20
2.2 Kerangka Berpikir
Metode Inkuiri adalah model yang dapat diterapkan dalam rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Metode inkuiri diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap
kemampuan siswa dalam menjelaskan dan menginterpretasi peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam melalui pelajaran IPA.
Menjelaskan diartikan layaknya menampilkan pengalaman yang tepat dan
seolah-olah ada ilustrasinya, yang berpengetahuan tertulis atau deskripsi lisan mengenai sesuatu yang terjadi tindakan, dan ide-ide. Siswa dapat menjelaskan
melalui generalisasi
atau prinsip-prinsip
dengan syarat
dapat dipertanggungjawabkan, dan fenomena sistematis, fakta, dan data, membuat
wawasan koneksi dan memberikan contoh atau ilustrasi. Menginterpretasi
berarti layaknya narasi, dan terjemahan yang memberikan makna. Siswa dapat menceritakan kisah-kisah bermakna,
menawarkan terjemahan yang tepat, memberikan ungkapan sejarah atau pribadi dimensi ide-ide dan peristiwa, membuat obyek pemahaman pribadi atau diakses
melaluigambar, anekdot, analogi, dan model. Metode inkuiri baik digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan
menjelaskan serta menginterpretasi siswa. Dengan metode inkuiri siswa dapat
mencari dan menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang diberikan oleh guru, sehingga setiap siswa dapat menjelaskan sesuatu yang ia dapat dari
pemahaman atau penafsirannya sendiri. Jika metode inkuiri digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V di SDK Sorowajan Yogyakarta, penggunaan metode
inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menjelaskan dan menginterpretasi
materi IPA tentang membuat kompas sederhana.
21
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Penggunaan metode
inkuiri berpengaruh
terhadap kemampuan
menjelaskan pada mata pelajaran IPA di kelas V SDK Sorowajan
Yogyakarta semester gasal 2014 2015. 2.3.2 Penggunaan
metode inkuiri
berpengaruh terhadap
kemampuan menginterpretasi
pada mata pelajaran IPA di kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta semester gasal 2014 2015.
22
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumenpenelitian,
teknik pengujian instrumen, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai hal-hal diatas, akan peneliti jelaskan sebagai berikut:
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe non- equivalent control group design
dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tanpa random assigment Cohen, 2007: 282. Quasi
experimental digunakan dalam penelitian ini karena dalam dunia pendidikan tidak
memungkinkan untuk mengacak dan mengatur kelas yang ada untuk pengambilan sampel. Kedua kelompok akan diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal
tiap kelompok yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan pada siswa, butir soal dibuat mudah, dan bahan sudah dikuasai peserta didik Sudijono, 2011:
69. Setelah diketahui kemampuan awal tiap kelompok, kelompokeksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Kelompok
kontrol tidak diberikan perlakuan, yaitu dengan pembelajaran biasa menggunakan metode ceramah. Guru melakukan posttest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Posttest dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa akan materi pelajaran penting yang sudah diajarkan guru Sudijono, 2011: 70.
Pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan tiga langkah, yaitu 1 skor posttest
dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, 2 skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor
2, dan 3 skor 1 dikurangi skor 2 Cohen, 2007: 276-277.