Kekuatan gel Schmidt 1981 di dalam Widowati et al. 1998 Analisis daya cerna protein in vitro Hsu et al. 1977 di dalam Mugendi et

22

11. Analisis Kapasitas dan Stabilitas Emulsi Modifikasi Franzen dan

Kinsella, 1976 Sampel sebanyak 2 gram ditambah 100 ml air, diatur pH 8. Penentuan pH penting dilakukan karena untuk membentuk emulsi yang stabil maka molekul protein lebih awal harus menjangkau permukaan air, lemak, kemudian membentang sehingga kelompok hidrofobik dapat berhubungan dengan fase lemak. Sisi protein penstabil yang disajikan ke fase air harus bersifat hidrofilik dan memiliki asam amino polar yang bermuatan dimana pada pH 8 memiliki nilai yang stabil Bian et al. 2003. Sampel diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit. Sebanyak 25 ml sampel ditambah 25 ml minyak jagung. Campuran didispersikan dengan blender selama 1 menit, kemudian disentrifus 3000 rpm selama 10 menit. Volume emulsi diukur. 100 campuran total volume eremulsi campuran t Emulsi Aktivitas x Volume  Untuk mengamati stabilitas emulsi selama waktu tertentu, emulsi yang sudah terbentuk disimpan beberapa lama pada suhu ruang. Volume emulsi diamati pada jam ke-0.5, 1, 2, 4, 6 kemudian dicatat dan dibuat kurva kestabilan emulsinya Okezie dan Bello 1988. Percobaan kapasitas dan stabilitas emulsi ini dilakukan sebanyak dua kali ulangan.

12. Penentuan kapasitas dan stabilitas busa Widowati et al. 1998

Kapasitas busa merupakan perbandingan antara volume busa setelah 30 detik dengan volume awal. Sedangkan stabilitas busa merupakan perbandingan antara volume busa setelah satu jam dengan volume busa setelah 30 detik. Sampel sebanyak 2 gram dilarutkan dalam 100 ml akuades dan diaduk dengan magnetic stirrer. Larutan diatur pH-nya menjadi 8 dengan NaOH 2 N. volume awal dicacat, kemudian diblender selama 2 menit. Volume busa setelah 30 detik dan setelah 1 jam diukur. 100 detik 30 setelah busa volume jam 1 setelah busa volume 100 awal volume detik 30 setelah busa Kapasitas x busa stabilitas x busa volume  

13. Kekuatan gel Schmidt 1981 di dalam Widowati et al. 1998

Sampel sebanyak 0.75, 1.00, 1.25, dan 1.50 gram dilarutkan dalam 10 ml akuades sehingga diperoleh konsentrasi larutan 7.5, 10, 12.5 dan 15. Larutan ditepatkan hingga pH 8 menggunakan NaOH 2 N. larutan tersebut dipipet sebanyak 3.0 ml ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam penangas air bersuhu 100 o C selama 15 menit. Tabung dikeluarkan dan disimpan pada suhu 4 o C selama 2 jam. Kekuatan gel diukur secara kualitatif. Skala yang digunakan untuk pengukuran gel adalah 0 = tidak berbentuk gel 1 = gel sangat lemah, yaitu bila dimiringkan gel jatuh 2 = bila tabung dibalik vertikal gel tidak jatuh 3 = bila tabung dibalik vertikal dan dihentak sekali, gel tidak jatuh 4 = bila tabung dihentak berkali –kali, gel tidak jatuh 23

14. Analisis daya cerna protein in vitro Hsu et al. 1977 di dalam Mugendi et

al. 2010 Sebelumnya, larutan multienzim dibuat dalam air destilata. Larutan multienzim terdiri dari campuran 1.6 mg tripsin, 3.1 mg kimotripsin, dan 1.3 mg peptidase per ml akuades. Larutan multienzim ini ditepatkan pH-nya menjadi pH 8.00 menggunakan NaOH 0.1 N atau HCl 0.1 N. Larutan multienzim selanjutnya disimpan dalam lemari pendingin. Sejumlah sampel disuspensikan dalam akuades sampai konsentrasi 6.25 mg proteinml. Sebanyak 25 ml suspensi sampel ditaruh dalam gelas piala kecil, kemudian diatur pH-nya menjadi pH 8.00 dengan menambahkan NaOH 0.1 N atau HCl 0.1 N. Selanjutnya sampel dimasukkan dalam penangas air 37 o C selama 5 menit sambil diaduk. Sebanyak 2.5 ml larutan multienzim ditambahkan saat penambahan enzim dicatat sebagai waktu ke nol ke dalam suspensi sampel sambil tetap diaduk dalam penangas air 37 o C. Nilai pH suspensi sampel dicatat pada tepat menit ke-10. Daya cerna protein dinyatakan dengan persamaan berikut. Y = 210.464 - 18.103x

D. ANALISIS STATISTIKA