4 Kepentingan Masyarakat Luas
a. Dengan adanya kelancaran dari proses pembiayaan yang
diharapkan akan
memperoleh adanya
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan nantinya akan menimbulkan
lapangan kerja baru. b.
Meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli.
34
Dalam hal ini seorang kreditur dituntut agar mampu untuk meningkatkan kualitas kreditnya, terutama yang masuk golongan
lancar. Sebaliknya, kreditur juga haru berhati-hati jika kondisi kredit yang disalurkan lebih banyak dalam kondisi diragukan atau macet.
Karena hal ini sudah pasti akan merugikan perbankan. Sekali lagi, prinsip kehati-hatian perlu diterapkan guna menghindari atau
meminimalkan risiko kerugian.
4. Kolektibilitas Kredit
Kolektibilitas kredit dimaksudkan untuk pengamanan dari kredit itu sendiri. Dalam pengaman kredit ini perlu diambil langkah untuk
menkategorikan kredit berdasarkan kelancarannya dan kredit yang ada dikumpulkan serta disusun berdasarkan kriteria.
Pengelompokan ini wajib dilakukan demi kelancaran tugas pengamanan fasilitas-fasilitas yang telah diberikan kepada nasabah,
34
Teguh Pudjo Muljono, Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersial, Yogyakarta, Penerbit BPFE, 1996, Cet.3, h. 59-61
sehingga sikap dan cara-cara menghadapi para nasabah pula dapat disesuaikan
dengan kelancaran
kreditnya.kolektibilitas kredit
meliputi:
35
a. Kolektibilitas A, yaitu kredit yang perjalanannya lancar
memuaskan artinya segala kewajiban angsuran utang pokok diselesaikan oleh nasabah secara baik.
b. Kolektibilitas B, yaitu kredit-kredit yang kurang lancar atau
dalam dalam perhatian khusus seperti: kredit yang selama 3 sampai 6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran-pembayaran
bunga tidak baik serta angsuran utang, pokok pun demikian pula. Usaha-usaha approach telah dilakukan tapi hasilnya tetap kurang
baik. c.
Kolektibilitas C, yaitu kredit yang tidak lancar dan telah sampai pada jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh nasabah
yang bersangkutan. Umumnya bank member kesempatan untuk berusaha menyelesaikan selam 36 bulan.
d. Kolektibilitas D, yaitu kredit bermasalah atau dikenal dengan
kredit macet. Kredit macet sebagai kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali yang tidak lancar dan
35
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2012, cet ke-10, h.133
usaha itu tidak membuahkan hasil, barulah dikatakan kredit macet.
36
Pengelompokan kredit ini dimaksudkan untuk memudahkan bank dalam melakukan pengawasan fasilitas kredit yang
diberikan dapat di ikuti secara baik.
36
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2012, cet ke-10, h.133