Perikanan Tangkap TINJAUAN PUSTAKA

7 memungkinkan setiap orang atau perusahaan dapat dengan bebas masuk dan mengambil manfaatnya. Dengan demikian secara prinsip sumber daya milik bersama dicirikan oleh pengambilan secara bebas maupun akibat lain yang ditimbulkan seperti biaya eksternalitas tinggi tidak ekonomis sehingga akan menimbulkan kecenderungan pengelolaan secara deplesi Suparmoko, 1997. Deplesi adalah suatu cara pengambilan sumber daya alam secara besar-besaran, yang biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan mentah. Dalam kaitannya dengan sumber daya perikanan yang sifatnya dapat diperbaharui, tindakan deplesi walaupun dapat diimbangi dengan kegiatan konservasi akan tetap melekat dampaknya terhadap lingkungan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkannya.

2.2 Perikanan Tangkap

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.05Men2008, usaha perikanan tangkap adalah usaha perikanan yang berbasis pada kegiatan penangkapan ikan. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, danatau mengawetkannya. Perikanan tangkap merupakan salah satu sektor yang memegang peran penting dalam menggerakkan perekonomian. Dalam pengembangan dan pengelolaannya dibutuhkan adanya informasi mengenai kegiatan perikanan tangkap di wilayah tersebut Kurnia et al., 2004. Menurut Nababan et al. 2007, pengelolaan perikanan tangkap perlu terencana dengan baik agar dapat berkelanjutan. Keberlanjutan perikanan tangkap dilihat dari dimensi keberlanjutan yaitu ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan hukum kelembagaan. Salah satu isu pembangunan perikanan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah menyeimbangkan antara tujuan ekonomi, sosial, teknologi, hukum kelembagaan dengan keberlangsungan sumber daya perikanan ekologi. Menurut Kusumastanto 2000 dalam Nababan et al. 2007, rumusan perencanaan pengelolaan sumber daya perikanan harus komprehensif dan memenuhi kriteria pembangunan terpadu berkelanjutan yaitu secara ekonomi 8 harus efisien dan optimal, secara sosial budaya berkeadilan dan dapat diterima, dan secara ekologis tidak melampaui daya dukung lingkungan environmentally friendly. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan semestinya dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan perikanan berkelanjutan, yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan dan perbaikan kualitas lingkungan. Perencanaan pengelolaan dilakukan dengan mengakomodasi seluruh kepentingan stakeholder, menghimpun informasi yang lengkap, akurat dan terbaru serta dilakukan dengan prosedur dan pendekatan yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu masalah pokok yang menjadi penghambat dari keberlanjutan perikanan tangkap adalah adanya pemahaman dari nelayan bahwa perairan adalah milik bersama atau umum common property sehingga nelayan menangkap sebanyak-banyaknya dengan menggunakan alat tangkap baik yang ramah lingkungan maupun yang dapat merusak lingkungan misalnya bom dan racun sehingga menimbulkan kerusakan ataupun penurunan kualitas lingkungan Patanda, 2005.

2.3 Pengembangan Wilayah