Keterangan : =Koefisien reabilitas instrumen
= Varian Total K =Jumlah butiran pertanyaan
= Jumlah Varian Butir
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Permasalahan satu dan dua dijawab menggunakan analisis deskriptif. Permasalahan pertama yaitu untuk mengetahui auditor internal telah
menjalankan perannya secara efektif atau belum dan yang kedua adalah untuk mengetahui apakah di PT Madubaru sudah diterapkan prinsip GCG.
Efektivitas auditor internal akan dinilai menggunakan persepsi karyawan menurut Standar Profesi Audit Internal SPAI yang terdapat dalam
Tugiman 1997. Indikator yang ada di dalam Tugiman 1997 tersebut sejalan dengan jurnal dari Cristina dan Cristina 2009. Maka dari itu, kuesioner
mengenai efektivitas Audit Internal dalam penelitian ini diadaptasi dan diubah seperlunya dari jurnal Cristina dan Cristina 2009.
Penerapan GCG akan dinilai menggunakan persepsi karyawan menurut Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG 2006.Indikator-indikator
tersebut akan diperjelas ke dalam bentuk pernyataan pada kuesioner. Selanjutnya, kuesioner akan diberi nilai 1-4 untuk memutuskan peran auditor
internal sudah efektif atau belum dan melihat bagaimana penerapan GCG.
Tabel 3.2. Skor Penilaian Kuesioner Nilai
Kriteria 1
Sangat Tidak Setuju 2
Tidak Setuju 3
Setuju 4
Sangat Setuju Setelah skor nilai diperoleh, langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk
menganalisis skor tersebut adalah sebagai berikut: a.
Menghitung total skor dari masing-masing responden dan total skor item tiap pernyataan menggunakan program Microsoft excel.
b. Mencari patokan yang akan digunakan dengan menghitung Xmaksimum
teoritik, Xminimum teoritik, dan rentang nilai skor. c.
Selanjutnya data setiap responden dikelompokkan berdasarkan skor yang telah diperoleh ke dalam kategorisasi di atas. Dengan demikian, dapat
diketahui jumlah presentase efektivitas audit internal dan penerapan GCG secara umum mulai dari terendah sampai dengan yang tertinggi.
d. Langkah berikutnya adalah mengelompokkan setiap pernyataan yang ada
dalam kuesioner sesuai dengan indikatornya masing-masing dalam bentuk tabel. Di dalam tabel dapat diketahui bahwa pada setiap pernyataan
terdapat berapa responden yang memilih dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Keterangan: Xmaksimum teoritik
: skor tertinggi yang mungkin dapat diperoleh responden dalam skala.
Xminimum teoritik : skor terendah yang mungkin dapat diperoleh
responden dalam skala.
Untuk efekivitas audit internal sebagai berikut:
Xmaksimum teoritik : 20 x 4 = 80
Xminimum teoritik : 20 x 1 = 20
Rentang : 80
– 204 = 15
20 35
50 65
80
STE TE
E SE
Gambar 3.1. Kriteria Penilaian
Tabel 3.3. Kategorisasi Tingkat Efektivitas Audit Internal PT Madubaru Yogyakarta Tahun 20152016
Skor Kategori
20 X ≤ 35
Kategori sangat tidak efektif STE
35 X ≤ 50
Kategori tidak efektif TE 50 X
≤ 65 Kategori efektif E
65X ≤ 80
Kategori sangat efektif SE Sumber : Data primer diolah
Jika skor X adalah kurang atau sama dengan 35 maka artinya peran audit internal di PT Madubaru berajalan sangat tidak efektif. Apabila skor X
adalah lebih dari 65 dan kurang atau sama dengan 80 maka dapat disimpulkan bahwa peran audit internalsudah berjalan dengan sangat efektif.
Jika telah mengelompokkan data responden berdasarkan rentang skor yang
telah ditentukan
sebelumnya, langkah
selanjutnya adalah
mengelompokkan setiap pernyataan yang ada dalam kuesioner sesuai dengan
indikatornya masing-masing dalam bentuk tabel. Di dalam tabel dapat diketahui bahwa pada setiap pernyataan terdapat berapa responden yang
memilih dari sangat setuju sampai tidak setuju. Tabel 3.4.Nilai Skor Indikator Efektivitas Audit Internal
No Pernyataan
Penilaian Responden Total
Responden SS
S TS STS Jumlah
1 dst..
Jumlah Sumber: Data diolah
Untuk penerapan GCG sebagai berikut:
Xmaksimum teoritik : 26 x 4 = 104 Xminimum teoritik
: 26 x 1 = 26 Rentang
: 104 – 26 = 78
784 = 19,5
26 45,5
65 84,5
104
STD TD
D SD
Gambar 3.2.Kriteria Penilaian Penerapan GCG
Penentuan kategorisasi penerapan GCG secara umum dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5. Kategorisasi Tingkat Penerapan GCG PT Madubaru Yogyakarta Tahun 20152016
Skor Kategori
26X ≤ 45,5
Kategori sangat tidak diterapkan STD
45,5 X ≤ 65
Kategori tidak diterapkan TD 65 X
≤ 84,5 Kategori sudah diterapkan D
84,5 X ≤104
Kategori sangat diterapkan SD
Sumber : Data primer diolah Jika skor X adalah kurang atau sama dengan 45,5 maka artinya penerapan
GCG di PT Madubaru sangat belum terlaksana. Apabila skor X adalah lebih dari 84,5dan kurang atau sama dengan 104 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
GCG sudah diterapkan dengan sangat baik. Jika telah mengelompokkan data responden berdasarkan rentang skor yang
telah ditentukan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan setiap pernyataan yang ada dalam kuesioner sesuai dengan indikatornya masing-masing
dalam bentuk tabel. Di dalam tabel dapat diketahui bahwa pada setiap pernyataan terdapat berapa responden yang memilih dari sangat setuju sampai tidak setuju.
