15
1. Tahap Penelitian Pendahuluan
1. Rancangan perlakuan pendahuluan penurunan sianida menggunakan rancangan acak lengkap
Rancangan perlakuan pendahuluan untuk menurunkan sianida menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan delapan macam perlakuan, yaitu: mentah utuh
P , tanpa kulit P
1
, tanpa kulit dan dilanjutkan dengan perebusan 30 menit P
2
, tanpa kulit dan dilanjutkan dengan pengukusan 30 menit P
3
, tanpa kulit dan dilanjutkan dengan perendaman 6 jam P
4
, tanpa kulit dan dilanjutkan dengan perendaman 12 jam P
5
, tanpa kulit dan dilanjutkan dengan perendaman 24 jam P
6
, dan germinasi P
7
. Perendaman menggunakan air bersih 1:10 bv tanpa dilakukan pergantian air. Masing-
masing perlakuan dilakukan sebanyak dua kali ulangan. Y
ij
= μ + τ
i
+ ε
ij
; i = 1,2,3...,8 dan j = 1,2 Di mana:
Y
ij
= Nilai pengamatan μ
= Nilai tengah umum τ
i
= Pengaruh perlakuan ke-i ε
ij
= Pengaruh acak pada sampel ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i
Tabel 2. Rancangan percobaan acak lengkap perlakuan pendahuluan
Perlakuan germinasi mengacu pada Mugendi et al. 2010. Sejumlah koro benguk disterilkan dengan merendamnya dalam etanol 70 selama satu menit. Kacang
kemudian direndam dalam air 1:10, bv selama 12 jam pada suhu ruang. Setelah itu, kacang ditiriskan lalu disebar pada kapas di dalam suatu wadah. Germinasi dilakukan di
ruang gelap selama tiga hari. Setelah tiga hari, kacang yang bergerminasi dibekukan untuk menghentikan proses germinasi sebelum ditepungkan.
Sampel biji koro benguk dengan berbagai perlakuan tersebut, kemudian ditepungkan. Tepung biji koro benguk dengan berbagai perlakuan tersebut kemudian
dianalisis kadar sianida dan kadar gizinya. Hasil analisis akan menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan terhadap kadar sianida dan kadar gizi pada tepung koro
benguk. Proses penepungan mengacu pada metode Harnani 2009 yang modifikasi seperti pada Gambar 4.
Varietas koro benguk
Perlakuan P P
P
1
P
2
P
3
P
4
P
5
P
6
P
7
Putih K
1
P K
1
P
1
K
1
P
2
K
1
P
3
K
1
P
4
K
1
P
5
K
1
P
6
K
1
P
7
K
1
Belang K
2
P K
2
P
1
K
2
P
2
K
2
P
3
K
2
P
4
K
2
P
5
K
2
P
6
K
2
P
7
K
2
16
Gambar 4. Metode penepungan koro benguk
2. Penentuan perlakuan terpilih perlakuan pendahuluan sebagai bahan baku penelitian utama
Penentuan perlakuan terpilih dilakukan dengan mempertimbangkan tiga parameter terpenting yaitu kadar sianida, kadar protein tertinggi, dan daya cerna pati.
Kadar HCN menjadi faktor kunci karena prioritas pertama dalam penggunaan bahan makanan adalah faktor keamanan yaitu kadar sianida pada tepung di bawah 10 mgkg
bahan. Metode pembobotan juga digunakan untuk membantu penentuan perlakuan terpilih. Parameter yang dipilih adalah kandungan gizi yaitu kadar protein. Pada tepung
perlakuan terpilih, protein diharapkan memiliki kadar tertinggi sehingga meningkatkan ketercapaian target protein pada produk akhir. Selain kadar protein, parameter lain yang
digunakan untuk menentukan perlakuan terpilih adalah daya cerna pati yang diacu dari penelitian Saputra 2012. Daya cerna pati tertinggi akan diutamakan untuk penentuan
perlakuan terpilih karena proses yang digunakan untuk meningkatkan protein adalah dengan mendegradasi sebagian komponen karbohidrat menggunakan enzim α-amilase.
Kadar protein dan daya cerna pati masing-masing memiliki bobot 50 sehingga
penghitungan nilai total dilakukan dengan menjumlahkan nilai masing-masing parameter tersebut.
Koro benguk hasil perlakuan
pendahuluan
Penirisan
Pengeringan dalam cabinet dryer 50 °C selama 24 jam
Penggilingan dengan disc mill dan pin disc mill 60 mesh
Pengayakan 60 mesh
Tepung koro benguk
ukuran 60 mesh
17
Pada setiap parameter, dicari nilai minimum dan maksimumnya kemudian dibagi dengan faktor pembagi yang ditetapkan secara subjektif yaitu lima. Skor ditetapkan
sebanyak lima rentang nilai, dimana rentang nilai tertinggi bernilai lima, dan semakin kecil hingga satu. Perlakuan yang memenuhi persyaratan aman dari kadar sianida, dan
memiliki bobot total tertinggi dipilih untuk menjadi sampel pada penelitian utama.
2. Tahap Penelitian Utama