14
2.1.1.6 Pembelajaran IPA
Hakikat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA, didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu
pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk, Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses, dan
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai sikap. Pertama,
I
lmu Pengetahuan Alam IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan
sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk lain dari produk, antara lain: 1 fakta-fakta 2 prinsip 3 hukum
4 teori-teori IPA. Kedua, Ilmu Pengetahuan Alam IPA sebagai proses adalah untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. IPA adalah kumpulan
fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasikan oleh ilmuwan. Proses dalam memahami IPA
disebut dengan keterampilan proses sains adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan
menyimpulkan. Ketiga, Ilmu Pengetahuan Alam IPA sebagai sikap. Sikap ilmiah yang dikembangkan dalam pembelajaran sains. Sulistyorini dalam
Susanto, 2013: 169, mengemukakan bahwa ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA, yaitu 1 sikap ingin
tahu; 2 ingin medapat sesuatu yang baru; 3 sikap kerja sama; 4 tidak putus asa; 5 tidak berprasangka; 6 mawas diri; 7 bertanggung jawab; 8 berpikir
bebas; 9 kedisiplinan diri. Sutrisno dalam Susanto 2013: 167 menambahkan bahwa IPA juga
sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. IPA adalah suatu produk, proses, dan aplikasi. Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan pengetahuan dan didalamnya
membahas mengenai keadaan yang ada dimuka bumi serta gejala-gejala alamnya yang dipelajari melalui serangkaian proses, dibangun atas dasar sikap ilmiah.
Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang paling pas digunakan dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran berbasis inkuiri mempunyai tujuan menurut
National Research Council dalam Susanto, 2013: 173, antara lain:
1. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari
prinsip dan konsep IPA.
15 2.
Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuan.
3. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
Pembelajaran inkuiri dapat merangsang kegiatan berpikir siswa, antara lain: berpikir urutan, bertentangan, asosiasi, kausalitas, konvergen, divergen,
berpikir silogisme.
2.1.1.7 Membuat Kompas Sederhana