Proses Mitigasi Risiko Mekanisme pengajuan Pembiayaan KPR Griya iB Hasanah BNI

Risk Acceptance Criteria 30 Keterangan Debt Service Ratio DSR  Maksimum DSR adalah 40 sudah termasuk untuk mengcover kewajiban kepada kreditur atau kewajiban lain.  Maksimum DSR dapat lebih besar dari 40 sepanjang hasil scoring accept dan kententuan LTV tidak lebih dari 70 untuk KPR dari non developer secondary market atau 80 untuk KPR dari developer primary market, serta calon debitur diyakini masih memiliki kemampuan untuk membayar angsuran dengan ketentuan sebagai berikut: a. Maks DSR 45 jika penghasilan minimum 5 juta perbulan. b. Maks DSR 50 jika penghasilan minimum 10 juta perbulan c. Maks DSR 55 jika penghasilan minimum 20 juta perbulan. d. Kewenangan memutus DSR tersebut mengacu kepda limit kewenangan masing- masing pejabat kewenangan. Loan To Value LTV  Maksimum 80 coverage ratio agunan minimum 125 untuk pembelian dari developer primary market.  Maksimum 70 coverage ratio agunan minimum 143 untuk pembelian dari developer secondary market. Agunan 1. Jenis agunan yang dapat diterima a. Rumah tinggal b.Rumah toko ruko c. Rumah kantor 30 Pedoman Standar Operasional Prosedur BNI Syariah 2009 d.Rumah susun atau hunian apartement 2. Status agunan a. Sertifikat hak milik SHM b. Sertifikat hak guna bangunan SHGB dengan masa sisa masa berlaku SHGB pada saat kredit jatuh tempo minimum 2 tahun. 3. Nilai agunan diperoleh dari: a. Hasil penilaian agunan yang dilakukan oleh bank atau independent appraisal rekanan bank yang telah direview oleh bank berupa nilai pasar sebelum safety margin. b. Price list sesuai dengan surat pemesanan =harga tanah dan bangunan- discount bila ada+ppn Penetapan nilai agunan yang dipergunakan sebagai dasar prhitungan LTV berupa price list hanya dapat dilaksanakan untuk pembelian rumah tinggal, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, apartemen yang dibeli dari developer tertentu jika memenuhi ketentuan. 4. Agunan harus diatasnamakan calon debitur suami atau istri debitur. 5. Kondisi agunan. a. Memiliki izin mendirikan bangunan IMB b. Memliki bukti setoran pajak bumi dan bangunan PBB tahun terakhir c. Lebar jalan minimum 3 meter. d. Bebas dari banjir e. Tidak berada dibawah jalur tegangan tinggi f. Tidak berlokasi tusuk sate. g. Tidak dalam sengketa. Limit pembiayaan Jangka waktu 1. Minimum 50 Juta 2. Maksimum 5 milyar 4. Maksimum 15 tahun untuk pembelian rumah tinggal 5. Maksimum 10 tahun untuk pembelian rumah toko, rumah kantor.

C. Analisis penerapan pelaksanaan manajemen risiko

Proses manajemen risiko merupakan sistem yang komprehensif yang meliputi penciptaan lingkungan manajemen yang kondusif, memelihara pengukurun risiko yang efisien, proses mitigasi dan monitoring, serta menciptakan sistem kontrol internal yang memadai. Penerapan manajemen risiko di Bank BNI Syariah telah sesuai dengan PBI NO 1323PBI2011 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah dan berdasarkan standar operasional prosedur yang diterapkan oleh BNI Syariah KC Fatmawati, sebagai langkah untuk meminimalisir terjadinya risiko pembiayaan.Secara struktural kegiatan manajemen risiko perusahaan berada dalam wilayah tanggung jawab direktur risiko dan kepatuhan yang membawahi satuan kerja manajemen risiko yakni divisi manajemen risiko.Divisi manajemen risiko bertindak secara independen terhadap divisi atau unit yang menjalankan fungsi bisnis atau operasional. 31 Untuk membantu pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko. Bank BNI Syariah membentuk komite-komite pada level direksi terdiri dari Komite Kebijakan dan Risiko KKR, Komite Asset and Liabilities Manajemen KALMA, komite modal investasi dan teknologi serta komite sumber daya manusia. Komite pada level komisaris – direksi terdiri dari komite audit, komite Remunerasi dan Nominasi serta komite pemantau risiko. 32 Sejauh ini manajemen yang diterapkan Bank BNI Syariah sudah baik,dan sesuai dengan konsep syariah. Meskipun demikian bank BNI syariah harus lebih efektif, selektif dan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian.

1. Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko di BNI Syariah

Selama tahun 2010 Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut: 33 a. Menyusun program kerja tahunan. b. Melaksanakan rapat internal atau rapat bersama Dewan Komisaris atau manajemen. c. Mengevaluasi kebijakan dan strategi manajemen risikoyang disusun oleh manajemen. 31 http:Annual-Report-BNI-Syariah-2012 32 http:Annual-Report-BNI-Syariah-2012 33 Data Bank BNI Syariah KC Fatmawati d. Mengevaluasi laporan-laporan internal berkala dari Direksi, Divisi Manajemen Risiko, Divisi hukum, Kepatuhan dan Kesekretariatan, hasil pemeriksaan Bank Indonesia. hasil dari evaluasi laporan-laporan tersebut digunakan sebagai alat pemantau kinerja manajemen dan jika dianggap perlu, sebagai dasar rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai langkah- langkah yang perlu dilakukan Dewan Komisaris dalam melakukan tugasnya. 34 e. Melakukan kajian dan diskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rencana kerja Komite Pemantau Risiko dan mengevaluasi kinerja Komite di tahun 2010. f. Mengevaluasi proses kebijakan penyaluran pembiayaan. g. Mengevaluasi proses manajemen risiko operasional, antara lain aktivitas operasional cabang, penanganan pegawai yang terlibat kasus, fraud dan transaksi yang mencurigakan, serta operasional sistem teknologi. h. Membuat rekomendasi dan memberikan masukan kepada Dewan Komisaris antara lain yang berkaitan dengan kebijakan prosedur pembiayaan; organisasi manajemen risiko BNI Syariah dalam menerapkan Four eyes Principle dalam proses persetujuan pembiayaan. 35 34 Data Bank BNI Syariah KC Fatmawati 35 Data Bank BNI Syariah KC Fatmawati