Pengaruh Efektifitas Audit Internal Terhadap Penerapan GCG

Tabel 5.26. Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 49.001 6.910 7.092 .000 Efektivitas Audit Internal .533 .113 .546 4.704 .000 a. Dependent Variable: GCG Dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui kebenaran pernyataan yang dihipotesiskan. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji t dan koefisien. 1. Uji t Dari hasil tabel 5.26 maka didapatkan nilai t hitung sebesar 4,704 dengan nilai signifikasi 0,000. t hitung t tabel 4,704 2,007, menunjukkan bahwa H ditolak dan H a diterima. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas audit internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan GCG. 2. Koefisien Determinasi Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.27. Tabel 5.27 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .546 a .299 .285 5.502 a. Predictors: Constant, Efektivitas Audit Internal Sumber : Data Olahan SPSS Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa perubahan penerapan GCG pada PT Madubaru hanya mampu dijelaskan oleh perubahan efektivitas Audit Internal sebesar 29,9 dan sisanya sebesar 70,2 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini seperti komite audit, dewan komisaris, dan direksi. Di PT Madubaru belum dibentuk komite audit, maka dari itu peneliti tidak menganalisisnya.

E. PEMBAHASAN

1. Efektivitas Audit Internal Dari data responden yang telah dikelompokkan berdasarkan rentang skor, didapatkan 94,4 responden menyatakan setuju dan sangat setuju. Artinya, pelaksanaan audit internal pada PT Madubaru Yogyakarta yang dilakukan oleh divisi SPI berjalan dengan efektif dan sangat efektif. Hal ini juga didukung dengan tanggapan sangat setuju dan setuju dari responden yang dikelompokkan berdasarkan setiap pernyataan dalam kuesioner sesuai indikator masing-masing mencapai lebih dari 70. 2. Penerapan GCG Data responden yang dikelompokkan berdasarkan rentang skor, diketahui bahwa 64,8 responden menyatakan prinsip GCG sudah diterapkan, dan 38,2 responden menyatakan prinsip GCG sangat diterapkan di PT Madubaru. Prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran telah diterapkan dengan baik. PT Madubaru rutin mengadakan RUPS dan pertemuan lainnya sesuai dengan kebutuhan. Responden telah menganggap bahwa perusahaan telah mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan undang-undang, tetapi juga hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. PT Madubaru telah membagi tugas kepada karyawannya sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya masing-masing. Perusahaan juga telah memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk berkarier dengan memberikan penghargaan atau insentif pada karyawan yang memiliki kinerja baik. 3. Pengaruh Efektivitas Audit Internal terhadap Penerapan GCG Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode regresi linier sederhana didapatkan t hitung t tabel 4,704 2,007, menunjukkan bawa H ditolak dan H a diterima. Artinya, variabel efektivitas audit internal berpengaruh positif terhadap variabel penerapan GCG. Pada PT Madubaru yang berperan sebagai auditor internal adalah divisi SPI Satuan Pengawas Intern. Hal ini berarti bahwa semakin efektif audit internal maka semakin baik penerapan GCG nya. Audit internal akan membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan terjadwal untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan pengendalian dan pengelolaan organisasi. Peran auditor internal adalah mendeteksi kecurangan guna melindungi aktiva perusahaan serta memberikan jasa konsultasi kepada pihak manajemen dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal. Auditor internal juga berperan dalam pengelolaan resiko dan GCG guna menopang terwujudnya perusahaan yang sehat. Sistem pengendalian internal merupakan bagian dari praktik GCG, serta praktik manajemen, dimana di dalamnya mencakup pengawasan yang memadai, etika bisnis, independensi, pengungkapan yang akurat dan tepat waktu, akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan perusahaan, serta mekanisme dalam sistem pengendalian internal. Hal tersebut merupakan salah satu sarana utama untuk memastikan bahwa pengelolaan perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wardoyo dan Lena 2010 yang menyatakan bahwa SPI memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan baik buruknya pelaksanaan GCG, karena fungsinya sebagai evaluator, konsultan dan katalisator bagi manajemen sehingga dapat memberikan informasi mengenai terjadinya kesalahan dan pelanggaran dalam pengelolaan perusahaan, sehingga mampu mendeteksi secara dini ketidakberesan dan dapat memberikan rekomendasi yang tepat. Apabila divisi SPI semakin efektif, maka dapat memberikan rekomendasi yang berarti atau signifikan, laporan audit internal dikeluarkan tepat waktu, jelas dan logis, sehingga perusahaan dapat memberikan informasi yang relevan dan akurat kepada para pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Hal ini berarti prinsip GCG yaitu transparansi dan kewajaran dapat tercapai. Dalam penerapan GCG dibutuhkan dukungan komitmen dari seluruh organ perusahaan terutama pada etika jabatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Maka dari itu dibutuhkan peran SPI untuk melaksanakan tugas pemantauan, agar seluruh karyawan mematuhi peraturan perusahaan dan perundang-undangan, serta dapat menjalankan tugas dan