17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Manajemen Risiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Menurut Herman Darmawi, “Manajemen risiko
merupakan suatu usaha untuk mengetahui menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan
tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi
”.
1
Menurut Adiwarman A.Karim, “Manajemen risiko
adalah mengidentifikasi,
mengukur, memantau
dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat
risiko yang
wajar dan
terarah, terintegrasi,
dan berkesinambungan”.
2
Menurut Ferry N. Idroes, “Manajemen Risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam
indentifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang
berlangsung pada setiap aktivitas atau proses”.
3
Menurut Bank Indonesia, “Manajemen Risiko adalah
serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan
risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank ”.
4
2. Penerapan Manajemen Risiko islami dan Al-Quran
Risiko bukan merupakan kekhususan yang terdapat hanya pada sistem keuangan Islam saja. Risiko ada pada semua
sistem keuangan, yakni risiko-risiko yang berkaitan dengan
1
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, Jakarta: PT. Bumi Aksara,2006, h.17
2
Ir. Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2010, Ed.4, Cet.7, h. 255
3
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan Pilar Kesepakatann Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Ed. I
Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 5
4
Robert Tampubolon, Risk Management, Manajemen Risiko Pendekatan Kualitatif
uang pemerintah fiduciary money, fluktuasi nilai tukar dan suku bunga, kredit macet, kegagalan operasional, bencana
alam, kejahatan orang lain, kelemahan manajerial dan lingkungan. Sistem keuangan islam pun terekspos juga pada
risiko-risiko tersebut.
5
Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat Al-Baqarah ayat 279:
Artinya : Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba, Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. dan jika kamu bertaubat dari pengambilan riba, Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya
dan tidak pula dianiaya.
Kedua, adanya kepuasan bahwa ketentuan ilahiah tersebut didasarkan pada upaya membantu mewujudkan tujuan-
tujuan kemanusian, di antaranya adalah keadilan, simak firman Allah SWT. Dalam surat Al-Hadiid ayat 25:
5
Prof. Dr. Veithzal Rivai dan Rifki Ismail,S.E. Islamic Islamic Risk Management For Islamic Bank. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2013, h. 220-
222.