Tabel 3.6. Nilai Skor Indikator GCG
No Pernyataan
Penilaian Responden Total
Responden SS
S TS STS Jumlah
1 dst..
Jumlah Sumber : Data diolah
2. Regresi Sederhana
Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Hal tersebut untuk menguji apakah dalam suatu model regresi memiliki data yang
terdistribusi secara normal atau tidak. Salah satu cara untuk menguji normalitas adalah menggunakan Kolmogorov- Smirnov. Suatu data dapat dikatakan
terdistribusi normal jika nilai α ≥ 0,05. Setelah dinyatakan normal, dilakukan uji regresi linier sederhana untuk
menjawab permasalahan ketiga yaitu mengenai efektivitas audit internal terhadap penerapan good corporate governance. Analisis regresi linear sederhana
merupakan salah satu metode regresi yang dapat dipakai sebagai referensi statistic untuk menentukan pengaruh sebuah variabel
bebas independen terhadap variabel terikat dependen.
a. Membuat model regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = + bX+ e Keterangan:
X : variabel bebas Y : variabel terikat
: konstanta b : koefisien regresi
e :error b.
Uji Hipotesis Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan ujiparsial
uji t, dan nilai koefisien determinasi R
2
.
1 Melakukan Uji t
Uji ini dugunakan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan yang dihipotesiskan oleh si peneliti Siregar, 2013: 194.
a Membuat hipotesis dalam uraian kalimat dan bentuk model statistik
Ho : Efektivitas audit internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap penerapan good corporate governance
Ha: Efektivitas audit internal memiliki pengaruh positif terhadap penerapan good corporate governance
Ho : β ≥ 0 Ha : β 0
b Menentukan taraf signifikan α
c Menghitung dan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
d Mengambil keputusan
Jika : t
hitung
≤
,
t
tabel α,n-1
maka Ho diterima t
hitung
t
tabel α,n-1
maka Ho ditolak d. Koefisien Determinasi
Menurut Nawari 2010: 29 koefisien determinasi R² menyatakan proporsi keragaman pada variabel bergantung yang mampu dijelaskan oleh
variabel penduganya. Apabila nilai R² semakin besar menunjukkan pengaruh efektivitas audit internal terhadap penerapan GCG yang semakin kuat.
Sebaliknya, semakin kecil maka menunjukkan pengaruh yang semakin lemah.
35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Madubaru adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis dengan produk gula pasir dan alkoholspiritus. Mulai dibangun pada
tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan nama “PT.Pabrik-Pabrik Gula Madubaru” PT.P2G Madubaru yang diresmikan oleh
Presiden Ir.Soekarno pada tahun 1958. PT Madubaru terdiri dari dua pabrik
yaitu Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik AlkoholSpiritus Madukismo.
Pada tahun 1955 Madubaru merupakan perusahaan swasta. Pemilikan saham 75 dimiliki oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan sisanya 25
dimiliki oleh Pemerintah RI Departemen Pertanian RI. Pada tahun 1962 dilakukan program nasionalisasi oleh pemerintah dimanapemerintah RI
mengambil alih semua perusahaan di Indonesia. Terjadi perubahan status PT.P2G Madubaru menjadi Perusahaan Negara di bawah pengawasan Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Negara BPU-PPN. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada 3 September 1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan
Terbatas PT pada dengan nama PT. Madubaru. Saat ini kepemilikan saham sudah mengalami perubahan. Sri Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki
saham 65 sedangkan PT.Rajawali Nusantara Indonesia yang merupakan BUMN sebesar 35.
B. Lokasi
PT Madubaru PG-PSMadukismo terletak di atas satudiantara 17 Pabrik Gula di DIY yang dibangun pada pemerintahan Belanda tetapi dibumi hanguskan
pada masa pemerintahan Jepang. Beralamat di desa Padokan Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan daerah Kabupaten Daerah Istimewa
Yogyakarta.
C. Kronologi Status Perusahaan danPerubahan Manajemen
Th.1955 – 1962
: Perusahaan Swasta berbentuk PT
Th. 1962 – 1966
: BPU – PPN Bubar . PG – PG di
Indonesia boleh memilih tetap sebagai Perusahaan Negara atau
keluar menjadi Perusahaan Swasta PT. PT Madubaru memilih untuk
menjadi Perusahaan Swasta
Th. 1966 – 1984
: PT Madubaru kembali menjadi Perusahaan Swasta dengan Susunan
Direksi yang dipimpin oleh Hamengku Buwono IX sebagai
Presiden Direktur.
Tanggal 4 Maret 1984 – 24 Februari 2004 : Diadakan kontrak manajemen
dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia PT RNI.
Tanggal 2 Februari 2004 – Sekarang
:PT Madubaru menjadi perusahaan mandiri yang dikelola secara
profesional dan independen.
D. Struktur Organisasi PT Madubaru
Sumber : PT Madubaru Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT Madubaru
PT. Madubaru dipimpin oleh seorang direktur yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh satuan pengawas intern SPI dan delapan kepala
bagianyaitu: Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum, Kepala Bagian Instalasi, Kepala Bagian Pabrikasi,
Kepala Bagian Pabrik Spirtus, Kepala Bagian Tanaman, dan Kepala Bagian Pemasaran. Berikut merupakan tugas dari beberapa bagian dari PT Madubaru :