59 menjabarkan  sebesar  18,36  dan  aspek  memperkirakan  sebesar  32,78.
Sedangkan  pada  kelompok  kontrol,  semua  aspek  variabel  kemampuan
menjelaskan
tidak  mengalami  peningkatan  skor  secara  signifikan  dari
pretest
ke
posttest I
lihat Tabel 4.5 halaman 59.
4.2.4 Uji
Effect Size
Peningkatan Skor
Pretest
ke
Posttest I
Uji
effect size
peningkatan skor dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh  penggunaan  metode  inkuiri  dan  metode  ceramah  terhadap  kemampuan
menjelaskan
.  Data  yang  diperoleh  terdistribusi  dengan  normal,  maka  digunakan rumus  koefisien  korelasi  Pearson  untuk  data  normal  Field,  2009:  57    179.
Penghitungan mengambil
t
dari uji peningkatan skor
pretest
ke
posttest  I
dengan
Paired  samples  t-test
.  Berikut  ini  adalah  hasil  perhitungan
effect  size
pada kemampuan
menjelaskan
lengkapnya lihat Lampiran 4.8.1.
Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Kemampuan Menjelaskan
No Kelompok
t t
2
df r effect size
R
2
Efek 1
Eksperimen 4,30
18,49 24
0,65 0,42
42 Besar
2 Kontrol
1,24 1,53
27 0,22
0,04 4
Menengah
Penggunaan metode  inkuiri  pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh yang  lebih  besar  dibandingkan  dengan  penggunaan  metode  ceramah  pada
kelompok kontrol terhadap kemampuan
menjelaskan
. Besar pengaruh penggunaan metode  inkuiri  pada  kelompok  eksperimen  terhadap  kemampuan
menjelaskan
adalah 0,65 atau 42 yang setara dengan efek besar Field, 2009: 57. Sedangkan besar  pengaruh  penggunaan  metode  ceramah  pada  kelompok  kontrol  terhadap
kemampuan
menjelaskan
adalah 0,22 atau 4 yang setara dengan efek menengah Field, 2009: 57.
4.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Tujuan  dilakukan  uji  retensi  pengaruh  perlakuan
posttest  I
ke
posttest  II
adalah  untuk  mengetahui  apakah  ada  peningkatan  skor  yang  signifikan  dari
posttest  I
ke
posttest  II
baik  pada  kelompok  eksperimen  maupun  kelompok kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik
Paired samples  t-test
karena  data  yang  diuji  adalah  data  normal  dan  dalam  kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95.
60 Kriteria  yang digunakan untuk menolak H
null
adalah
Sig.  2-tailed
0,05 Field, 2009: 53. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan
menjelaskan
dapat  dilihat  pada  tabel  berikut  lengkapnya  lihat  Lampiran  4.9.1    Lampiran 4.9.2.
Tabel 4.7 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan
Kelompok Eksperimen No
Aspek Eksperimen
Peningkatan Sig. 2-
tailed Keterangan
Post I Post II
1 Menjabarkan
2,32 2,68
15,51 0,26
Tidak ada perbedaan 2
Memperkirakan 3,24
2,60 -19,75
0,14 Tidak ada perbedaan
3 Memberi alasan
2,88 2,48
-4,00 0,31
Tidak ada perbedaan 4
Memberi contoh 3,44
3,68 6,97
0,25 Tidak ada perbedaan
Variabel Menjelaskan 2,97
2,84 -4,37
0,14 Tidak ada perbedaan
Kelompok Kontrol No
Aspek Kontrol
Peningkatan Sig. 2-
tailed Keterangan
Post I Post II
1 Menjabarkan
2,00 2,00
0,00 1,00
Tidak ada perbedaan
2 Memperkirakan
2,61 2,54
-2,68 0,62
Tidak ada perbedaan 3
Memberi alasan 2,57
2,39 -7,00
0,32 Tidak ada perbedaan
4 Memberi contoh
3,32 3,32
0,00 1,00
Tidak ada perbedaan Variabel Menjelaskan
2,63 2,56
-2,66 0,49
Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu
M
= - 0,13;
SD
= 0,42;
SE
= 0,08;
t
= -1,52;
N
= 25; dan
df
= 24, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu
M
= -0,06;
SD
= 0,47;
SE
= 0,08;
t
= -0,69; dan
df
= 27. Hasil  uji  retensi  pengaruh  perlakuan  skor
posttest  I
ke
posttest  II
kemampuan
menjelaskan
pada  kelompok  eksperimen  menunjukkan  harga
Sig.  2
-
tailed
sebesar 0,14 p  0,05, maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Dengan kata lain tidak ada  perbedaan  yang  signifikan  antara
skor  posttest  I
dan
posttest  II
kemampuan
menjelaskan
pada  kelompok  eksperimen.  Kesimpulan  yang  dapat  ditarik  adalah tidak  terjadi  penurunan  skor  yang  signifikan  dari  skor
posttest  I
ke
posttest  II
kemampuan
menjelaskan
pada  kelompok  eksperimen.  Sedangkan  harga
Sig.  2- tailed
kemampuan
menjelaskan
pada  kelompok  kontrol  adalah  0,49  p    0,05, maka  H
null
diterima  dan  H
i
ditolak.  Dengan  kata  lain  tidak  ada  perbedaan  yang signifikan  antara
posttest  I
dan
posttest  II
kemampuan
menjelaskan
pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan
skor  yang  signifikan  dari  skor
posttest  I
ke
posttest  II
kemampuan
menjelaskan
pada kelompok kontrol.
61 Kelompok  eksperimen  mengalami  penurunan  yang  lebih  tinggi  dari  pada
kelompok  kontrol  yang  ditunjukkan  dengan  persentase  peningkatan  kelompok eksperimen  sebesar  -4,37,  sedangkan  kelompok  kontrol  -2,66.  Meskipun
demikian, analisis statistik menunjukkan bahwa semua aspek variabel kemampuan
menginterpretasi
pada  kelompok  eksperimen tidak  mengalami  penurunan  skor
yang  signifikan  dari  skor
posttest  I
ke
posttest  II
.  Semua  aspek  variabel kemampuan
menginterpretasi
pada  kelompok  kontrol juga  tidak  mengalami
penurunan skor yang signifikan dari skor
posttest I
ke
posttest II
Peningkatan skor secara  keseluruhan dari
pretest,  posttest  I,
dan
posttest  II
kemampuan
menjelaskan
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.2 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II