Jenis- jenis Risiko Perbankan Syariah

perbedaan karakteristik bisnis, software computer yang tersedia di pasar konvensional bisa jadi tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan bank syariah. Hal ini melahirkan risiko sistem yang menuntut Bank syariah untuk mengembangkan dan memakai teknologi internasional. d. Risiko Hukum Karena adanya perbedaan karakteristik akad atau kontrak keuangan, Bank syariah menghadapi risiko yang berhubungan dengan proses dokumentasi dan pelaksanaan hukum. Akibat tidak adanya standar kontrak bagi instrumen- instrumen keuangan yang ada, Bank syariah harus menyiapkan hal ini berdasarkan pemahamannya terhadap syariah, undang-undang yang berlaku, dan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan mereka sendiri. Langkanya standarisasi kontrak disertai dengan adanya kenyataan akan tidak adanya sistem peradilan untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan kontrak, telah meningkatkan risiko hukum bagi Bank syariah. 9 9 Tariqullah Khan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:Bumi Aksara,2008, h. 13 e. Risiko Penarikan Dana Perbedaan tingkat return pada tabungan atau investasi mengakibatkan ketidakpastian tentang nilai sebenarnya real value dari jenis simpanan tersebut. Perlindungan aset untuk memperkecil risiko kerugian akibat rendahnya tingkat return, mungkin menjadi faktor penting dalam keputusan penarikan dana para deposan. 10 f. Risiko Fidusia Rendahnya tingkat return Bank dibandingkan dengan tingkat return yang berlaku di pasar, juga berakibat pada munculnya risiko fidusia fiduciary risk, yaitu ketika deposan atau investor menafsirkan rendahnya tingkat return tersebut sebagai pelanggaran kontrak investasi atau kesalahan manajemen dana oleh pihak Bank AAOIFI 1999. Risiko fidusia bisa dipicu oleh pelanggaran kontrak oleh pihak Bank. Misalnya Bank tidak menjalankan kontrka dengan penuh kepatuhan pada ketentuan syariah. 11 g. Displace Commercial Risk Adalah transfer risiko yang berhubungan dengan simpanan kepada pemegang ekuitas. 10 Tariqullah Khan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:Bumi Aksara,2008, h. 14 11 Tariqullah Khan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:Bumi Aksara,2008, h. 11 Risiko ini bisa muncul ketika Bank berada dibawah tekanan untuk mendapatkan profit, namun bank justru harus memberikan sebagaian profitnya kepada deposan untuk menghindari adanya penarikan dana akibat rendahnya tingkat return.

4. Proses Manajemen Risiko

12 Gambar .2.1. Proses Manajemen Risiko Penjelasan mengenai proses manajemen Risiko dibawah ini yaitu: 1 Identifikasi dan Pemetaan Risiko 13 12 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan Pilar Kesepakatann Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ed. I Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 7 13 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan Pilar Kesepakatann Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ed. I Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 8 Identifikasi dan pemetaan Risiko kuantifikasimenilai peringkat Risiko menegaskan Profil Risiko Rencana Manajemen Risiko Solusi Risiko Implementsi Tindakan Mitigasi Pemantauan dan Pengkinian Kaji Ulang Risiko dan Kontrol a. Menetapkan kerangka kerja untuk implementasi strategi risiko secara keseluruhan. b. Menentukan definisi kerugian. c. Menyusun dan melakukan implementasi mekanisme pengumpulan data. d. Membuat pemetaan kerugian kedalam kategori risiko yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. 2 Kuantifikasi Menilai Melakukan Peringkat Risiko 14 a. Aplikasi teknik permodelan dalam mengukur risiko b. Menentukan tingkat frekuensi dan tingkat kerugian dari risiko berdasarkan data historis yang tersedia. c. Perluasan dengan memanfaatkan tolok ukur benchmarking, permodelan modelling, dan peramalan forecasting yang berasal dari luar organisasieksternal. Sumber eksternal yang dimaksud berasal dari praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan didalam industri best practices 3 Menegaskan Profil Risiko dan Rencana Manajemen Risiko a. Identifikasi selera risiko organisasi risk appetite, apakah manajemen secara umum terdiri dari: 1 Penghindar risiko risk averter 2 Penerima risiko sewajarnya risk neutral 3 Pencari risiko risk seeker 14 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan ….,h. 8 b. Identifikasi visi strategik strategic vision dari organisasi, apakah organisasi berada dalam visi: 1 Agresif yang terobsesi untuk mengejar peningkatan volume usaha serta keuntungan sebesar-besarnya untuk mendukung pertumbuhan. 2 Konservatif yang ingin menjaga kelangsungan usaha pada situasi aman dengan volume usaha dan keuntungan yang stabil. Penghindar risiko tidak bersedia menerima risiko dengan tingkat tinggi. Sebaliknya, pencari risiko bersedia menerima risiko tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Visi strategik yang agresif bersedia menerima risiko tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi.Visi ini biasanya diterapkan pada organisasi yang berada dalam tahap pertumbuhan.Sebaliknya, visi stratejik yang konservatif tidak bersedia menerima risiko dengan tingkat tinggi.Biasanya organisasi pada tahap konservatif adalah organisasi yang telah mapan dengan aktivitas yang stabil. 4 Solusi RisikoImplementasi Tindakan terhadap Risiko 15 a. Hindari Avoidance: keputusan yang diambil adalah tidak melakukan aktivitas yang dimaksud. Misalnya 15 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan Pilar Kesepakatann Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ed. I Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 15