47 kedua  data  yang  dibandingkan.  Jika  variannya  homogen  maka  data  yang  dilihat
adalah  pada  baris  pertama  output  SPSS  Field,  2009:  340.  Jika  data  tidak homogen  maka  data  yg  dibaca  adalah  data  pada  baris  kedua.    Hasil  analisis
Levene’s test dengan tingkat signifikansi 95 menunjukkan harga F = 0,05 dan harga  sig.  0,82  p    0,05.  Dengan  demikian  terdapat  homogenitas  varian
sehingga  bisa  digunakan  uji  statistik  Independent  samples  t-test  untuk  analisis selanjutnya. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor  pretest kemampuan
menjelaskan .  Analisis  selanjutnya  menggunakan  independent  samples  t-test.
Kriteria  yang  digunakan  untuk  menolak  H
null
adalah  jika  harga  sig.  2-tailed 0,05.
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan Hasil pretest
Sig.2-tailed Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menjelaskan
0,93 Tidak Ada Perbedaan
Berdasarkan  analisis  uji  perbandingan  skor  pretest,  kelompok  kontrol mendapatkan rata-rata  yang sama dengan kelompok eksperimen. Pada kelompok
kontrol diperoleh M = 2,56, N = 24,  SD = 0,26, dan SE = 0,05. Pada kelompok eksperimen  diperoleh  M  =  2,56,  N  =  27,  SD  =  0,30,  dan  SE  =  0,06.  Hasil  uji
perbandingan skor pretest kemampuan menjelaskan menunjukkan bahwa t = 0,09, df
= 49, harga sig.  2-tailed sebesar 0,93 atau p  0,05 sehingga H
null
diterima dan H
i
ditolak Field, 2009: 53, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest
kelompok  kontrol  dan  pretest  kelompok  eksperimen,  dengan  kata  lain kedua  kelompok  tersebut  memiliki  kemampuan  awal  yang  sama  untuk
kemampuan  menjelaskan  sehingga  dapat  dibandingkan.  Uji  perbedaan  di  atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji  signifikansi  ini  bertujuan  untuk  melihat  perbedaan  rerata  selisih  skor pretest
dan posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui  pengaruh penggunaan metode  inkuiri  terhadap  kemampuan  menjelaskan.  Uji  signifikansi  pengaruh
perlakuan  ini  dihitung  dengan  cara  mengurangkan  rerata  selisih  skor  pretest  ke posttest  I
pada  kelompok  eksperimen  dengan  rerata  selisih  pretest  ke  posttest  I pada  kelompok  kontrol.  Analisis  statistik  selanjutnya  adalah  statistik  parametrik
48 Independent samples t-test
Field, 2009: 326. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varian yaitu dengan
Levene’s test
.  Data  memiliki  varian  yang  homogen  jika  harga  sig.  pada Levene’s  test
0,05. Kriteria  yang  digunakan  adalah  jika  harga  Sig.    0,05  maka  ada
homogenitas  varian  pada  kedua  data  yang  dibandingkan.  Jika  harga  Sig.    0,05 maka tidak  ada homogenitas varian pada kedua  data  yang dibandingkan. Karena
variannya homogen data yang dibaca pada hasil Independent samples t-test. Hasil analisis
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95 menunjukkan harga  F  =  0,14  dan  harga  sig.  0,71  p    0,05.  Dengan  demikian  terdapat
homogenitas  varian  sehingga  bisa  digunakan  uji  statistik  Independent  samples  t- test
untuk  analisis  selanjutnya.  Kriteria  yang  digunakan  untuk  menolak  H
null
adalah  jika  harga  Sig.  2-tailed  0,05.    Berikut  adalah  tabel  hasil  uji  selisih kemampuan menjelaskan.
Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Skor Kemampuan Menjelaskan Hasil pretest-posttest I
Sig.2-tailed Keterangan
Selisih skor menjelaskan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0,02 Ada Perbedaan
Rerata selisih skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada  kelompok  kontrol.  Berdasarkan  analisis  uji  selisih  skor  pada  kelompok
eksperimen  diperoleh  M  =  0,76,  N  =  27,  SD  =  0,57,  dan  SE  =  0,11.  Pada kelompok  kontrol  M  =  0,34,  N  =  24,  SD  =  0,65,  dan  SE  =  0,13.Hasil  uji  selisih
skor kemampuan menjelaskan menunjukkan bahwa t = -2,42, df = 49, harga sig. 2-tailed
kelompok  kontrol  dan  eksperimen  sebesar  0,02  atau  p      0,05 sehingga  H
null
ditolak  dan  H
i
diterima.  Artinya  ada  perbedaan  yang  signifikan antara  selisih  skor  pretest-posttest  I  pada  kelompok  kontrol  dan  kelompok
eksperimen.  Dengan  kata  lain  penggunaan  metode  inkuiri  berpengaruh  terhadap kemampuan menjelaskan.
49 Berikut  adalah  grafik  perbandingan  selisih  skor  pretest  ke  posttest  I  kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar 4.1Grafik rerata selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol dan eksperimen pada Kemampuan Menjelaskan
Grafik  di  atas  memperlihatkan  perbandingan  rerata  selisih  pretest  ke posttest  I
antara  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol.  Rerata  selisih pretest
ke  posttest  I  pada  kelompok  eksperimen  menunjukkan  angka  0,34, sedangkan  rerata  selisih  pretest  ke  posttest  I  kelompok  kontrol  menunjukkan
angka 0,86. Rerata selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rerata selisih pretest ke posttest I kelompok kontrol.
4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Perbandingan Skor Pretest-Posttest I