22 tersebut, bahwa pembelajaran dengan inkuiri terbimbing efektif meningkatkan
keterampilan
menginterpretasi
suatu pernyataan dan memberikan alasan siswa kelas XI IPA2 pada materi laju reaksi.
Wahyudin, Sutikno, dan Isa 2010 memanfaatkan
software Macromedia Flash 8 Professional
sebagai media pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui minat dan pemahaman siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus.
Masing-masing siklus meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 di SMA Negeri 14
Semarang dengan jumlah 40 orang. Data hasil belajar kognitif diperoleh melalui tes, sedangkan minat belajar siswa diperoleh melalui lembar kuesioner.
Peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi
38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60 siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5 siswa yang dinyatakan tidak paham untuk siklus
II. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90. Setelah tindakan, harga rata-
rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81.
2.1.2.2 Penelitian tentang Kemampuan
Menjelaskan
dan
Menginterpretasi
Noviyanti, Rosilawaty, dan Efkar 2013 melakukan penelitian dengan tujuan
untuk mendeskripsikan
kemampuan memberikan
alasan dan
menginterpretasi pernyataan pada materi asam-basa melalui penerapan LC3E dalam setiap kelompok. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4 di
SMAN 12 Bandar Lampung tahun ajaran 20122013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, menggunakan metode pre-eksperimental dengan
One-shot case study design.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa kemampuan memberikan alasan dalam
kelompok tingkat tinggi: hampir semua sangat baik dan yang lain baik. Pada kelompok tingkat menengah, hampir semua yang baik dan yang lain sangat baik.
Dalam level grup rendah, hampir semua yang baik dan yang lain cukup baik.
23 Kemampuan menafsirkan pernyataan dalam kelompok tingkat tinggi: setengah
sangat baik, hampir setengah baik, dan yang lain-lain yang cukup baik. Pada kelompok tingkat menengah, hanya sebagian kecil yang sangat baik, hampir
setengah yang baik dan yang lain yang cukup baik. Pada kelompok tingkat rendah, hampir yang baik dan yang lain yang cukup baik.
Wulandari, Harlita, dan Muzzayinah 2011 melakukan penelitian dengan metode kuasi-eksperimental. Subjek penelitian adalah siswa kelas X di SMA Al
Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis jamur di taro tape dan mengetahui pengaruh dari pemanfaatan
hasil penelitian identifikasi sebagai sumber pembelajaran berbasis modul terhadap keterampilan menafsirkan data. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sumber
pembelajaran berbasis modul sedangkan variabel terikat adalah keterampilan menafsirkan data. Pengujian hipotesis untuk pelaksanaan hasil penelitian terhadap
proses pembelajaran biologi menggunakan
t-test
. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa 1 ada dua genus jenis jamur di taro tape, yaitu genus
Saccharomyces genus Aspergillus dan yang diidentifikasi sesuai dengan karakteristik morfologi, 2 pemanfaatan hasil penelitian identifikasi jamur pada
taro tape
Colocasia esculenta
sebagai sumber pembelajaran berbasis modul memiliki dampak nyata terhadap keterampilan menafsirkan data yang dari kelas X
di SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Akademik 2011 2012. Ho dan Bui 2013 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji
penilaian diri mahasiswa senior dalam kemampuan menerjemahkan dan menginterpretasi di Universitas Terbuka
Ho Chi Minh City
dan umpan balik mereka untuk metode mengajar dan kurikulum. Subjek penelitian adalah 24
mahasiswa senior dalam
Business and Tourism Translation- Interpretation in the course
tahun 2008-2012
.
Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan metode
survey
untuk menginvestigasi pengetahuan umum, interpretasi, dan keterampilan menerjemahkan sebagai masalah dalam penerjemahan dan interpretasi, dan
pendapat mereka tentang materi dan metode pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa tidak memenuhi persyaratan terjemahan atau
keterampilan interpretasi. Mahasiswa senior tidak merasa puas dalam hal bahan
24 dan metode pengajaran karena informasi yang tidak berlaku lagi dan metode
pengajaran yang monoton. Penelitian-penelitian yang relevan di atas menggunakan populasi siswa
SMP, SMA, dan mahasiswa. Jenis penelitian tentang metode inkuiri dan kemampuan memahami di atas adalah penelitian eksperimen, penelitian tindakan
kelas, dan penelitian survei. Setelah hasil penelitian-penelitian yang relevan dikaji, diperoleh kesimpulan bahwa belum ada yang meneliti tentang variabel
yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti adalah metode inkuiri sebagai variabel
independen yang diuji pengaruhnya terhadap kemampuan
menjelaskan
dan
menginterpretasi
sebagai variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah
quasi experimental
. Populasi penelitian adalah siswa Sekolah Dasar SD. Berikut ini
Literature map
dari penelitian-penelitian yang relevan hingga akhirnya dilakukan penelitian oleh peneliti.
Gambar 2.2 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan Yang perlu diteliti
Inkuiri - kemampuan menjelaskan menginterpretasi
Penelitian tentang Metode Inkuiri
Penelitian tentang Kemampuan Menjelaskan
Menginterpretasi Ambarsari, Santosa, Maridi
2013 Inkuiri - keterampilan proses sains dasar
Noviyanti, Rosilawaty, Efkar 2013
LC3E - kemampuan memberikan alasan menginterpretasi pertanyaan
Faezaty, Rosilawaty, Efkar 2013
Inkuiri - keterampilan menginterpretasi memberikan alasan
Wulandari, Harlita, Muzzayinah 2011
Modul - keterampilan menginterpretasi data
Wahyudin, Sutikno, Isa 2010
Inkuiri - minat pemahaman siswa Ho Bui
2013 Kuesioner - kemampuan
menerjemahkan menginterpretasi
25
2.2 Kerangka Berpikir
Metode pembelajaran inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA karena menekankan kemampuan siswa dalam
menemukan jawaban sendiri dari suatu pertanyaan melalui serangkaian kegiatan yang telah dirancang guru. IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan, penggunaan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. Karena itu pembelajaran IPA
lebih tepat dengan menggunakan aktivitas-aktivitas belajar yang banyak dari pada hanya mempelajari teori-teori. Proses memahami alam membutuhkan kemampuan
menjelaskan
dan
menginterpretasi
agar dapat benar-benar paham akan terjadinya suatu peristiwa di alam.
Metode inkuiri diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
menjelaskan
dan
menginterpretasi
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam melalui pelajaran IPA. Kemampuan
menjelaskan
adalah kecakapan dalam menguraikan secara terang tentang terjadinya suatu peristiwa
melalui pola sebab-akibat dengan memberikan alasan yang sesuai kaidah-kaidah umum, sistematis, dan disertai contoh
atau gambaran. Kemampuan
menginterpretasi
adalah kecakapan dalam menafsirkan suatu peristiwa melalui pemindahan pemahaman ke dalam bentuk gambar atau model lain sehingga
diperoleh pemahaman pribadi. Jika metode inkuiri digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V di SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta, penggunaan metode
inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
menjelaskan
dan
menginterpretasi
materi IPA tentang pencemaran air.
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan
menjelaskan
pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 20142015.
2.3.2 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan
menginter- pretasi
pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 20142015.