik, bermakna, menarik dan fungsional. Materi yang dipelajari anak usia dini seharusnya berbentuk tema-tema dan bukan pengetahuan yang bersifat parsial. Tema-tema yang dipilih seharusnya bermakna yang relevan dengan kehidupan nyata yang sering mereka temui. Di samping itu, tema-tema tersebut harus menarik bagi anak dan berfungsi dalam membangun pengetahuan dan menyelesaikan masalah kehidupannya. 2. Model Pembelajaran Anak Usia Dini Model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman itu merupakan tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang Saudara laksanakan di sekolah. Eggen dan Kauchak, 1988 : 9. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para peserta, sebagai pengajar, dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian, aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan yang terencana dan mengarah pada tujuan yang jelas dan tertata secara sistematis. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu desain atau bentuk tertentu yang menggunakan beberapa cara yang rinci dalam menciptakan situasi pembelajaran sehingga terjadi interaksi aktif antara peserta didik yang memungkinkan terjadinya perubahan atau perkembangan. 208 Pada dasarnya, banyak pendekatan pembelajaran yang dapat dikembangkan dan gunakan dalam pembelajaran anak usia dini, diantaranya model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning, model pembelajaran langsung Direct Instruction, model pembelajaran kooperatif Cooperative Learning, model pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning, model pembelajaran Discovery Discovery Learning, dan model pembelajaran saintifk Scientific Learning. a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning Model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menjadikan masalah atau pertanyaan sebagai fokus dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran berdasarkan masalah ini menjadikan pembelajaran lebih terfokus. Dengan demikian, model pembelajaran ini tidak dirancang untuk membantu saudara dalam memberikan informasi sebanyak- banyaknya kepada peserta didik, melainkan lebih banyak memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berlatih berpikir dan menyelesaikan berbagai pertanyaan, baik yang saudara ajukan maupun yang digali dari peserta didik sendiri. Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk: 1. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, 2. Belajar peranan orang dewasa yang otentik, dan 3. Menjadi peserta didik yang mandiri. Ciri-ciri utama pembelajaran berbasis masalah ádalah: 1. Berangkat dari masalah yang berupa pengajuan pertanyaan. 2. Memusatkan pada keterkaitan antar disiplin 3. Penyelidikan otentik, 4. Kerjasama, 5. Menghasilkan karya. b. Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang secara khusus dirancang untuk mengembangkan pembelajaran peserta didik tentang pengetahuan yang bersifat prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat 209 diajarkan dengan pola gradual atau selangkah demi selangkah Rosenshina Stevens, 1986. Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses pembelajaran peserta didik berkenaan dengan berbagai keterampilan prosedural yang terstruktur dengan baik serta dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran langsung dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang menekankan pada praktek langsung pada keterampilan tertentu, sehingga peserta didik memiliki pengalaman dan skill langsung tentang proses melakukan keterampilan tersebut. Model ini merupakan tindak lanjut dari pola pembelajaran studying by doing. Tahapan pengembangan model pembelajaran langsung adalah: 1. Persiapan 2. Demonstrasi 3. Pelatihan terbimbing 4. Umpan Balik 5. Pelatihan Lanjutmandiri Rosenshina Stevens, 1986. c. Model Pembelajaran Koperatif Cooperative Learning Model pembelajaran koperatif adalah suatu model pembelajaran yang memfokuskan pada aktifitas peserta didik dan kerjasama. Biasanya siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Pembelajaran koperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para peserta didik dibagi menjadi kelompok- kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Dalam hal ini, sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada peserta didik, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah tugas. Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar. Langkah-langkah model pembelajaran koperatif adalah: 1.Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik. 2.Menyajikan informasi 210 3.Mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok-kelompok 4.Membimbing kelompok bekerja dan belajar. 5.Evaluasi d. Model Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning Pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan untuk memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pembelajaran dengan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari- hari, baik konteks pribadi, sosial maupun kultural, sehingga anak memiliki pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu masalah ke masalah lain. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pendekatan ini adalah: 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry 3. Kembangkan sikap ingin tahu anak dengan bertanya 4. Ciptakan masyarakat belajar 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya autentik. www:m-edukasi- web.idfile201112

e. Model Pembelajaran Penemuan Discovery Learning